Friends With Benefit (1)

145 17 16
                                    

Warning: Alcohol, cigs, non-graphic violents, blood, typos, hurt/comfort, a bit angst I guess.

Please Enjoy. Don't like, don't read.


* * *


Pemandangan dari kantor Samatoki di gedung Katengumi lantai teratas sangat indah di malam hari. Hamparan langit Yokohama terlihat jelas dari atas sini. Begitu pula gemerlap kota di bawah sana. Tak perlu jauh-jauh ke suatu tempat untuk melihat pemandangan itu. Samatoki bisa menikmatinya kapanpun ia ingin.

Pekerjaannya sudah beres sejak layar jam digital menampilkan angka 23.17. Firasatnya mengatakan ia masih harus menetap disini hingga beberapa menit lagi. Ia sendiri tak yakin apa yang sebenarnya tengah ia tunggu. Namun ia akan tahu jawabannya setelah sesuatu terjadi, jika ada.

Asap rokok kembali mengudara di ruangan ber-AC yang cukup luas. Entah sudah berapa batang ia habiskan, hanya untuk menunggu sesuatu yang tidak jelas.

Bos muda itu hampir menyerah dan hendak beranjak ketika pintu ruangannya diketuk. Disusul dengan pintu yang terbuka tanpa persetujuannya. Ia tak perlu menoleh untuk tahu siapa manusia lancang yang selalu keluar masuk ruangan pribadinya seenaknya.

Iruma Jyuto.

Seorang polisi kotor yang merupakan rekan sekaligus anggota teamnya di Mad Trigger Crew. Ah... Sepertinya dialah yang ditunggu firasatnya sejak tadi.

Samatoki masih setia duduk di kursi putarnya yang menghadap ke arah tembok kaca. Masih memandangi keindahan Yokohama di malam hari. Ia menunggu apa yang akan polisi itu katakan.

Tanpa aba-aba, kursinya ditarik memutar, dan rokok di tangannya kini beralih ke jemari sang polisi. Bibir yang hendak protes seketika bungkam ketika samar-samar hidungnya mencium bau alkohol dari pria di hadapannya.

"Oi, sialan.. Kau mabuk?"

Samatoki menatap Jyuto dengan mata memicing. Bukan ia tak terbiasa dengan bau alkohol, toh dirinya juga sering minum. Hanya saja malam ini... Terasa berbeda. Jyuto tak datang dan langsung menyerangnya seperti kebiasaannya tiap mabuk. Ia hanya merebut rokoknya dan menjatuhkan diri di sofa.

Pria dengan surai salju itu tak mempermasalahkannya, dan ia tak berniat mencari masalah dengan Jyuto yang seperti ini. Jyuto yang diam ketika mabuk bisa lebih menyeramkan, dan ia tak dalam kondisi ingin disetubuhi olehnya hingga lumpuh begitu fajar tiba.

Sang tuan ruangan bangkit dari kursi di balik meja kerjanya dan berpindah ke sofa di hadapan sang tamu. Mencoba mencari topik untuk membunuh keheningan yang menyesakkan ini.

"Ingin cerita sesuatu?"

Kalimat pertama berhasil diluncurkan. Samatoki mencoba menahan agar suaranya terdengar biasa. Sedikit-sedikit ia melirik ekspresi lawan bicara yang masih datar seperti sejak pertama kali masuk.

Asap rokok kembali membumbung di udara, kali ini dengan pelaku yang berbeda. Kedua emerald di balik kacamata menatap tajam padanya, "untuk apa aku bercerita padamu?"

Samatoki tahu ia seharusnya tak perlu menjawab. Ia cukup diam dan membiarkan keheningan kembali menyelimuti. Namun sifat keras kepala yang sudah tertanam dalam dirinya melawan akal sehat.

"Aku pemimpinmu. Aku rekanmu. Aku temanmu. Jika ada masalah kau bisa bercerita padaku atau Riou. Jika tak mau, apa gunanya kau kesini, ha?"

Rokok dimatikan ke asbak di atas meja kaca. Kedua zamrud itu masih menatap tajam, menambah hawa dingin yang menusuk kulit porselen Samatoki seolah dingin dari air conditioner saja tak cukup. Dalam diam yakuza tersebut meneguk ludah dengan paksa, yang seolah menjadi terasa lebih berat dari keadaan normal.

Ambiguous Relationship [Jyuto x Samatoki]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang