Akhirnya HCl bisa bernafas lega karena setelah menempuh perjalanan yang cukup dekat namun terasa jauh seperti hatinya yang tak dapat direngkuh.
Eum. Ok.
HCl merasa perjalanan ke arah suara keramaian sangat jauh. Gimana tidak? Seandainya kamu tiba-tiba diputuskan saat sedang sayang-sayangnya...
Baiklah, makin aneh lagi.
Perjalanan singkat. Namun terasa jauh dirasakan oleh Heksana. Menurutnya perjalanan terasa jauh karena masih terkejut setiap berpapasan dengan orang-orang yang melewati atau dilewatinya. Semacam sedang berada di film fantasi. Mari cari letak kameranya.
Ditambah dengan secepat cahaya dia bisa masuk ke —dalam cermin— negeri antah berantah ini. Masih enak cerita di novel yang pernah dia baca. Sih pemeran utama udah baca novelnya duluan. Jadi sedikit paham mengenai alur ceritanya. Lah? Ini dia malah tak tau apa-apa. Baru sentuh, udah dibawa ke negeri antah berantah tanpa persiapan apa-apa.
Seakan cermin marah dan berkata:
'ih.. ngga suka! Gehlayy!!!'Makanya tanpa tedeng aling-aling, cermin langsung menghempaskan HCl ke dalam negeri tersebut.
"Akhirnya aku keluar dari pinggir hutan itu dan melewati para makhluk aneh." Keluh Heksana setelah melihat pasar yang ada di depannya. Baiklah, mari kita koreksi kembali ucapan Heksana. "Ini seperti lihat pacar selingkuh, malah dia yang putusin."
Itu perumpamaan yang sangat aneh.
Ternyata 'manusia-manusia' yang dia temukan di,,, kita bisa menyebutnya pasar jika di dunia manusia ——sesungguhnya. Jika dipinggir hutan tadi dia menemukan werewolf, maka disini dia melihat beragam bentuk telinga, hidung, dan sebagainya. Ada yang memiliki telinga runcing, seperti telinga kurcaci di film snowhait. Ada pula yang memiliki taring panjang, seperti vampir? Atau itu gigi gingsul? Mari berpikiran positif bahwa itu vampir.
Bukan hanya itu saja. Barang dagang disini pun aneh. Heksana melihat-lihat kanan-kiri para pedagang yang menjajakan dagangannya. Ada yang menjual darah manusia? Maybe, that's animal blood. Seperti tadi, mari berpikiran positif.
'Ck. Bodo amat dah mau jual apaan. Mending planga-plongo aja' batin Heksana Chloridania anak ibu Forestia dan bapak Heptana Cis.
Nama anak unique, nama emak and babeh juga unique dong. Biar kelihatan bukti anak kandung itu.
"Permisi. Boleh bertanya nama tempat ini?" Tanya Heksana saat melihat seorang kakek tua dengan dagangan barang antik.
Kakek tua tersebut hanya diam dan bergumam lirih, "रानी "
(dibaca: raanee)Wajah dungunya Heksana menguar. Bingung,,, dan ntahlah dia tidak tau menggambarkan emosional dirinya. Ditanya apa, dijawab apa. Mana pake bahasa werewolf kali, ya.
Heksana mencoba bertanya sekali lagi. Mencoba peruntungan.
"Maaf, kek. Saya bertanya nama tempat ini."Kakek tua tersentak dari lamunannya. Kemudian menjawab dengan senyuman terpantri di wajah tuanya.
"Ejdnisneksk"
Baiklah, Heksana sudah mulai kesal. Dia tak tau apa yang kakek itu bicarakan. Yang terdengar malah seperti usnsksoshsb.
Namun, Heksana tidak patah semangat. Dia mencoba peruntungan sekali lagi. Menoleh ke kanan-kiri, pandangan HCl jatuh kepada —yang iya yakin alat tulis jaman dahulu. Kertas dan tinta dengan bolpoin bulu unggas. Harimau, maybe? Heksana dan pikiran anehnya. Sejak kapan harimau itu unggas? Biarkan sajalah.
Heksana menulis dengan kaku. Karena baru pertama kali mencoba menulis dengan menggunakan alat tulis tersebut.
Nama daerah ini? Tulis Heksana di atas kertas tersebut.
Wow!
Heksana berdecak kagum melihat tulisannya berubah menjadi huruf-huruf yang dia tak mengerti. Seakan mengerti bahwa kertas tersebut mengubah tulisannya dengan bahasa daerah ini. Lalu sang kakek melihat dan menuliskan jawaban dari pertanyaan Heksana. Kemudian menyodorkan kertas itu ke tangan Heksana. Dan lagi, kertas tersebut mengubah tulisannya menjadi bahasa yang dimengerti Heksana.
शांत (dibaca: shaant)
Artinya: TenangNama daerah yang aneh. Namun cukup pas. Karena daerah ini tenang. Seperti saat kita pergi ke desa mengunjungi nenek. Bedanya di sini tidak ada sawah, tapi memiliki sungai yang sangat jernih. Bahkan Heksana bisa berkaca di air itu. Kenapa bisa tau? Karena Heksana sempat melihat sungai tersebut sebelum tiba di pasar ini.
Heksana pamit dengan menulis ucapan terimakasih kepada sang kakek dan tidak lupa mengucapkan sampai jumpa.
Saat akan pergi, sang kakek menepuk pundaknya. Kemudian menyodorkan alat tulis tersebut seakan berkata agar mempermudah dirinya dalam berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya.
Menerimanya dengan senyuman tulus, setelah itu Heksana pergi mengikuti kedua kaki melangkah.
Tak sengaja Heksana melihat dari kejauhan sebuah bangun megah, kokoh, dan sangat indah dari tempatnya berdiri sekarang ini. Bangunan tersebut terletak di atas bukit, seperti sedang mengamati aktivitas masyarakatnya. Dari jauh saja bangunan itu sudah terlihat besar. Apalagi jika dilihat dari dekat.
Tak tau mengapa, Heksana malah melangkahkan kaki ke bangunan tersebut. Namun berhenti sejenak untuk bertanya kepada salah seorang wanita paruh baya dengan telinga runcing.
Heksana menuliskan di kertas ajaib apa pertanyaannya. Lalu menyodorkan kertas itu kepada wanita paruh baya.
Dia terkejut membaca jawaban yang diberikan oleh wanita paruh baya tersebut.
****
Masih santai.
Jadi jangan lupa Vote, comment, and share this story.
Thanks
See you later, guys.
Medan, 7 Juni 2021
Gaaa11
KAMU SEDANG MEMBACA
I Will Take You To Another World
AdventureYok, mariii ke marii!!! __________________________ Transmigrasi ke suatu daerah? Sudah biasa dilakukan manusia, bahkan hewan pun sama. Kalau Transmigrasi seperti di novel, yang pemeran utama baca novel, terus mati ditabrak tukang gulali, terus masu...