1.KENZ!E

23 5 1
                                    

siang dimana sang surya menampakan dirinya lebih jelas dan menyinari bumi dengan sinarnya, di situlah keringat-keringat manusia bercucuran. Terlebih dari itu, disisi lain segerombol laki-laki berseragam putih abu satu persatu, menaiki pagar besi pembatas area sekolah.

"Buruan."
"Motor gue Lo parkir mana Zra ." siswa bername tag Eza Glarenth
lelaki dengan berparas tampan,namun aga bandel itu sedang mempertanyakan motor kesayangannya kepada Rezra yang pagi tadi di parkirkan oleh temannya ini

"Di tempat biasa aman." Balasnya

Sementara itu di dalam sekolah 'SMA ADIBARATA' tempatnya di ruang kelas Xl IPA 3, Kenzie sedang memakai almamater yang berlogokan 'OSIS' dengan terburu-buru menuruni anak tangga lantai dua menuju lantai satu untuk menemui teman seorganisasinya

"Dimana?." Tanya Kenzie kepada anggota osisnya dengan nafas yang tidak teratur.

"Gerbang belakang sekolah." Jawab Gibran selaku wakil OSIS 'SMA ADIBARATA'

"Kita kesana!." Ucap Kenzie disertai anggukan oleh para anggotanya

Setibanya di gerbang belakang sekolah mereka sudah kehilangan jejak para siswa pembolos tersebut dan kini mereka pun berpencar untuk mencarinya.

"Zie gaada harus kemana lagi." ucap vidya sebari celingukan mencari para siswa tadi.

"Kayanya terpaksa kita harus keluar area sekolah gimana?." sambung Arka sembari menatap ketiga teman teman OSISnya itu.

"Kita berpencar, Gibran, Arka kalian ke arah Barat, gue sama Vidya ke arah Utara. Cari sampe dapet tu orang udah keseringan nyusahin kita,Di depan ada pertigaan kita ketemu di sana !". Jelas Kenzie diangguki oleh teman-temannya.

Tidak menyusahkan bagai mana sewaktu Minggu kemarin mereka kena amuk Bu Gendis guru BK galak , karena diantara siswa yang membolos termasuk Eza membawa kendaraan yang berknalpot
bising padahal mereka sudah di tegur habis habisan oleh anak OSIS tidak terkecuali dengan Kenzie. Bu ketos ini sangat sibuk mengurusi profosal untuk acara sekolah kedepannya, entah kenapa ia sekarang ingin sekali meluapkan amarahnya yang sedari kemarin ia pendam gegara Eza dan kawan kawan emosinya kini tidak terkontrol kan.

"Ketemu?."
"Kenzie mana." Ucap Arka

"Ada nanti nyusul, eh tuh anaknya." Vidya.

"Sebentar jangan berisik." Perintah Kenzie kepada mereka bertiga yang ada di sana.
"mereka ada di pos ronda belakang sekolah lagi makan nasi Padang kayanya gue liat tadi, gue pengen ngerjain mereka biar kapok." ucap Kenzie to the point.

"Caranya ?." Tanya Vidya
Kenzie menunjukan sekotak paku payung yang tadi dia beli untuk memasang sepanduk tata tertib kelasnya,mungkin setelah ini dia akan kena marah Danial si ketua kelas yang mengaku ketua RT itu
Tenang duit orang tua Kenzie eh tidak-tidak duit Kenziekan banyak buat apa
punya duit banyak tapi tidak mampu membeli sekotak kecil paku payung sangat menganehkan bukan?.

Kenzie menaburkan beberapa paku payung ditempat mereka berdiri sekarang, filingnya pembolos itu akan segera pulang dan pasti lewat jalan sempit ini. Kenzie selalu benar dalam memainkan Filingnya buktinya Eza dan kawanannya sudah mengendarai motor milik mereka masing masing untuk pulang dan ya mereka pulang melewati jalan berpaku itu, Kenzie dengan ketiga temannya bergegas sembunyi untuk sementara.

Dan 1,2,3...

"Lah motor gue ngapa dah gaenak gini."

" Berhenti dulu atuh woy motor urang gaenakeun juga." Eza pun merasa aneh dengan kendaraannya,Celotehan dari teman temannya membuat lelaki tampan itu heran dia bergegas mencari tau apa penyebab keanehan itu, dia melihat paku paku bertebaran dijalan yang dia lewatinya tadi
bergegas Eza mengumpulkan paku paku itu dan membuang ketempat sampah perumahan yang kebetulan dekat dengan jalan tadi.

"Mau kemana lo ? Kabur lagi ? ga cape apa di panggil bu Gendis Mulu." Tannya Kenzie keluar dari persembunyiannya

"Apa? Suka suka guelah."
"L-lo, oh elo ya yang naburin ni paku, gaada kerjaan banget Lo." Ucap Eza dengan entonasi nada yang sedikit di tinggikan.

"Kalo iya kenapa ?." Jawab Kenzie dengan nada tengil seolah menantang.

"Heh gara-gara paku payung lo itu ban motor gue sama temen-temen gue bocor, tanggung jawab !!."

"GA MA U."

"Kurang ajar,sini mana dompet Lo?."

"Lo malak gue?."

"Gue minta ganti rugi."

"Ogah, salah siapa bolos tau rasakan lo gue kerjain."

"Ya suka-suka gue lah gue yang bolos, ko lo yang rempong."

"Gue tuh kasian ke kalian semua termasuk lo Eza, kalian tuh kapan tobatnya sih bolos mulu kasian bokap nyokap kalian kerja cari duit buat nyekolahin anaknya lah anaknya di sekolah kerjaannya bolooos mulu". Ucap Kenzie panjang lebar menasehati mereka.

"Gue udah bilang dari awal. SUKA-SUKA GUE KENZIE". balas Eza dengan penekanan diakhiri kalimatnya.

" Gue tanya, di geng kalian ada peraturan ga? Pasti ada kan ? Kalo diantara kalian ada yang ngelanggar aturan itu ketuanya bakal marah ga?." Tanya Kenzie dengan entonasi nada suaranya meninggi.
('ga tinggi-tinggi amat sih')

"Pastilah marah, ketua mana sih yang kaga marah peraturannya di langgar, emang iya manusiawi tapi ini ngelangganya sering". Gibran yang sedari tadi hanya diam saja kini berbicara seolah mengompori dengan di plototi teman-temannya Eza.

"Rumah, sekolah, jalan raya, negara, alam semesta, semua punya peraturan termasuk manusia. Gue gatu gimana kalo didunia ini gaada peraturan mungkin semuanya bakal berantakan, Kalo kalian ngga matuhin peraturan jalan raya seenggaknya kalian patuhin peraturan sekolah. dua puluh menit dari sekarang kalian ditunggu di ruang Bu Gendis!!".
Jelas Kenzie sementara yang lainnya terdiam seolah sedang memikirkan omongan ms.president sekolahnya itu.

"aturan ada untuk dilanggar__." Eza dengan wajah datar dan tatapan yang tajam membalas perkataan Kenzie.

"Eza lo itu kebiasaan melanggar mungkin ini masalah pola pikir, dimana-mana peraturan ada untuk di patuhi, tujuannya ya ga lain supaya segala sesuatu jadi lebih teratur." Mereka berdua berdebat mengenai aturan sementara yang lainnya hanya menyimak pertengkaran keduanya

"Apa?." Tanya Kenzie kepada Eza yang ternyata sedari tadi diam mematung dan menatapnya.

"Dalam hidup gue juga ada peraturannya kali, ganti rugi ban motor gue sama yang lain juga." Titah Eza

"Gue bayar cas besok".

"Gue pegang janji lo." Ucap Eza dengan penuh penekanan sedangkan Kenzie memutar bola matanya malas dan memberi kode kepada teman OSISnya untuk mengawasi mereka sampai ruangan Bu Gendis.

okay Hay readers, this is really my opinion dan ini pertama kalinya aku nulis sih so, sorry if it's bad aku masih penulis amatir guys maklumin yaa

Jangan lupa vot biar authornya makin semangat hehe
Follow akun ini juga

my ig: @_liusycha


KENZ!ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang