Jas almamater berwarna biru navy dengan tag bernama 'Dion Asmaraloka Aditya' tergeletak di lantai rooftop sekolah menengah akhir. Dan sang empu tengah memangku gitar hitam yang ia bawa dari ruang musik. Di jam yang seharusnya sudah kembali ke rumah pria jangkung itu masih setia duduk memetik gitarnya di ujung rooftop.
"Cause baby, you look happier, you do
I knew one day you'd fall for someone new
But if he breaks your heart like lovers do
Just know that I'll be waitin' here for you"Suara bariton Dion mengalun indah di udara rooftop sore itu, ditemani senjani yang akan beranjak pulang keperaduan. Sudah waktunya juga Dion untuk pulang.
Dion mulai memasukan gitarnya kedalam tas gitar, memakai almamaternya, menyampirkan tas sekolah dipunggungnya, pula gitarnya ia sampirkan di pundak kanannya. Ia berencana membawa gitarnya pulang karna sudah seminggu ia titipkan di ruang musik.
♡︎♡︎♡︎
Sore menjelang gadis berambut hitam legam nan panjang itu masih setia duduk di halaman rumah sambil menggulir berbagai sosial media yang dia punya. Elraya Akasia namanya. Dengan nama Raya ia di sapa banyak orang, ia baru saja sampai di rumah barunya tadi pagi, dan saat ini ia telah menyelesaikan berbagai tugas untuk merapihkan rumah barunya.
"Permisi" suara itu menginterupsi Raya untuk mengalihkan pandang dari ponsel yang dipegangnya.
"iya" balasnya seramah mungkin kepada seorang wanita paruh baya yang memegang semangkuk makanan entah apa namanya dan berdiri di depan pagar rumah putih itu.
Lantas Raya membukakan pagar hitam yang setinggi bahunya.
"Hai, jadi ini tetangga barunya" sapa wanita itu
"halo tante, namaku Raya" jawab Raya kepada tetangga barunya
"Nama tante, palupi. Ini ada sedikit sup iga buatan tante untuk kamu, dimakan ya. Dan jangan sungkan untuk main ke rumah tante" katanya sambil menyodorkan semangkuk sup.
"wah terimakasih banyak tante palupi, mari mampir dulu biar raya buatkan minum" kata Raya yang menerima pemberian Palupi.
"ngga usah Raya, sudah sore juga. Rumah tante yang disana. Kalau sempat kamu boleh mampir, saya tau kamu bakal sendiri terus, santai aja sama tante ya" ujarnya sambil menunjuk rumah berwarna moka di seberang rumah Raya.
"Wah tante baik banget, nanti Raya kesana sambil balikin mangkuknya ya tan" balas Raya dengan senyum merekahnya, lalu Palupi berbalik menuju rumahnya meninggalkan Raya yang masih berdiri di ambang pagar rumahnya.
Setelahnya, Raya masuk kedalam rumah dan langsung menuju dapur, menyimpan semangkuk sup untuk makan malam.
"Tuh kan ray banyak yang peduli ama lo, contohnya tetangga baru itu" ucapnya kepada diri sendiri.
Raya adalah seorang anak perempuan yang orangtuanya berpisah sejak ia berumur 9 tahun. Sejak saat itu ia ikut bundanya namun setelah bundanya menikah dengan pengganti ayahnya ia selalu mendapat perlakuan tidak enak dari kaka dan adik tirinya, berakhirlah ia disini di ibu kota, rumah sang ayah yang lama tidak ditempati oleh empunya dikarenakan Ayahnya pun sudah memiliki keluarga baru. Dan ia akan tinggal sendirian disini. Tidak apa bagi raya asal dia bisa melakukan apapun yang ia suka. Toh kasih sayang orang tuanya pun sudah terbagi, maka ia harus sebisa mungkin membahagiakan dirinya sendiri.
✩✩✩
𝐡𝐚𝐥𝐥𝐨
𝐬𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐲𝐚
𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐜𝐨𝐦𝐦𝐞𝐧𝐭𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐮𝐭𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARALOKA
Teen FictionSenjani itu adalah bingkai dari kesedihan mereka yang miliki luka, biasanya obatnya adalah pulang. Tapi bagaimana jika sang rumah tidak lagi menyambutnya dengan hangat? Bagaimana jika lupa jalan pulang? Bagaimana jika mereka tidak dipertemukan luka?