00:03 𝓕𝓸𝓻𝓮𝓿𝓮𝓻 𝓛𝓞𝓥𝓔 𝓨𝓞𝓤

3.4K 407 38
                                    

MewGulf.

...

S A M P A I   pada puncaknya—Gulf mungkin akan mendapatkan banyak masalah setelah ini, namun tetap diam tanpa tau apa-apa juga tak mengenakkan. Setidaknya ia harus mendapatkan kejelasan meski hanya setitik.

Bukan apa-apa, hanya saja segala sikap dan tindakan Mew mulai tak lagi logis ternalar oleh otaknya.

Bayangkan saja, selama acara makan malam terlaksana, Mew seakan tak bernafsu mengajaknya berbicara. Jangan kan berbicara memandangnya pun tidak! Mew lebih sering menimpali semua guyonan yang Art utarakan. Menyahuti pertanyaannya dengan jawaban singkat dan padat. Jelas itu bukan lagi arti lelah karena pekerjaan kantor, bukan? Terlepas dari semua acara makan malam, saat pulang pun ia harus merasakan cubitan yang menyakitkan di hati!

Mew dengan tanpa permisi memilih pulang dengan Art dengan mobil pribadinya. Berkata pada Thanya untuk mengantarkannya pulang dengan mobil keluarga Jongcheveevat.

Mengapa bukan Art saja yang naik mobil keluarga Jongcheveevat dan ia yang pulang dengan Mew? Tapi demi Tuhan, ia masih tetap berusaha berfikir positif meski ingin menangis!

Tepat ketika ia dan Mew sudah memasuki apartemen, ia mencekal pergelangan tangan Mew lekas.

Phi, bisa kita bicara sebentar?”

“Aku lelah.”

Demi Tuhan hanya sebentar! Mengapa Mew selalu menimpali segala perkataannya dengan kata-kata itu?! Lelah setelah mengantar Art pulang, begitu?

“Hanya sebentar, phi. Sebentar saja.” Melihat wajah Mew yang lebih santai Gulf melanjutkan. “Apa phi ada masalah?”

Mew mengernyit tiba- tiba. “Masalah? Masalah apa?”

“Maksudku mengapa sikap phi menjadi seperti ini?” Gulf menarik nafas panjang. “Seolah-olah phi mulai mengabaikan ku. Ada apa, phi?”

“Jangan berbicara aneh-aneh, Gulf.”

“Lalu apa hubungan phi dengan lelaki bernama Art itu?”

Terkekeh hambar, Mew menatap Gulf sungguh-sungguh. “Apa kau tak mendengar perkataan ku saat di restoran tadi? Art adalah sekertaris pribadiku.”

Phi—mengapa aku merasa bahwa sikap phi semakin berubah setelah phi masuk ke dunia perusahaan?”

“Itu hanya perasaanmu saja.”

“Katakan, phi. Pasti ada sesuatu yang phi sembunyikan. Sikap adalah sesuatu hal yang sulit di pengaruhi.”

Keras kepala. Mew membatin. “Apa yang kau ingin dengar? Ketahuilah Gulf bahwa aku sudah bosan denganmu.”

Deg!

Bosan? Haha—apa Mew pikir ia tak lebih hanya sebuah barang?! Begitu?!

“B-bosan?”

“Kau yang memaksaku untuk mengatakannya bukan? Aku juga tak ingin memendamnya lebih lama lagi.” Mew menarik lengannya dari genggaman Gulf. “Dengar Gulf, aku dan Art memang memiliki hubungan spesial. Kami adalah sepasang kekasih sekarang. Aku mencintainya sejak kali pertama berada di perusahaan.”

Dunia perkuliahan dan perusahaan sungguh berbeda sampai seratus delapan puluh derajat. Pesona Art di dunia perkantoran mampu menarik sisi cinta Mew yang lain. Kesederhanaan Gulf menguap begitu saja, tergantikan oleh kepribadian gemilang yang Art punya.

Gulf terdiam. Kedua iris hazel gelap itu memerah. Tangisnya pecah tanpa suara. “M-mengapa, phi? M-mengapa?”

“Maaf Gulf. Aku seharusnya mengatakannya lebih awal.”

𝐅𝐨𝐫𝐞𝐯𝐞𝐫 𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐘𝐎𝐔 [𝑀𝑒𝓌𝒢𝓊𝓁𝒻] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang