3. KENZ!E

13 3 2
                                    

Jam menunjukkan pukul 15.32 mobil dengan bermerekan Toyota Alphard memasuki pekarangan rumah Keluarga Mahardika dengan dibukakan pintu mobil oleh seorang supir pribadi, terulas wajah gadis remaja cantik putri bungsu dari keluarga Mahardika. Orang mana yang tidak tahu Keluarga Mahardika?Keluarga yang membangun karirnya dari nol, yang tadinya tidak mempunyai apa apa kerja bermodalkan jualan yang bisa dijual asalkan halal, dan bahkan di rendahkan oleh orang lain kini keluarga mereka mempunyai perusahaan besar dan banyak cabang di beberapa kota.

"Makasih pak". seulas senyum yang mengembang di kedua sudut bibirnya

"Sama-sama". Balas tersenyum pak Iwan selaku supir pribadi

Kenzie berseri seri memasuki rumah sederhana namun kelihatannya besar nan elegan yang di tempatinya selama enam belas tahun tidak ada yang berubah dari rumah ini semua sama seperti dahulu. Rumah yang menjadi saksi bisu jatuh bangunnya keluarga Mahardika.

"Tasnya saya bawakan ya." ucap pegawai yang ada di rumah ini.

"Ngga usah aku bisa bawa sendiri ko,mbak istirahat aja." balas Kenzie sembari di barengi cium tangan.

"Papa, mama ada dirumah?." tanya Kenzie

"Ada di ruang keluarga."

Kenzie mengaguk "Bang Biy udah pulang?." Tanyanya lagi menanyakan Kaka semata wayangnya.

"Barusan sekali sudah pulang lewat pintu belakang, mungkin sekarang sudah ada di kamarnya."

"Yaudah makasih mbak Ita." Kenzie beranjak menuju kamar letaknya di lantai dua dengan melewati ruang keluarga yang sedang di tempati kedua orang tuanya yang sedang bekerja, lebih tepatnya tuan Mahardika yang sedang bekerja, tidak dengan nyonya Mahardika. Wanita paruh baya ini lebih memilih mengurus rumah dan putra putrinya, walaupun ada banyak pembantu dirumah akan berbeda rasanya jika anak anaknya di urus oleh mereka ketimbang ibunya sendiri. Maka dari itu ibu Mahardika lebih mementingkan keluarga dari pada pekerjaan kantoran dan perbisnisan, jika bapak Mahardika ada suatu kendala atau sedang sibuk-sibuknya baru ibu terjun kedunia perkantoran dan perbisnisan.

"Udah pulang dek? Tumben telat?." Pertanyaan yang dilontarkan oleh sang ayah sangat mengejutkan Kenzie, padahal dia sudah mengendap endap tapi masih saja ketahuan.

"Eh pa,ma, iya abis dari toko buku." Jawab Kenzie dilanjut mencium tangan kedua orang tuanya.

"Mau makan sama apa dek? Mama buatin ya." Tanya sang ibu antusias sembari membuka lemari es ternyata isinya kosong, ibunya lupa bahwa seharusnya ia pagi tadi kepasar.

"Dek mama ga jadi masakin kamu, gaada bahan lupa beli, kamu ganti baju dulu mama mau kesupermarket sebentar."

" Mama gausah pergi beli bahan-bahan dapur biar aku aja, tapi mau bersih-bersih dulu ya ma, abis itu kesupermarket." Larang Kenzie sembari menaiki anak tangga yang ada dirumah.

"Yaudah , jangan lama-lama kamu laperkan."

"Iyaa."

(●●●●✿●●●●)
Supermarket~

"Mau masak apaan emang de ?." Tanya Bian kepada sang adik yang masih memilih sayuran sayuran segar yang tersimpan di raknya masing masing

"Bingung." Kenzie menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Bikin yang simpel aja kali, gausah ribet-ribet."
"Kamu lanjut pilih-pilih aja,abang angkat telepon dulu" Biyan beranjak keluar dari supermarket meninggalkan Kenzie sementara untuk mengangkat telepon selulernya.

Sementara didalam supermarket..

Brukk

"Maaf gue ga sengaja, lo gapapa?." Tanya lelaki yang menabrak Kenzie tadi.

Sementara Kenzie hanya tersenyum tipis sangat-sangat tipis "gapapa." Balasnya singkat sambil menata belanjaannya yang sudah bertebaran di lantai supermarket.

"Gue bantuin ya?!." Tawar lelaki tadi.

"Gue bisa sendiri". Jawab Kenzie lagi sambil melangkah ke arah kasir untuk membayar belanjaannya tadi.










Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KENZ!ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang