Pagi itu setenang pagi lainnya. Ashlynn sedang menyesap teh hangat dengan kukis madu. Ia duduk di dalam taman yang berisi banyak bunga. Di sudut kiri banyak pot-pot yang belum digunakan, sebagian tertumpuk sisanya diletakkan begitu saja. Di sudut kanan ada tunas-tunas tumbuhan yang masih kecil, masih bisa ditaruh di dalam pot mini. Disiram air.
Tempat ini adalah kebun yang aneh. Ada banyak jenis bunga-bungaan. Mawar dengan berbagai warna, melati dengan wangi menyengatnya. Semuanya tinggal di satu tempat yang sama. Gadis ini seperti tidak terusik dengan wangi bunga yang terlalu menusuk hidung, seolah tidak peduli, Ashlynn kembali menyesap teh, membuat seluruh tubuhnya menghangat sebentar, lalu kembali ke suhu awal. Pagi yang indah.
Namun, di antara semua bunga-bungaan tadi, ada satu yang sangat berbeda, spesial. Tumbuhan itu diletakkan di tempat yang ditutupi tumbuhan lain, nyaris tidak terlihat kalau kau tidak sungguh-sungguh mencarinya. Tumbuhan itu sebuah bunga. Bunga matahari berwara ungu yang belum mekar seutuhnya.
Ashlynn menyesap teh itu untuk terakhir kali. Tersenyum tipis.
...
Sekolah sudah agak ramai ketika Ashlynn memasukinya. Para siswa bahkan menyingkir ketika gadis itu lewat. Konglomerat terpandang, Ashlynn Burney sudah datang. Siapapun yang berani mengusiknya mungkin tidak akan pernah bisa kembali bersekolah.
Pernah, suatu hari ada murid perempuan yang mengganggunya, mematahkan pensil Ashlynn, keesokan harinya, murid itu tidak pernah lagi terlihat. Seolah menghilang ditelan angin. Guru-guru berkata bahwa murid itu pindah sekolah, sambil mencuri tatap Ashlynn ketakutan.
Pastilah Ashlynn yang membereskannya.
...
"Ashlynn Burney," Nyonya Finn selaku guru matematika yang sedang mengajar mengabsen nama gadis tersebut. Ah, sepertinya guru itu belum tahu. Ashlynn Burney tidak perlu diabsen, semua mata memandang ke arah Nyonya Finn dan Ashlynn bergantian.
Suasana mendadak menjadi canggung, seolah satu kelas sehabis disiram air dingin, otak mendadak tidak bisa berpikir. Bagaimana bisa dia memanggil nama Ashlynn Burney di dalam kelas, tanpa hal yang jelas?!
Mungkin itulah yang terbesit di benak para siswa, semuanya sibuk dengan kalut pikirannya, termasuk Nyonya Finn yang juga berpikir tentang nasibnya ke depan.
"Iya, saya hadir." Jawabnya dingin.
Para murid menghela nafas lega, pula Nyonya Finn yang baru saja teringat peraturan tersebut. Ia bersyukur Ashlynn tidak mengatakan hal-hal yang aneh. Pelajaran dilanjutkan dengan semi-canggung. Membiarkan Ashlynn menatap keluar jendela. Memikirkan hal penting yang harus ia lakukan sepulang sekolah.
...
"Halo para Anafansia!" seru Anastasia, seorang vlogger terkenal di kelasnya. "Apa? Mengajak bicara si Burney? Kalian gila?!" Anastasia berbisik kesal. Donasi 1000 dolar untuk mengajak Ashlynn bicara.
"Wah, sungguh seribu dolar?!" Anastasia melonjak senang. "Kalau begitu, tunggu sebentar, yaaa!" serunya sambil mengedipkan mata ke arah kamera. Beberapa murid di sekitarnya menelan ludah.
Begini kastanya.
Ashlynn Burney paling atas, disusul Jeanette Georgiana, dan yang ketiga, Anastasia Robert. Tiga siswi perempuan teratas di St. Orchid, sekolah tempat mereka berada sekarang. Ashlynn mendengar semuanya. Walau terlihat mengenakan headset, dia tidak memutar lagu apapun, itu juga sudah menjadi rahasia umum.
Ashlynn Burney benar-benar tidak boleh diganggu kecuali hal penting, bahkan para guru sekalipun. Kalau gadis itu sedang kesal, ia bisa menurunkan derajat keluargamu sampai seolah tidak pernah ada. Tidak ada yang berani mengusiknya. Pula para anak lelaki yang suka padanya. Tak ada yang centil menaruh bunga atau cokelat di lacinya, semua orang menghindari berurusan dengan seorang Ashlynn Burney.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐇𝐄 𝐖𝐈𝐒𝐇 𝐄𝐕𝐄𝐑𝐘𝐁𝐎𝐃𝐘 𝐂𝐎𝐔𝐋𝐃 𝐃𝐈𝐒𝐀𝐏𝐏𝐄𝐀𝐑 * ˚ ✦
FantasyKetika seseorang berada di titik terlemahnya, di tempat dimana tidak ada lagi yang memihaknya, hal pertama yang ia pikirkan adalah; bagaimana cara untuk menghilang dari dunia ini. Mereka akan melakukan segala cara, yang tidak seharusnya kuceritakan...