00:11 𝓕𝓸𝓻𝓮𝓿𝓮𝓻 𝓛𝓞𝓥𝓔 𝓨𝓞𝓤

5.9K 431 22
                                    

MewGulf.

...

Bagaimana takdir berjalan itu adalah kehendak Tuhan.

Waktu telah menunjukkan suasana pagi. Namun, keadaan masih cukup terbilang gelap, sebab kabut tebal dan awan mendung tengah menguasai langit dan menutupi matahari dengan sempurna.

Apakah akan turun hujan? Sepertinya.

Tak ada kicau burung, dan segala hingar bingar aktifitas kota. Sepi jauh lebih memperburuk keadaan wajah-wajah murung dua orang yang tengah menunggu sebuah kepastian.

Mereka saling merengkuh dan memberi kekuatan, dengan keadaan nyonya Jongcheveevat yang penuh linangan air mata.

Sedangkan tuan Jongcheveevat hanya sanggup menguatkan sang istri dengan bisikan-bisikan penenang—meski ia yakin, bahwa tak banyak membantu. “Inilah yang terbaik.”

Dan nyonya Jongcheveevat semakin meraung dalam gagu. Ada hati seorang ibu yang hampir mati hari ini.

“Tuhan selalu punya rencana yang terbaik.” Suara Tuan Jongcheveevat terdengar sendu, karena lelaki paruh baya itu pada akhirnya juga menangis.

Sudah sejak subuh dan keadaan tetap seperti ini. Ruang operasi di sana tak kunjung memberi ketenangan.

Tap!

“Keluarga Jongcheveevat.”

Pada akhirnya suara yang amat di tunggu-tunggu terdengar juga.

Tuan dan nyonya Jongcheveevat dengan serentak menegakkan tubuh, menghadap seorang tenaga medis di depan pintu.

“Saya dokter.”

Dokter laki-laki itu menurunkan masker sekilas, kemudian memberi anggukan. “Operasinya berjalan lancar.”

Terdengar amat membahagiakan—sekaligus menyakitkan!

“Terima kasih ya Tuhan.”

Nyonya Jongcheveevat tersenyum dengan derai air mata. Setelah dokter itu berpamitan dan berlalu pergi, tubuh wanita cantik itu luruh menghantam lantai marmer rumah sakit dan mulai meraung. “Hiks, anakku! Anakku!.”

“Pengorbanannya tak sia-sia sayang.”

Proses operasi tranplantasi jantung yang berjalan lancar, sungguh sangat membahagiakan—harusnya nyonya Jongcheveevat berbahagia saat ini, bukan malah tersedu hingga terlihat menyedihkan.

“Anakku, hiks. Anakku Gulf.”

——satu buah hatinya kesayangannya berhasil hidup, atas pengorbanan kesayangannya yang lain.

Itulah yang menyesakkan!

“Mew! Hiks, maafkan mae. Tetaplah kuat sayang.” Proses kehidupan baru Thanya yang jelas harus dibayar dengan harga mahal. “Bagaimana perasaan putraku, hiks?”

“Jangan menecewakam pengorbanan Gulf, sayang.”

“Aku harus bagaimana?! Hiks, aku mengkhawatirkan keadaan Mew.”

Nyonya Jongcheveevat meraung, dalam hati terus mempertanyakan kondisi sang putra—keadaan emosi Mew.

•••

TENTU SAJA HANCUR!

Di hadapannya tersuguh pandangan menyakitkan—sama rasanya ketika jantung di tusuk sebilah pedang secara tiba-tiba.

Mew berduka.

Hampir gila, dan tak mempercayai kenyataan!

Mempercayai kenyataan—BAHWA GULF SUDAH TIADA!

𝐅𝐨𝐫𝐞𝐯𝐞𝐫 𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐘𝐎𝐔 [𝑀𝑒𝓌𝒢𝓊𝓁𝒻] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang