Lidah

1.3K 167 33
                                    

Bocah berusia 14 tahun itu duduk memangku toples kue coklat dipahanya, ah ia bukan lagi bocah. Mari kita ubah menjadi remaja tanggung. Jemari tangannya tetap lihai menari diatas permukaan benda pipih berwarna hitam itu. Mulutnya terus mengunyah kue manis yang memang digemari banyak umat tersebut.

10 menit yang lalu ia masih duduk tentram memainkan gamenya, hingga lelaki itu muncul dan mengganggu kesenangannya.

"Hei bocah bagi kuenya." Pinta pria itu yang kini duduk disampingnya. Jemari yang lebih besar darinya itu menoel-noel bahunya menggoda.

"Ambil saja jangan mengangguku." Sahut Gulf sabar. Remaja tanggung itu bernama Gulf, Gulf Kanawut. Kelas 2 Junior High School, sangat hobi bermain game ponsel.

"Susah ngambilnya, suapin dong." Goda Mew sembari tetap menoel-noel bahu Gulf. Mew adalah tetangga Gulf yang sudah kuliah di tahun kedua. Umur mereka terpaut enam tahun.

Gulf menurut, tangan kanannya mengambil coklat dan menyuapi Mew. Ia juga kembali memakan coklatnya karena yang dimulutnya sudah habis. Tanpa melepas pandangannya dari layar ponsel. Gulf menuruti Mew dengan harapan tetangga bodohnya itu pergi dan tak mengganggunya lagi.

Mew seperti tak puas dan kembali mengganggu Gulf. "Hei main apa? Lihat dong~"

"Jangan mengganggku ya! Aku mau-

Krrkk

-huaaaa! Hidah hu hahiiitt!!" Jerit Gulf karena saat memarahi Mew tadi ia tak sengaja menggigit lidahnya sendiri. Karena juga ia tadi sedang mengunyah jadinya lidahnya tergigit.

Mew yang melihat Gulf histeris pun menjadi panik. Dengan segera ia mengangkat Gulf ke pangkuannya, kini mereka berhadapan.

"Ssttt jangan menangis. Coba aa, lalu julurkan lidahmu." Mew menepuk sayang puncak kepala Gulf.

Gulf menatap Mew berkaca-kaca dan membuka mulutnya, lalu menjulurkan lidahnya. "Huhuu hakit."

Mew tersenyum maklum. Lidah Gulf yang masih dilumuri coklat sisa kunyahannya tadi tampak meleber, dan jangan lupakan lidah yang bergetar menahan sakit itu.

Langsung saja Mew ikut menjulurkan lidahnya. Manis, pikir Mew.

Sedetik kemudian Mew melahap lidah Gulf. Menghisap lidah kecil manis itu ke dalam mulutnya. Memainkan lidah itu mengajak menari.

Bola mata Gulf membulat. Ia mencoba mendorong Mew namun tak bisa. Dan lama kelamaan ia merasa nyaman. Nyeri pada lidahnya berkurang dan menyisakan rasa enak pada lidahnya. Ia tak menyangka ada obat yang bisa langsung membuat lidahnya normal saat tak sengaja tergigit. Dan Mew adalah obatnya! Ini trobosan baru.

"Ngahh mphh."

Mendengar desahan Gulf, Mew sontak melepaskan kulumannya. Gawat ia terbawa suasana!

Mata Mew menatap takut kearah Gulf yang kini menatapnya eum kagum?

"Phi Mew kenapa dilepas? Enak aku suka." Celetuk Gulf polos. Mew kembali kaget akan penuturan Gulf. Ya tak heran memang karena walaupun usia nya sudah remaja tanggung, Gulf hanya tertarik pada game. Bahkan ponsel bocah ini tak di privasi seperti banyak remaja umumnya.

"Err sudah tidak sakit lidahnya?"

"Iya sudah hilang. Tapi aku mau lagi. Aa Phi isap lagi." Gulf kembali menjulurkan lidahnya sembari menarik leher Mew mendekat, bahkan bibir Mew menyentuh sedikit lidah nakal Gulf.

Cup

Mew hanya mengecup lidah itu sembari menghisapnya sebentar. Lalu menggendong Gulf dipundak ala karung beras.

Plak

"Aw sakit Phi bodoh!" Jerit Gulf saat tangan besar Mew menepuk bokongnya cukup keras.

"Makanya jangan nakal. Sudahlah ayo pulang sebentar lagi gelap." Ujar Mew sembari memasukkan ponsel Gulf ke kantong celananya, lalu membawa toples kue Gulf ditangan kirinya. Sementara tangan kanannya menahan Gulf yang ia gotong.

"Aku tidak nakal! Turunkan aku Phi!"

"Tid- aw! Jika kau masih menarik rambutku kau akan ku lempar ya!"

"Uh jahat!"

Gulf akhirnya menurut dan tidak lagi menarik rambut Mew. Mew tersenyum melihat tetangganya yang menurut. Ah Mew jadi ingin bercium- ah mengobati Gulf lagi maksudnya. Jika lidahnya kembali sakit.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

E N D































O M A K E

Malam ini Gulf tengah makan malam bersama keluarganya. Hanya bertiga karena sang kakak tengah dikampus.

"Aw! Huaaaaa hidah hu hahiit!" Jerit Gulf tiba-tiba karena lidahnya tergigit.

"Eh? Tunggu minum dul- hei mau kemana?!" Tanya Mae cukup keras karena Gulf langsung berlari ke arah pintu utama, ingin keluar.

Gulf berhenti di pintu, lalu berbalik. "Hi Mhew. Hanthi dihitsap hi Mhew dhan hembuh. Akhu ke humah hi Mhew duhu Mhae, Pho." (Phi Mew. Nanti dihisap Phi Mew dan sembuh. Aku ke rumah Phi Mew dulu Mae, Pho."

Orangtua Gulf tercengang cukup lama. Walau pengucapan Gulf tak jelas, namun mereka masih bisa menangkap maksud sang anak.

"MEW SUPPASIT KAU APAKAN ANAK KU HAH?!" Amarah Pho meluap dan langsung berdiri, hendak menyusul sang anak.

"Eh? Pho mau kemana?!" Mae yang kembali sadar karena teriakan sang suami pun ikut berdiri.

"Ke rumah Jongcheveevat tentu saja! Mereka harus bertanggung jawab untuk menikahkan Mew dengan Gulf! Kesucian anakku sudah diambil Mew!" Pho langsung pergi menghilang di balik pintu.

"Hah?! Oi Pho tunggu!!"

Ah mungkin benar Mew akan menikahi Gulf, tapi sebelum itu mungkin ia akan terkena olahraga kecil-kecilan dari Pho Gulf.

Poor Mew.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

E N D   of   O M A K E







Bhakkk maapin kerandoman Joy up pagi ini🤣

Selamat pagi semuanya. Adakah yg ujian pagi ini? Adek Joy yg SMA lagi ujian nih, daring byasalah.
Semangat yah untuk semuanya❤️

Udah pada liat Gupi sama Phi Mild maren kan? Gupi kek anak bocil TK weh gumus banget😭🔫 pokonya kalo ama Phi Mild udah klop banget itu🤤

Juga tadi malem di temenin Phi Mew live ye kan🤭 "Apa kabar sayang?"
Mleyot mlehoi ga tuh🤤



Terima kasih yang udah baca, vote, komen dan bahkan follow Joy❤️

See ya❤️


Suppasit - KanawutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang