01. Figuran dan Pemeran Utama

732 64 14
                                    

"Selamanya figuran tak akan pernah mendapat posisi sekelas pemeran utama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamanya figuran tak akan pernah mendapat posisi sekelas pemeran utama."

---

Seandainya suatu hari nanti Jevon di lahirkan kembali, ia ingin sekali menjadi hujan.

"Kamu tahu kenapa kita mengenang banyak hal saat hujan turun? Karena kenangan sama seperti hujan. Ketika dia datang, kita tidak bisa menghentikannya. Bagaimana kita akan menghentikan tetes air yang turun dari langit? Hanya bisa ditunggu, hingga selesai dengan sendirinya."

Sama seperti yang tertulis dalam buku 'Hujan' karya Tere liye. Jevon ingin hidup seperti tetesan air hujan yang turun menyapa bumi. Dia tak akan meminta kepada tuhan untuk menghentikan semua yang ia alami, meski sesakit dan sesulit apapun itu, karena semuanya tak mungkin bisa di berhentikan. Dia akan terus menunggu. Menunggu saat dimana tuhan mengakhiri semuanya dengan akhir yang bahagia.

Ya Jevon selalu berharap bahwa semuanya akan berakhir dengan bahagia.

Pagi ini udara terlihat bersahabat, matahari seolah menyambut semua mahkluk di muka bumi ini dengan senyumannya.

Jevon melangkahkan kakinya menuruni tangga untuk pergi keruang makan keluarga.

Pada umumnya setiap pagi, ruang makan pasti akan di jadikan tempat berkumpul oleh beberapa keluarga untuk sekedar sarapan dan  mengobrol ringan sebelum melakukan aktivitasnya masing-masing. Begitupun dengan keluarga Ravingga, di meja makan Jevon melihat sudah ada mama, papa serta abangnya yang sedang menikmati sarapan dan berbincang ringan.

Jevon hanya bisa melihat suasana hangat itu tanpa pernah merasakannya. Kehadirannya hanya seperti figuran saja, ada hanya sebagai pelengkap dan jika tidak ada pun tidak akan di cari.

Jevon melangkahkan kakinya, kemudian duduk di kursi meja makan untuk bergabung bersama keluarganya. Namun seperti angin lewat, kehadirannya bahkan tak mengusik sedikitpun obrolan hangat yang tengah di lakukan ke-3 orang tercintanya.

"Oh iya omong-omong, gimana kuliah kamu sayang?" tanya Jessica selaku Ibu di rumah ini pada Jean anak pertama di keluarga Ravingga.

Doni selaku kepala keluarga mengangguk "Iya gimana? Cepet lulus, supaya bisa bantu-bantu papa ngurus perusahaan" ucapnya.

"Lancar dong, cuma ini abang baru aja selesai UTS pusing banget. Yaelah si papa, baru juga Jean kuliah semester 2 udah di suruh cepet lulus aja. Santuy kali bos, masih lama ni" jawab Jean.

"Iya ni si papa ada-ada aja. Terus hasilnya gimana sayang??" Tanya Jessica dengan lembut.

"Lumayan, ga bagus-bagus amat si tapi ya ga malu-maluin juga. Next nya aku janji bakal belajar lebih rajin lagi" ucap Jean dengan menggebu-gebu.

Jessica mengusap pelan pucuk kepala Jean dengan sayang "Pinter, anak mama pinter sekali. Bagus, harus belajar lebih rajin supaya bisa jadi yang terbaik"

ARCANE | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang