"Semesta hanya mempertemukan kita bukan mempersatukan RASA."
-
Perempuan dengan seragam sekolah dan rok biru dongker lengkap dengan tas berwarna abu-abu yang bertengger dikedua bahunya itu baru saja keluar dari gerbang sekolah barunya. Tahun ajaran baru sudah mulai, dan dia mendaftarkan diri sebagai siswi di salah satu sekolah menengah kejuruan negeri yang ada di Kota Bandung.
Hari terakhir MPLS yang membuat nya merasa sedikit senang, tenang, damai, bebas. Terhindar dari kejamnya para senior, makan yang selalu dibatasi waktunya, dan yang pasti dia tidak perlu repot lagi untuk menyiapkan keperluan aneh apa saja yang harus dia bawa besok.
Tapi ada hal yang membuatnya merasa sedikit gelisah. Ya, dia harus mencari teman baru disekolah barunya ini. Apa yang lebih menyeramkan dari seorang yang mengedepankan gengsi selain mengajak berkenalan pada orang baru yang bahkan tidak pernah ia temui sebelumnya.
"Hari yang melelahkan!" keluhnya sambil membenarkan posisi tas yang sudah miring sebelah.
Berjalan sendiri, pulang sendiri ah itu tidak jadi masalah untuk perempuan itu maaf-maaf saja dia bukan type orang manja yang merengek minta antar jemput padahal semua orang sedang sibuk. Tapi sepertinya kali ini berbeda, bukan karena dia siswi baru tapi dia paling tidak bisa menyeberang sendirian. Dia tidak terbiasa, lebih tepatnya belum terbiasa.
Mengingat sekolah SMP nya dulu dekat dengan rumahnya, jadi dia tidak perlu repot-repot untuk menyeberang seperti sekarang.
"Masa gaada yang mau nyebrang gitu? Perasaan tadi banyak deh yang jalan dibelakang," bisik perempuan itu.
Dia menoleh kearah kanan-kiri-depan-belakang terus saja seperti itu, kapan nyeberang nya? Ingin ikut menyeberang dengan perempuan disampingnya, tapi dia malu untuk mengajak duluan. Dia terlalu pemalu untuk mengajak berkenalan duluan, ah bukan malu lebih tepatnya, gengsi.
"Mau sampe kapan disini, aduh gimana dong?" tanyanya pada diri sendiri.
Setelah 20 menit kemudian dia menunggu,berharap jalan raya sedikit sepi tapi tetap saja dia tidak berani untuk menyeberang sendirian. Untung saja ada seseorang yang berbaik hati, datang bagaikan malaikat penyelamat.
Lelaki dengan seragam rapi dimasukan kedalam celana sekolah berwarna abu-abu dengan tas berwarna hitam yang dipakai hanya sebelah dipundak kanannya itu, dan rambut berponi belah dua yang sedikit menghalangi matanya. Tiba-tiba saja berdiri disebelah perempuan yang sedang bergumam sendiri.
"Mau bareng?" tanya lelaki yang entah sejak kapan berdiri disamping perempuan itu. Lelaki itu menelusuri wajah perempuan disebelahnya melihat dari atas sampai bawah dan baru menyadari perempuan itu menggunakan rok yang berbeda warna dengan celana yang ia kenakan.
"Oh baru selesai MPLS yaa. Murid baru nih pasti," gumam lelaki itu sambil mengangguk-anggukan kepalanya.
Sempat terdiam, perempuan itu sampai tak berkedip melihat wajah milik lelaki yang tiba-tiba saja menawarkan nya untuk menyeberang.
"Ahh tampan sekali!" Perempuan itupun bergumam karena terpana dengan pesona lelaki disampingnya.
Tanpa menunggu persetujuan, lelaki itupun menggenggam tangan perempuan yang ada disampingnya. Terkejut? Sudah pasti. Perempuan itu pun tersadar, cepat-cepat dia mengalihkan pandangannya dari lelaki yang berada disampingnya.
"Eh apaansih? Kamu siapa? Mau culik saya ya? Jangan macem-macem ya kamu! Jangan mentang-mentang kamu ganteng terus bisa seenaknya gitu nyulik anak orang!" teriak perempuan itu dengan satu tarikan nafas sambil mencoba melepaskan pegangannya.
"Ck, lama nanti keburu malem." Karena kesal lelaki itupun melepas genggaman tangan dan dengan cepat memegang ujung lengan baju perempuan yang ada disampingnya supaya dia mau ikut menyeberang.
Sedangkan si perempuan tetap memberontak melepaskan pegangannya tidak bisa diam, lelaki itu tetap saja memaksa si perempuan untuk terus berjalan. Lelaki itu sampai heran apa salah nya dia membantu calon adik kelasnya itu?
"Tolong, tolong saya diculik!" teriak perempuan itu. Sedangkan si laki-laki hanya memutarkan bola matanya malas.
Padahal kan dia baik menawarkan untuk menyeberang bersama. Si perempuan terus saja berceloteh ria sampai tidak sadar kini dia sudah ada dihalte seberang berkat lelaki disampingnya itu.
Segera lelaki itu melepaskan pegangannya pada perempuan yang sejak tadi berceloteh panjang mengira dirinya seorang penculik, yang benar saja!
"Apaansih kamu! Kan saya udah bilang dari tadi lepasin, gasopan tau!" kesal perempuan itu sambil merapihkan seragam dan tas nya yang miring karena sedari tadi dia tidak bisa diam.
Laki-laki itu hanya tersenyum lalu sempat melihat kearah name tag yang terpasang dibaju si perempuan.
"Sama-sama Sa," ucap lelaki itu dengan logat santai sambil berjalan kearah angkutan umum yang sedari tadi menunggunya.
Si perempuan hanya bisa diam mendengarkan ucapan lelaki itu, apa katanya?
'Sama-sama Sa'
1 detik...
2 detik...
3 detik...
Dan perempuan itu langsung terperanjat kaget dia tidak sadar ternyata lelaki itu baik mengajaknya menyeberang bersama.
Reflek perempuan itu berteriak dengan tidak tau malu. "Heyy ganteng, makasihh!" Tidak peduli lelaki itu sudah pergi jauh dengan angkutan umumnya.
Tidak lama dari itu angkutan umum yang ditunggunya pun datang, dia segera menaikinya dan ikut bergabung duduk berhimpit bersama penumpang lainnya.
"Siapa ya, yang tadi? Aku belum nanya nama nya lagi udah pergi aja, gantengnya!" bisiknya pada diri sendiri sambil tersenyum lebar.
°°°°
Aku seneng kalo kalian suka sama ceritanya, tinggalin jejak ya kalo kalian emang suka aku mau lanjut cerita :)
KAMU SEDANG MEMBACA
He [not] Mine
Teen FictionIni hanya sebuah kisah tentang perasaan yang tak seharusnya diutarakan dengan dua insan yang seharusnya tak dipertemukan. Kisah cinta yang klise dengan persahabatan yang takkan pernah usai. This is real life about me, him and them