Es Krim Matcha

417 18 0
                                    

Kapan terahir kali kalian jatuh hati? Perasaan yang lebih dalam dari sekadar suka,
aku pernah mengalaminya, jatuh hati kepada seseorang yang seharunya tidak boleh kudekati.

Jumat pagi, aku dibangunkan alarmku pukul 06.00 untuk bersiap menuju kantor, hari di mana pagi terasa lebih padat dari pagi lainnya, jadi aku putuskan untuk tidak mengendarai mobil ke kantor seperti biasanya. Jadwalku biasa menggunakan kereta untuk berangkat kerja. Jam tujuh lewat dua belas menit, kereta dari stasiun Tanjung Barat biasa mengantarku sampai stasiun Sudirman, lalu kusambung dengan ojek untuk menuju tempat kubekerja.

Di kereta, ponselku bergetar. Panggilan masuk dari temanku, menghentikan lagu After Rain yang sedang kudengar.

"Halo, Bro. Udah di kantor lo?" tanya temanku.
"Belom, masih di kereta, kenaps?"
"Nanti nonton gak?"
"Engga tahu nih, kangen sih, tapi Jumat jarang tenggo" Jawabku.
"Temenin gue lah! kangen, Bro! Row satu kita entar, Bro!"
"Jam tiga sore gue kabarin deh"
"Oke deh, berkabar yes"
"Oke. Sans"

Panggilan berakhir dan lagu yang tadi kudengarkan kembali berputar. Sejenak suara lagu itu mengecil karena sebuah notifikasi masuk dari orang yang spesial bagiku. Notifikasi itu berasal dari Twitter menunjukkan tweet "Halo selamat pagi! Semangat ya! Sampai ketemu di teater hari ini.." dengan sisipan swafoto dirinya yang cantik.

Tanpa ragu aku menuju situs resmi JKT48 untuk memesan tiket pertunjukan teater Saka Agari Tim K3 malam ini. Iya, aku selemah itu. Padahal aku masih belum tahu apa aku bisa pulang lebih cepat hari ini.

Sesampainya di kantor, aku membuka to do list ku dan mengerjakan semuanya sambil berharap bisa pulang cepat kelak. Aku juga berharap semoga tidak ada rapat setelah makan siang karena hal itu adalah hal yang sangat memakan waktu. Terlambat datang dan berdiri sepanjang pertunjukkan teater berlangsung setelah seharian bekerja? Itu case yang buruk.

Waktu menunjukkan pukul 12.10. Aku turun untuk makan siang, se-porsi ayam bakar dan segelas es teh dengan sedikit gula aku pesan di tempat biasa aku makan siang. Tidak lupa aku membuka Twitter untuk mengucapkan "makan siang dulu ya maniez agar supaya...... ah kaga dah!", kukirimkan untuk orang yang menyemangatiku tadi pagi. Hingga pesananku pun tiba dan kusantap dengan lahap. Jam makan siang pun berakhir, aku kembali ke ruang kerha untuk menyelesaikan pekerjaan hari itu.

Pukul 16.28 , aku izin kepada atasanku untuk pulang lebih awal.
"Mau ke mana emang?" atasanku bertanya
"Psikolog, Bu" jawabku singkat.
"Hah psikolog? Psikolog mana? Tapi lo gapapa kan ?"
"Daerah Sudirman, Bu. Gapapa kok, mau konsul aja, lumayan murah soalnya"
"Kenapa? Lo galau? Berapaan emang?"
"Hehe butuh penyemangat aja, Bu. Kalo yang senior 120 ribu, kalo yang junior 80 ribu, masing-masing 2 jam 1 sesi, tapi ada yang sesi private mendalam, itu 35 ribu per 10 detik bu"
"Haaahh?? Muraah sih tapi aneh....." Tanya atasanku sambil mengerutkan dahi.
"Ya, pokoknya gitu deh, Bu. Boleh ya, Bu?"
"Yaudah hati-hati"
"Makasih ya bu, saya duluan."

Aku memesan ojek menuju FX Sudirman dari dekat halte di depan kantorku. Ternyata sang driver ada di situ. Aku bersyukur karena biasanya aku mendapatkan driver yang cukup jauh, memakan waktu yang cukup lama untuk menunggu.

"Lewat kabel, Pak. Biar cepet" Candaku
"Waduh kaya tupai, Bang. Kaga dah"
"Haha becanda, Pak. Yang penting cepet aja ya, Pak"
"oke sip, Bang"

Jalanan sore itu cukup padat, dengan langit yang kurang bersahabat. di atas motor aku menghubungi temanku, yang seharunya kukabari sejak jam tiga. Beruntungnya dia tidak marah dan tetap datang untuk menonton. Dia pun sudah menunggu di smoking area yang berada di lantai lima FX Sudirman sedari tadi. Entah dia cenayang atau tahu aku pasti melunak karena swafoto orang spesial yang aku lihat tadi pagi. Tak lama aku pun tiba di FX Sudirman.

Sebatas Delusi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang