Kedua

1 1 0
                                    

Hari ini Safa berada di kamar kost kesayangannya, dia berada di satu kamar dengan Putri. Kalo kata putri sih gini 'Yaudah barengan aja sih, kan lumayan tuh biar lebih murah juga' gitu sih katanya, jadi Safa meng-iyakan. Kata mamanya kan harus selalu sama Putri. Padahal tidak dengan Putri pun Safa tetap bisa hidup!.

Safa tengah rebahan di kasur, biasa lah. Karena memang hari ini dia tidak ada jam kuliah, jadi Safa habiskan waktu untuk mengapresiasi diri atau dalam kata lain rebahan atau dalam kata lain juga 'males-malesan' .

Yang sibuk adalah Putri katanya akan ada acara jurusan, dan setiap kelas harus menampilkan teater. Jadi setiap selesai mata kuliah mereka akan latihan, bahkan mungkin bisa sampai isya' dia baru pulang dari kampus. Pernah sampai jam 10 juga sih, sampe selarut itu.

Saat dia berjalan sendirian menyusuri kampus yang sudah mulai sepi karena yang tersisa hanya segelintir orang yang mempersiapkan segala sesuatu untuk acara tersebut lebih tepatnya yang masih berada di kampus ya anak- anak jurusan pendidikan guru sekolah dasar.

Karena terlalu fokus dengan Handphone Putri sampai menabrak orang yang sedang berdiri,
"Aduhh, eh maaf maaf gak sengaja" Saat Putri menabrak Punggung seseorang tersebut.
Putri kaget ternyata itu adalah Satya
"Loh Arsya?!"

"Siapa ya?" Tanya nya bingung

"Gue Putri, Anak bapak Samsudin. Satu kampung sama Lo pas masih di Lampung"

Sedangkan lawan bicaranya hanya mengangguk-angguk. Arsya memang tidak mengenal semua tetangganya, bahkan anak-anak desa yang seumuran dia juga dia tidak hafal.

Saat berjalan menyusuri kampus tadi Putri sempat mengobrol dengan Arsya. Semenjak bapaknya di pindahtugaskan ke Jogja dia melanjutkan sekolah di sini dan juga berkuliah di Jogja. Dia mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam. Ya jadi kampus mereka itu satu kompleks gitu untuk satu fakultas jadi fakultas lain di komplek yang berbeda. Tapi kebetulan fakultas FTIK ini satu gedung dengan rektorat dan GSG kampus. Jadi semua kegiatan selalu di adakan di kampus satu ini.

Sesampainya Putri di kosan dia segera masuk
"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam" Jawabnya sangat pelan bahkan hampir tidak terdengar oleh Putri.

"Gilak capek banget gue" Sambil merebahkan diri di kasur

Safa tidak menggubris perkataan Putri, dia masih sibuk membaca novel yang sangat seru tentang pembunuhan.

"Fa, Lo tidur kaga sih?!"

Karena memang Safa membaca novel menutupi seluruh mukanya, jadi Putri pikir Safa tidur. Ternyata tidak!

"Kagakk, Lo ga liat gue lagi pegang novel. Itu artinya gue lagi baca bukan lagi tidur"

"Yeee, ngegasss. Kek emak-emak komplek"

Safa tidak menggubris Putri, dia masih fokus membaca novel tentang pembunuhan berantai satu keluarga dan yang tersisa hanya satu anaknya dari lima anak.

Putri pun segera membersihkan diri, dan tidur. Dia akan mengisi energi untuk besok, karena besok dia masih harus latihan teater. Karena sudah tinggal bebarapa hari lagi, jadi mau tidak mau setiap hari harus latihan. Ya walaupun Putri capek ya mau gimana lagi, memang harusnya seperti itu kan!

Setelah mandi, Putri pun rebahan di samping Safa dengan diam. Lama-lama berpikir dalam diam, akhirnya Putri mulai terlelap. Dengan Safa yang masih anteng baca novel pembunuhan nya.

"Put, putt!. Gilak ini sih keren banget ceritanya put. Lu harus baca!. Eh lu ga sempet kan ya? Jadi gue dongengin lu aja mau kagak lu? Put? Putriiii" Safa menengok ke samping

"Yah tidur nih bocah, perasaan baru aja rebahan udah molor aja. Untung gue belom jadi ngoceh panjang lebar nih. Kalo udah kan sia-sia mulut gue jadi berbusa. Eh kenapa jadi gue yang ngomong sendiri sih ah"

Karena sudah larut dan Safa sudah menyelesaikan membaca novel nya jadi dia menyusul Putri untuk ke negeri mimpi. Besok juga dia ada kuliah pagi jam 8 dan lagi-lagi di lantai 5 tersayang


Terimakasih sudah mau membaca 🤗
Maaf kalo kata-katanya ga jelas
Boleh minta tolong vote and comment ya
See u next chapter😁
Terimakasih 🌼

Rasa Yang SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang