Peluklah aku, rengkuhlah aku dalam dekapanmu.
Aku jengah, aku ingin terlelap, aku ingin menyerah.
Hiburlah aku yang telah lelah dipecundangi oleh dunia..
.
.
.
.
.
.
"Apa kau percaya pada yang namanya reinkarnasi?"
"Yah, aku percaya__"
"Lalu kau sendiri? Apa kau percaya pada yang namanya reinkarnasi?""Tidak."
"Kenapa?"
"Hanya tidak percaya saja."
"Hey, seharusnya seseorang itu memiliki alasan untuk suatu hal yang diyakininya."
"Mungkin aku sebagian kecil dari orang-orang yang tidak memiliki alasan itu."
"Huh! Dasar! "
"Menurutmu, kenapa seseorang itu bisa mempercayai yang namanya reinkarnasi?"
"Entahlah? Menurutmu?"
"Itu karena mereka takut menghadapi kematian."
"Dengan kata lain, kau ingin bilang jika kau tidak takut pada kematian, karena kau tidak mempercayai reinkarnasi, begitu?"
"Siapa bilang? Aku takut, aku bahkan sangat takut."
.
.
.
.
.
.
.
.
.Yoongi memandang takjub pada jajaran bunga yang tertata rapi di toko bunga milik ibunya. Cantik, indah, menawan, harum. Begitu pikirnya kira-kira.
Dia tersenyum, aneh sekali memang. Dia ini seorang lelaki. Tapi sangat menyukai bunga. Sementara kebanyakan laki-laki seusia dia yang lainnya, justru malah menyukai hal-hal yang berbau modern dan kekinian. Seperti video games atau sejenisnya.
Tring
Lelaki manis itu menoleh, saat lonceng yang berada di depan pintu kaca toko bunga milik ibu nya itu berbunyi.
"Selamat datang." ucapnya dengan nada ceria khasnya. Sambil membungkuk ramah.
"Ada yang bisa saya bantu, tuan?" Ucapnya, sembari menghampiri seorang lelaki yang nampak sedang kebingungan untuk memilih bunga.
"Eoh, kurasa aku perlu sedikit batuanmu." jawabnya, menunjukkan gestur ramah.
"Anda butuh bunga yang seperti apa?" Yoongi kembali bertanya. Sementara lelaki yang diajaknya bicara nampak berfikir sejenak.
"Bunga yang indah, karena orang yang menerimanya juga sangat indah." katanya setelah berfikir untuk beberapa saat.
Yoongi pun mengangguk paham. Oh, ternyata tuan ini sedang ingin memilihkan bunga untuk kekasihnya.
"Ah dan satu lagi, bunga yang cocok untuk dijadikan sebagai ucapan permintaan maaf." lanjut lelaki itu lagi.
"Aaaah, sepertinya saya tahu bunga macam apa yang cocok dengan apa yang anda butuhkan itu, tuan." Yoongi tersenyum manis, seraya mulai sibuk menyiapkan bunga pesanan dari lelaki itu.
Dalam diam lelaki itu ikut menarik sebuah kurva kecil di bibirnya, mengikuti bagaimana cara Yoongi tersenyum. Tentu saja tanpa sepengetahuan Yoongi.
Oh katakanlah jika saat ini dia sudah gila, karena dia juga ikut tersenyum hanya karena melihat senyuman manis lelaki manis itu.
"Silahkan tuan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Again ; Taegi ✔️
FanfictionCinta bisa datang secepat yang tak kita kira, namun juga bisa pergi tanpa sempat kita menduganya. It's Taegi!