RaSa |• 15

19.5K 2.1K 911
                                    

Jangan emosi
HAHAHAHAHA

.

HAPPY READING ❤️

_____

AlexaIbab
ANJIR WOYY!!
ke club yok!!!

Sasa menatap datar isi pesan dari Alexa. Yang benar saja, sejak kapan gadis itu berani menginjakkan kakinya ke club?

Drrt...

Sasa mendengus ketika Alexa menelponnya. Tapi tak urung, ia mengangkat panggilan telepon gadis itu.

"Hm?"

"AYOK WOY!! Gue Ama Vela ini! Ajakin si Nanda juga yok!"

"Lo sering ke club? Bryan ngijinin?" tanya Sasa datar.

"Kagak! Tapi biarin lah, kan gue lagi ngambek," balas Alexa santai.

"Gak mau gue. Rafa marah nanti," tolak Sasa.

"Ck, temenin lah. Gue lagi galau loh ini," rayu Alexa dengan sengaja membuat suara seolah sangat tersakiti.

"Rafa---"

"Kan Rafa gak tau kan? Plis lah, malem ini aja. Kita cuma ngeliat-liat doang. Gak minum kok, gak berani soalnya hehe."

Sasa mendengus. Gadis itu keluar dan menghampiri Nanda yang rasa-rasanya tidak pernah bosan ngemil.

"Nan," panggil Sasa.

"Apa?" sahut Nanda tanpa menghentikan kunyahannya.

"Mau ikut gak? Ke club."

Mendengar kata club, Nanda langsung menoleh cepat.

"WIH!! MAU-MAU!!" soraknya semangat.

"Alexa yang ngajak. Siap-siap gih," titah Sasa yang tentu langsung diangguki semangat oleh Nanda.

Sasa hanya menggelengkan kepalanya jengah, ketika Nanda berlari cepat memasuki kamarnya.

"AAA GITU DONG SASA!!"

Sasa refleks menjauhkan ponselnya ketika Alexa berteriak histeris di seberangnya. Mengelus telinga pelan, Sasa akhirnya ikut masuk ke dalam kamarnya sendiri untuk bersiap.

Oke, malam ini ia akan bersenang-senang dengan teman-temannya dulu. Tanpa memikirkan kisah cintanya yang ribet.

Sedangkan di tempat lain, Rafa tengah berada di ruangan Papanya. Katanya Neal ingin mengatakan sesuatu, dan Rafa tentu tidak menolak berbicara berdua dengan Papanya itu.

"Gimana hubungan kamu sama Syela?"

Wajah Rafa semakin dingin. Begitupun dengan auranya yang tiba-tiba terasa semakin tidak enak. Tapi Neal tidak mempertanyakan meskipun ia menyadarinya.

"Biasa aja," jawab Rafa akhirnya.

"Syela pengen pernikahan kalian dipercepat. Kamu gak keberatan?" tanya Neal.

Rafa mendengus pelan. "Keberatan. Rafa duluan."

Rafa langsung beranjak tanpa menunggu jawaban dari ayahnya. Ia tidak mau banyak bicara lagi, karena dapat dipastikan jika ayahnya itu punya 1001 alasan untuk membuat Rafa mengalah.

"Sebaiknya kalian cepet nikah, Rafa. Berhenti mikirin gadis itu. Dia bukan jodoh kamu."

Langkah Rafa terhenti. Ia sudah berdiri tepat di depan pintu ruangan Neal. Bahkan tangannya sudah terangkat berniat membuka pintu itu dan pergi.

Tentang RaSa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang