2. KENZ!E

15 3 2
                                    


Jam istirahat berakhir lima belas menit yang lalu. murid-murid lain sudah masuk kedalam ruang kelasnya masing-masing, terutama Kenzie, Vidya,ILMA dan Rara. Sementara disisi lain Danial selaku ketua kelas 'Xl IPA 3' baru saja menginjakan kaki diruang kelasnya

"Dari mana aja lo baru masuk." Tanya Ilma selaku sahabat Kenzie melemparkan pertanyaan kepada Danial
si ketua kelas ngaret ini.

"Hah?gue?,oh ada panggilan alam dulu tadi".

"Boker atau nyebat nih ?." Goda Rara.

" Ya bokerlah masa iya nyebat bisa di ceramahin  habis-habisan gue sama bu Gendis, apalagi buketos." Ucap Danial dengan lirikan matanya tertuju kepada Kenzie.

Sementara dibarisan kedua bangku tengah, Kenzie menutup buku yang telah dia baca dan memperhatikan kegaduhan yang dibuat teman-temannya tadi di depan kelas, lumayan lah untuk menghibur dirinya yang masih pusing dengan pelajaran Fisika yang dibawakan Bu Rahma walikelasnya.

"Ucapan lo jujur ga." Tanya Vidya sambil mematikan benda pipih yang di genggamannya.

"Ya jujur lah sejak kapan seorang Danial yang ganteng ini bohong." Jawab sang ketua kelas

"Ya bisa ajakan, soalnya kita ga harus ngeliat tampang liat aja kesehariannya." Ucap Ilma dengan menatap mata Danial seolah mencari kebenaran.

"Pas kemaren-kemaren sih gue banyak bohongnya, tapi sekarang ga sering kok." Danial tersenyum dengan wajah tanpa dosa memamerkan giginya.

"Hey para sistah ada apa ini,ngumpul kok ga ngajak gue,  kitakan friend." Pria ini adalah Adi,  salah satu siswa Xl IPA3.

"Sorry, emang kita kenal?." Guyon Rara.

"Parah lu, abang sendiri kaga kenal."
"Bay the way bau asap ga sih." Sambung Adi dengan hidung yang mengendus.

Di keadaan kelas yang riuh, sengaja atau tidak pak Dudung melewati kelas Kenzie, dia adalah tukang bersih-bersih toilet pria di sekolah ini 'SMA ADIBARATA'.Pasti dia baru saja membersihkan area di sana, dan tanpa di sengaja Kenzie menghentikan langkah pak Dadang untuk menanyakan yang ia dan temannya  bicarakan tadi mengenai Danial. Seolah mengintrogasi.

"Barusan bapak habis bersihin toilet sebelahkan?."

"Iya neng benar,kenapa ya?" Tanya pak Dudung bingung.

"Ada nyium bau asap rokok gak pak?"
Tanyanya lagi.

"Ngga tuh neng, tadi pas bapak bersih-bersih ada satu siswa sepertinya buang air besar, kentutnya bau pisan seperti makan pete atuh ya meledeuk, tapi tidak tau siswa yang mana." Jelas pak Dadang

"KENZIE ITU GUE BODOH!!." Danial dengan kesal menjitak pelan kepala Kenzie sang empunya meringis begitu saja.

Setelah pak Dudung pergi dari area kelas tadi,Danial menatap kawan-kawannya dengan kesal dia seperti bocah merajuk kepada sang ibu, mulutnya manyun seperti bebek.

"Danial udah dong jangan ngambek,mulut lo kaya bebek kalo manyun tau". Rayu Vidya mencolek dagu Danial, sementara Danial memutar bola matanya jengah.

"Ah baperan lo". ucap Adi.

"BAPERAN-BAPERAN GUE MALU, GUE MALU PUNYA TEMEN MACAM KALIAN SEMUA". Balas Danial.

"Lah emang kita temenan ya? baru tau gue". Sahut salah satu murid yang ada di kelas itu.

" Kaga bakal gue teraktir mie ayam pak Wahyu lagi lo pada".

" Serius amat bang hidupnya". Ucap Rara sambil menyenggol lengan lelaki jangkung itu.

"Tau tu, jangan serius-serius kadang yang serius suka ninggalin". Ceplos Vidya.

"Udah-udah maafin kita ya paketu, lo sih  asik buat di jahilin". Kenzie terkekeh melihat muka temannya yang daritadi cemberut.

"Kalian sebagai rakyat gue jangan gitu lah". Balasnya lagi .

"Enak aja Kita-kita ini bukan rakyat lo ya!!". Ucap Adi sambil menoyor dahi Danial.

"Heh!! Nih ya ibaratkan kalo di dunia politik itu. Kapsek itu presidennya, kesiswaan sebagai menteri pendidikan, TU menteri badan usaha milik negara, pembina OSIS menteri hukum dan hamnya, walikelas ibu Rahma apa ya? Ah gubernur, Kenzie kepala desa sabi lah ya". Ucap Danial panjang lebar.

"Terus lo jadi apa? Tanya Ilma dengan wajah polos.

"Nah kalau gue sebagai RTnya dan kalian rakyat-rakyat gue". Balas Danial di sambung gelak tawa seisi kelas.

"Heh jangan berisik! Kita di kasih tugas tau, Adi keperpus ambil buku Kimia di suruh Bu Mirna". Nandanan bisa juga dipanggil Nanda dia menjabat sebagai sekretaris di kelas Xl IPA 3 itu tengah berdiri di depan pintu sambil membawa dua pasang sepidol hitam yang telah dia isi terlebih dahulu.

"Ah elah baru aja gue mau pidato sebagai RW". Adi menggerutu

 



JANGAN LUPA VOT🤗

KENZ!ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang