2. Pertemuan Singkat

1 0 0
                                    

         "Semesta selalu punya rahasia
                            untuk kita."
-

Rafardhan Savian Al-tezza, lelaki yang terlihat kalem luarnya namun astagfirullah dalamnya -hehe maaf becanda-. Tidak terasa sudah hampir 3 tahun dia bersekolah disini. Rasanya waktu begitu singkat, tinggal hitungan bulan lagi dia lulus dan meninggalkan sekolah ini.

Rafardhan melirik ponselnya mengecek jam. Jam 11.30 seharus nya kelas XII TAV 7
sedang melaksanakan pembelajaran, tepat nya pelajaran Bahasa Jepang, tapi karena guru nya yang tidak datang jadilah kelas mereka terbebas dari pelajaran yang cukup memusingkan itu.

Rafardhan menghembuskan nafas. Aman, tenteram, damai, menyejukan. Ah andai saja keadaan kelas nya seperti itu, tapi sayang  realitanya sangat jauh dengan ekspetasi yang baru saja Rafardhan bayangkan.

Ekspetasi nya hancur ketika mendengar suara cempreng Aksa yang sedang berduet dengan Gavin menyanyikan lagu dangdut ciptaan Nassar. Kalian pasti tau iyakan?

"SEPERTI MATI LAMPU YA SAYANG... SEPERTI MATI LAMPUUUUU..." Aksa bernyanyi dengan penuh percaya diri. Diiringi sorakan teman-teman nya yang membentuk lingkaran mengerubungi Aksa dan Gavin yang sedang berjoget ditengah-tengah lingkaran.

"CINTA KU TANPAMU YA SAYANG BAGAI MALAM TIADAAA BERLALUUU..." suara merdu Gavin menyambung nyanyian Aksa yang cempreng sambil memegang sapu yang dijadikan gitar dadakan. Ya, begitulah mereka jika sedang freeclass selalu berduet menyanyikan lagu terhits yang sedang booming di timeline.

"SEPERTI MATI LAMPU YA SAYANG SEPERTI MATI LAMPUUU... CINTAKU TANPAMU YA SAYANG BAGAI MALAM TIADA BERLALUU..." Gavin bernyanyi dengan suara yang indah, tidak seperti Aksa.

Tidak hanya Gavin dan Aksa yang meramaikan kelas, adapun siswi dikelas yang tak mau kalah memamerkan suara emasnya ketika sedang bernyanyi lagu galau. Puput, suara perempuan itu memang cukup bagus ketika sedang bernyanyi, tapi kalau sedang nyinyir? Ya nanti tau sendiri lah.

Puput tak mau kalah dari Gavin dan Aksa dia meningkat kan volume suara nya lebih kencang supaya bisa mengalahkan suara Aksa dan Gavin yang kelewat berisik itu.
-Lahh si mbak nya ga nyadar-.

"ALL I ASK IS IF... THIS IS MY LAST NIGHT WITH YOU..." teriak Puput tak kalah kencang.

Namun nihil, sekencang apapun suara Puput pasti terkalahkan juga oleh suara Aksa yang cempreng dan suara Gavin yang lembut. Kini mereka berdua bernyanyi menggunakan mic diiringi musik yang diputar melalui radio kecil yang disediakan didalam kelas, yaa sengaja disimpan disitu biasanya dipakai untuk presentasi atau praktek.

Karena kesal Puput pun nekat menerobos gerombolan itu dan mengambil alih mic. Tak terima, Aksa mengambil kembali mic yang dipegang Puput. Terus saja begitu sampai musik pun dimatikan.

"Paansi lo, sana! Ganggu aja kita-kita yang lagi karaoke!" usir Aksa dengan nada kesal.

"Gantian dong! Lo kan daritadi, sekarang giliran gue!" balas Puput tak mau kalah.

"GA, POKONYA INI HAK MILIK GUE!" teriak Aksa.

"KOK LO NGEGAS? GUE KAN MINTA BAIK-BAIK!" teriak Puput tak kalah kencang.

Rafardhan yang melihat temannya berkelahi itu mulai geram dengan kelakuan Aksa yang tidak mau mengalah. Huft, dasar merepotkan saja. Rafardhan menghampiri Aksa dan menjewer telinga Aksa untuk keluar kelas.

Melihat itu seluruh kelas tertawa melihat Aksa yang pasrah saja dibawa keluar oleh Rafardhan. "HAHAHA SYUKURIN LO!" teriak Puput dengan puas.

Aksa mencoba melonggarkan pegangan Rafardhan pada telinganya. "ADUHH RAFAR LO TEGA BANGET SIH SAMA TEMEN LO YANG KELEWAT GANTENG INI LEPASINN!!!" teriak Aksa mengaduh tapi jangankan dijawab, didengar saja mungkin tidak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

He [not] MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang