Saat itu, hari dimana ia memegang tanganku dengan senyumannya yang tulus, mengelus pelan suraiku sembari berkata lembut.
Ia berjanji untuk tidak meninggalkanku, berjanji untuk hidup bersamaku, bahkan ia berjanji untuk membangun sebuah keluarga kecil bersamaku kelak.
Aku percaya padanya, kata-kata itu seolah membiusku untuk semakin yakin dan sayang padanya. Dan ternyata aku sangat bodoh waktu itu.
Nyatanya, ia mengkhianati janji itu, ia tak menepati perkataannya. Aku tak tahu harus berbuat apa, tapi hatiku sangat hancur mengetahui fakta itu. Aku terlanjur mencintainya, aku terlanjur menginginkanya, bahkan aku tak bisa menggantikan posisinya di dalam hatiku.
Saat ini aku kecewa, marah, sedih. Perasaanku berantakan.
Aku bahkan terus bertanya apa salahku hingga Tuhan membuat takdir yang kejam untukku.
Kenapa ia tega mengambil orang yang paling berharga bagiku.
Aku menangis kencang memegang batu nisan itu dengan erat. Menumpahkan segala kesedihanku di depan peristirahatan terakhirnya. Menatap tulisan itu dengan sendu.
Lee Jeno
"Kenapa? Kenapa kamu tidak menepati janjimu ... padahal aku sangat menantikan itu ... Jeno ...."
"Kenapa kamu meninggalkan aku sendiri di dunia ini ...."
Suaraku melemah, bahkan nyaris hilang dan rasanya tenggorokanku sakit.
Aku terus memeluk batu nisan itu bahkan saat hujan mulai turun membasahi tubuhku aku tetap tak ingin pergi meninggalkan Jeno-ku sendiri.
"Lihat Jeno, bahkan langitpun ikut menangis karena kepergianmu."
Hujan itu turun semakin deras, mengguyur tubuhku tanpa rasa lelah. Tapi aku tetap tak ingin beranjak dari sana.
Hingga pandanganku mulai mengabur, kepalaku terasa pusing. Aku menyerah. "Jeno, apa aku akan menyusulmu? Rasanya terlalu sakit harus hidup di dunia ini tanpamu."
Aku tersenyum pedih, perlahan mataku menutup.
"Apa yang kamu lakukan?!"
Siapa itu?
Aku merasa seseorang mengangkat tubuhku untuk tertidur dipangkuannya. Mataku menatapnya, ia seorang pria tapi aku tak bisa melihat dengan jelas wajahnya.
"Jangan seperti ini, Jeno akan merasa sedih jika gadisnya menangis."
Pria itu mengelus rambutku lembut.
"S-siapa kau?" gumamku lemah.
Hening antara kami, hingga beberapa menit ia kembali bersuara. "Aku adalah ...
... Na Jaemin."
Jaemin
Sekarang nama itu bagaikan malaikat yang sengaja dikirim Tuhan untukku.
_lee Jeno_
Hcbgdshffjxzh ganteng banget 😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
My Everything
Teen Fiction"Hal tersulit bagiku ialah mengikhlaskannya untuk pergi, walau terasa sakit tapi aku yakin skenario Tuhan itu indah." Note: Cerita sudut pandang dari orang pertama #jaemin #jeno #nctdream