Nama Panggilan (1)

161 19 11
                                    

Inspirated from drama track 2: Somebody Gotta Do It


"Usa-chan, nanti kerjakan tugasku yang ini yaa.."

"Ah, urusan itu biar dikerjakan Usa-chan aja."

"Oh, itu sangat mirip Usa-chan!"

"Usa-chan!"

"Usa-chaan~"

"U-sa-cha-n..."

Berkali-kali Jyuto bersumpah akan membunuh kepala salju berpucuk itu, namun berkali-kali juga ia masih membiarkannya memanggil dirinya dengan panggilan memalukan itu. Entah apa yang harus ia lakukan agar sang leader berhenti memanggilnya demikian.

Mungkin sudah tertanam dalam otak pria termuda sekaligus pemimpin MTC itu untuk memanggil Jyuto dengan sebutan khusus. "Panggilan spesial" katanya. Namun siapa yang sudi dipanggil dengan yang katanya panggilan spesial itu jika ditujukan untuk mengejek?

Setidaknya siang ini Jyuto masih bisa bersantai di markas tanpa mendengar panggilan-panggilan menjijikkan dari Samatoki. Si empunya ruangan masih keluar untuk mengurusi entah apa, sedangkan Riou masih menerima tamu di camp nya. Sang polisi menikmati keheningan ruangan seraya mengurus beberapa pekerjaan yang turut serta dibawanya, karena ia tahu jika sudah menginjakkan kaki di markas, ia takkan bisa kembali ke kantor.

Pintu ruangan terbuka, menunjukkan pria yang sepuluh sentimeter lebih tinggi darinya, memasuki ruangan dengan kondisi tak baik. Sudut bibir menampakkan bercak darah, yang diduganya hanya asal diseka dengan tangan. Beberapa memar samar terlihat di wajah dan sekitar leher.

Tak perlu bertanya, ia baru kembali dari perkelahian entah dengan siapa.

Menghela nafas, Jyuto memperbaiki letak posisi kacamata yang sebenarnya tak bergeser semilimeterpun.

"Yare-yare... Kali ini kau bertengkar dengan siapa lagi, Samatoki?"

Jika Samatoki memanggil Jyuto dengan sebutan Usa-chan untuk mengejeknya, maka Jyuto akan menambahkan suffix -sama untuk mengejeknya kembali. Samatoki memang suka dipanggil dengan suffix seperti itu, namun jika kedua rekannya yang memanggil begitu, entah kenapa terasa menyebalkan.

Dan sepertinya Samatoki sedang tidak berada dalam mood baik, jadi Jyuto menahan keinginan untuk sebisa mungkin tidak membuatnya semakin meluapkan amarah. Ia sedang tidak ingin cari ribut saat ini. Ditambah Riou belum datang, tidak ada yang bisa melerai mereka jika terjadi baku hantam nanti.

Bos muda yakuza itu melewati Jyuto begitu saja, langsung duduk di sofanya dan menyalakan tembakau favoritnya. "Diamlah Usa-chan, jika kau kesini hanya untuk membuatku semakin emosi, sebaiknya kau pergi sebelum kubunuh."

". . ." Apa-apaan itu? Dia yang menyuruh datang, dan mereka bahkan belum membicarakan sesuatu yang berhubungan dengan rap battle, namun sudah mengusirnya begitu saja? Ditambah lagi, panggilan itu...

Dengan langkah pelan namun tegas, Jyuto berjalan ke arah sofa yang tengah ditempati Samatoki, lalu menjambak surai salju itu hingga menatapnya. Si empunya mengaduh sebelum bersiap untuk memberi bogem mentah pada sang pelaku, namun rencana belum sempat terlaksana, sebuah benda yang basah dan lembut menubruk bibirnya kasar.

"Hmph-?!"

Samatoki berusaha memberontak dengan mendorong dada Jyuto, namun lengannya yang masih lebam di berbagai tempat, membuat tenaganya tak sekuat biasanya.

Jyuto menyadari itu, ia tahu Samatoki takkan bisa melawan dengan kondisinya yang seperti ini. Kedua tangan yang semula masih mendorong-dorong dadanya, ia tahan dengan satu tangan yang bebas. Melepas cumbuan sesaat, Jyuto membawa kedua lengan Samatoki ke atas kepalanya, lalu mendorong tubuh penuh luka itu jatuh ke sofa.

Tanpa membuang waktu, kembali dilumatnya bibir yang masih mengalirkan beberapa tetes darah. Menjilat luka yang masih terbuka sehingga menimbulkan desisan dari sang pemilik. Jyuto semakin bersemangat dibuatnya.

"Tak bisa melawan, Samatoki-sama?" Seringai puas menghiasi paras rupawan polisi itu. Samatoki mendecih. Kedua lengannya masih terasa sakit, namun jika begini cara Jyuto bermain-

"?!"

"Aku masih punya kaki, kelinci sial." Kali ini seringai kemenangan menghiasi wajah Samatoki begitu melihat ekspresi Jyuto.

Lutut kanannya bersarang di antara kedua paha Jyuto, menggesek kemaluannya yang mulai bangun akibat sedikit rangsangan yang diterima. Dilihatnya lawan mainnya berusaha untuk tak mengeluarkan suara apapun.

"Tetap saja, saya masih pihak yang paling diuntungkan disini." Cengkeraman pada kedua tangan yang dirasanya banyak lecet semakin menguat, membuat manusia di bawahnya meringis tertahan.

"Kamu tahu kan seberapa besar saya benci dipanggil demikian? Sebelum kamu buka mulut, saya juga tahu kamu tidak suka dipanggil dengan suffix itu oleh saya dan Riou. Namun jika kamu punya waktu untuk berpikir ulang, siapa yang duluan memulai perkara disini?" Jyuto berbicara panjang lebar di dekat telinga Samatoki, dengan nadanya yang dalam dan dingin.

Tanpa melirik pun, Samatoki tahu bagaimana air wajah Jyuto yang seolah tengah menghinanya.

Sulung Aohitsugi tersebut meneguk air liur dengan kasar saat dirasanya benda basah yang diduga sebagai lidah Jyuto, mulai menyusuri leher jenjangnya. Tanpa sadar, ia malah semakin memiringkan kepalanya yang mana memberi akses lebih pada Jyuto.

"Awalnya saya hanya ingin menghukum mulutmu karena tak bisa menjaga kata-katanya. Namun sepertinya kamu malah senang saat saya bebuat lebih? Apa sebaiknya saya hukum seluruhnya? Lagipula, tidak baik mengerjakan sesuatu setengah-setengah, kan?" Ucapan Jyuto diakhiri dengan jilatan pada sudut bibir Samatoki yang sobek dan masih mengeluarkan darah.

Tak peduli lagi pada rasa sakit di sekujur tubuhnya, Samatoki menatap kedua emerald Jyuto dengan tatapan menantang. "Heh, coba saja!"

Dan mereka melupakan fakta bahwa keduanya masih berada di markas, yakni ruangan Samatoki, di gedung Katengumi, dengan ruangan yang tak terkunci.

* * *

Next bagian anunya jangan-? /slap/

Yak, ini fanfic pertama saya di fandom ini. Kapal ini langka banget di Indo, jadi saya berinisiatif untuk membuat sendiri asupannya :') Kalau ada yang tau fanfic lain dengan Samatoki uke di dalamnya, ayo saling share :'D saya tidak masalah pair apapun selama ada uketoki di dalamnya ehe~

Kapan update? Um- sesuka hati- /menghilang/

Sampai jumpa di update selanjutnya ^^

Ambiguous Relationship [Jyuto x Samatoki]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang