RaSa |• 4

20.6K 2K 569
                                    


Kangen gak sama RaSa?

Wkwk

Selamat membaca🤍

.

_____

Sasa menunduk dengan senyum tertahan.

'Just Friend, huh?'

Mata Sasa bertubrukan dengan mata tajam Rafa ketika ia mendongakkan kepalanya. Mereka saling menatap cukup lama sedangkan Syela begitu fokus dengan makanannya.

"Ekhem, jadi.... Kalian saling kenal lama?"

Sasa langsung mengalihkan pandangannya cepat, dan melirik Syela yang bertanya dengan antusias.

Sasa tersenyum kecil. "Hm," balasnya singkat.

"Kita pulang sekarang."

Sasa menaikkan sebelah alisnya ketika Rafa berdiri dan menarik tangan Syela agar mengikutinya.

Pria itu langsung menarik tangan Syela pergi tanpa menoleh ke arah Sasa lagi. Berbeda dengan Syela yang kepalanya ia tolehkan ke belakang untuk menatap Sasa.

Syela melambaikan tangannya dan memasang raut wajah bersalah, karena Rafa menariknya tanpa berpamitan pada Sasa.

Padahal Sasa biasa-biasa saja. Gadis itu bahkan menatap datar kepergian Rafa dan Syela. Sedangkan ia masih duduk tenang di caffe itu.

Kepalanya menunduk, kemudian terkekeh tanpa suara.

"Cuma temen ya Raf?" Gumam Sasa mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.

Hingga tiba-tiba wajahnya kembali datar tanpa ekspresi. Matanya menyorot tajam pada pemandangan di luar.

"Gue gak akan ngebiarin itu. Lo gak bisa nikah ama Syela, Raf. Lo masih punya hubungan sama gue," desis Sasa tersenyum culas.

Malas berpikir lebih lama sendirian, Sasa akhirnya beranjak dari duduknya untuk membayar pesanannya. Kemudian pulang ke Apartemen yang rupanya gedung itu milik Rafa.

Pindah? Tidak, Sasa tidak akan pergi dari sana. Ia sudah nyaman, tapi bukan cuma itu saja. Sasa masih ingin melakukan sesuatu.

Setelah mobilnya sampai di basement gedung Apartemen nya, Sasa segera menuju lantai tempat unit Apartemennya berada.

Ting

Bersamaan pintu lift yang Sasa masuki terbuka, lift khusus di samping juga berdenting. Menandakan ada orang di sana.

Sasa keluar dan melirik lift khusus itu, matanya langsung bertemu dengan mata tajam pria yang selama hampir enam tahun ini menjalin kasih dengannya.

Rafa....

Pria itu menatap tajam mata Sasa, kemudian berlalu pergi dengan langkah tegasnya. Meninggalkan Sasa yang berjalan mengekor di belakangnya.

Sasa terus memandang punggung Rafa yang tampak tegap. Dia adalah pria yang selalu menjadi sandaran Sasa selama ini.

Saat di unit Apartemennya, Sasa tidak berbelok. Ia malah meneruskan langkahnya dengan masih menatap tajam punggung Rafa.

Hingga ketika Rafa berhenti untuk menekan sandi Apartemen, Sasa juga berhenti tepat di belakang lelaki itu.

Begitu pintu Apartemen Rafa terbuka, pria itu tidak langsung masuk. Rafa masih diam memunggungi Sasa yang juga tidak mengeluarkan suara.

Bermenit-menit terlewat, Sasa tersenyum kecil.

"Lo nunggu gue ngomong?"

Sasa bertanya dengan seperti biasa. Datar. Tapi Rafa tak kunjung membuka suara.

Tentang RaSa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang