3

12.2K 1.1K 153
                                    

Bunyi pintu apartemen yang terbuka membuat Haechan menduga pasti Jeno dan Mark yang baru sampai dari bandara. Prediksinya sangat tepat saat melihat tubuh tegap Jeno yang memasuki ruang tengah. Tak berselang lama kemudian disusul oleh seorang pria dengan tubuh tinggi tegap yang Haechan yakini bahwa pria itu adalah Mark Jung. Anak sulung Jung Jaehyun dan Jung Taeyong.

Haechan mengamati penampilan keduanya yang sangat berbeda jauh. Jeno dengan setelan formal yang penuh kharisma sedangkan pria itu menggunakan leather jacket berwarna hitam yang dipadukan dengan celana jeans serta kaus hitam polos. Tak lupa balenciaga cap yang menutupi rambut hitam legam. Membuat pria itu terkesan arogan, dan berbahaya.

Perasaan apakah yang kini melanda Haechan? Kenapa hanya melihat postur tubuh pria itu saja membuat Haechan merasa sangat tidak asing?

Kerja jantung Haechan semakin cepat ketika mata Haechan bertemu dengan tatapan tajam milik pria itu. Hal itu menambah Haechan semakin merasa tidak asing. Sialnya di otak Haechan saat ini tergambar dengan jelas bahwa mata tajam itu pernah menelanjanginya serta berkuasa penuh di atasnya.

"Chan?" panggil Jeno. Suaminya itu sudah berdiri di depannya bersama Mark di sampingnya.

"Ya?" jawab Haechan dengan sedikit terkejut.

"Ini Mark hyung. Dan hyung ini Haechan, istriku." Jeno saling mengenalkan mereka berdua. Ia menatap geli kakak pertamanya itu yang selalu tanpa ekspresi.

"Annyeong Mark Oppa," sapa Haechan kaku yang terbalas dengan dehaman.

"Aku tidak bisa berlama-lama. Ada beberapa pekerjaan yang harus aku selesaikan hari ini. Dan mungkin akan pulang terlambat. Hyung, take your time." Jeno menepuk bahu Mark.

"Oh ya, omong-omong dimana princess ku?"

Haechan menunjuk Myeong Hee yang tertidur di sofa. Sofa itu merupakan tipe sofa yang bisa di panjangkan sehingga tidak perlu takut jika Myeong Hee akan terjatuh.

Jeno berjalan mendekati tubuh gembul Myeong Hee. Memang sudah menjadi sebuah kebiasaan Jeno mengusili Myeong Hee jika sedang terlelap. Nanti bayi itu akan berakhir menangis karena waktu tidurnya yang terganggu. Sudah berkali-kali Haechan peringatkan tetapi tetap saja Jeno tak mengindahkannya.

Sebelum tangan Jeno mendarat di kepala Myeong Hee, suara berat Mark lebih dulu menghentikannya.

"Jangan mengganggunya, Jeno."

Haechan takjub ketika Jeno menarik tangannya dengan cepat lalu menegakkan kembali tubuhnya. Haechan simpulkan Jeno takut kepada Mark. Tidak dipungkiri juga kalau Haechan sempat merasakan aura Mark yang berbeda.

"Tenang hyung tenang. Aku tidak sejahat itu kepada kep—anakku sendiri. Yasudah Chan, aku pergi. Jaga diri baik-baik."

Kepergian Jeno meninggalkan Haechan dan juga Mark yang masih berdiri di tempatnya. Mereka saling terdiam. Sampai Mark pergi tanpa sepatah kata pun.

Mark memanglah sudah mengetahui seluk beluk apartemen ini sebab sebelumnya apartemen ini milik Jeno. Dan Jeno berkata kalau Mark jika berlibur ke Seoul pasti selalu menginap di apartemen nya. Bahkan Mark mempunyai kamar tersendiri di apartemen ini.

 Bahkan Mark mempunyai kamar tersendiri di apartemen ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Trouve [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang