Pertemuan Pertama

4 0 0
                                    

Bunyi bel menggema di seluruh penjuru SMA Cendikia sesuai perkataan Tasya akan pergi ke ke kantin bersama sama mereka semua langsung keluar menuju koridor kelas yang akan membawa mereka ke kantin sekolah yang berada di pojok kiri.

Di sepanjang jalan semua anak wanita tak henti-hentinya berteriak antusias membuat Aurora kebingungan melihat nya.

Merasa temanya kebingungan membuat Tasya menjawab maksud kebingungan Aurora.

"Ribut kayak gitu udah biasa Ra".

"Kok bisa?" Tanya Aurora pada teman temannya.

"Soalnya hari ini di pria paling ganteng satu sekolah balik ke indo, namanya Galaksi".

"Galaksi?" Tanya Aurora kebingungan, seketika ia teringat kejadian tadi pagi dimana teman temannya ikut menyoraki Daniel yang menyebut nya pria paling ganteng se SMA cendekia namun nyatanya ada orang lain yang lebih tampan dari pada pria itu.

"Anak pemilik sekolah ini, Bintang Galaksi Rajanendra, sepupu si Belva".

Aurora menoleh ke arah Belva dan gadis itu pun tersenyum tipis.

"Sepupu lucknut gue".

"Orang penting dong?" Tanya Aurora pada teman temannya, membuat temannya mengangguk.

"Selain itu dia berprestasi, tampan dan juga kaya raya".

"Nyokap nya pemilik yayasan sekolah ini, dan dia juara pararel tahun kemarin juga kalo ga salah dia anak ekskul juga sayangnya dia ga nyalon jadi ketua OSIS sih" Tasya menjelaskan dengan panjang lebar.

"Kalo Lo mau nanya tentang si Galak tanya aja sama si Tasya Ra, semuanya kalo tentang si Galak dia tahu, lebih tau dari pada sepupu si Galak sendiri ya kan Bel!" Ucap Cantika sambil menyenggol lengan Belva membuat gadis itu terkekeh kecil.

"Dia fans berat si Galaksi" sahut Belva.

Saat sedikit lagi menuju kantin entah kenapa tiba-tiba Aurora ingin buang air kecil.

"Gue mau ke WC dulu ada panggilan alam, kalian duluan aja ke kantin nanti gue disusul" ucap Aurora kepada teman-teman nya padahal kantin sudah berada di depan mereka tinggal jalan sedikit lagi mereka sampai kantin.

"Mau gue temenin gak?" Tanya Cantika membuat Aurora menggeleng.

"Ga usah Can, kasih tau gue aja dimana WC-nya".

"Lo lurus aja dari sini nanti ada koridor pertama dari kantin ini, pilih yang belok kanan lurus aja sampe mentok udah keliatan WC-nya" ucap Cantika membuat Aurora mengangguk paham.

"Oke makasih gue pergi dulu".

"Lo mau di pesanin apa?" Teriak Cantika membuat Aurora menoleh ke belakang dan juga membalas dengan berteriak.

"Sama in aja sama kalian".

Aurora mengikuti instruksi Cantika berjalan menuju arah yang berikan Cantika tadi. Namun saat berada di perjalanan ada yang aneh dengan kotak sampah plastik di dekat loker koridor sekolah, gadis itu mengambil sesuatu yang tak asing ia lihat dari dalam kotak sampah.

Ada banyak kotak di dalam tempat sampah itu.

Kotak cokelat itu tidak asing baginya.

Ya kotak cokelat miliknya, jualannya.

Ia mengambil satu bungkus cokelat itu dan membuka isinya.

Bertapa terkejut nya ia melihat isi dalam kotak itu masih utuh.

Cokelat yang ia buat seharian penuh berada di dalam kotak sampah.

Oh my God.

Seketika amarahnya memuncak.

Ia kemudian mengambil surat di dekat kotak itu juga di dalam tempat sampah.

Untuk Kak Galaksi.

Dari situ iya tahu jika cokelat buatannya ini semuanya untuk pria bernama Galaksi.

Ia memungut cokelat bungkus itu didalam tempat sampah dengan sumpah serapah keluar dari mulutnya, untuk pria bernama Galaksi itu.

Satu hari penuh waktunya dia habiskan untuk orderan cokelat yang di antar ke SMA Cendikia, namun cokelat nya berakhir di tong sampah.

Tanpa peduli anak SMA Cendikia yang terang terangan melihatnya seperti gembel ia mengambil cokelat nya.

"Mau Lo buang juga?" Tanya Aurora melihat anak dengan seragam abu-abu membawa bungkusan cokelat dengan jumlah yang cukup banyak.

"Iya kak" cicit anak laki-laki itu.

"SIAPA YANG SURUH LO BUANG" Bentak Aurora sungguh ia sangat kesal. Banyak tenaga dan pikiran yang ia keluarkan untuk membuat cokelat itu, waktu hingga sampai terlambat masuk ke sekolah pertamanya. Dan kini ia mendapati cokelat yang ia buat mati-matian berada di tempat sampah sekolah barunya.

Oh my God tidak bisa di percaya.

"Anu kak..".

"SIAPA YANG SURUH LO BUANG BRENGSEK" Maki Aurora persetan ia kini makin menjadi pusat perhatian.

Apalagi statusnya sebagai murid baru.

"Gue yang suruh dia buang! Ada masalah?" Suara bariton seseorang, memecah kerumunan orang yang mengelilingi nya.

Dia, pria yang di ceritakan banyak siswi tadi pagi.

Aurora bukan gadis bodoh, baru hari ini ia bersekolah dan baru ini ia mendapat ada pria tampan yang pernah ia lihat. Pahatan wajah nya yang sempurna, rahang tegas, hidung panjang seperti perosotan, warna mata abu-abu, dan tajam, bibir pink dan bertubuh atletis. Tidak ada wanita yang berani menolak pria berkulit putih bersih ini namun kini Aurora sudah tidak pandang bulu.

"Oh jadi Lo yang bernama Galaksi itu?" Sinis Aurora membuat seisi orang yang berada di koridor tercengang.

"Pria sok ganteng, yang membuang cokelat buatan gue!" Tunjuk nya pada Galaksi.

Galaksi menaik turun akan alisnya saja tanpa mengubris pertanyaan gadis itu.

"Jawab pertanyaan gue!" Maki Aurora.

"Itu bukan pertanyaan, so ga perlu gue jawab. Lagian gue alergi cokelat apalagi cokelat murah buatan Lo ini".

Aurora tercengang baru kali ini ada orang yang berani mengkritik cokelat buatannya.

Selama ia mendirikan usaha semua orang memberikan respon yang baik untuk jualannya namun ini orang yang tidak pernah mencicipi cokelat berani mengkritik tidak bisa di biarkan.

"DASAR BRENGSEK" Maki Aurora.

Bugh

Gadis itu memukul wajah Galaksi hingga pria itu sedikit terhuyung mundur.

Semua orang menganga tak percaya ada orang yang berani memukul Bintang Galaksi Rajanendra.

"Raraaa" teriak yang seseorang memecah kerumunan kemudian mengendong Aurora seperti karung beras meninggalkan kerumunan.

"Turunin gue brengsek, gue harus kasih pelajaran buat anak setan itu Galaksi urusan kita belum selesai gitu aja" ucap Aurora kemudian hilang di balik koridor.

Galaksi tersenyum, menatap kepergian gadis itu. Semua murid menatapnya aneh untuk pertama kalinya seorang Galaksi tersenyum keanehan semakin bertambah karena alasan tersenyum pria itu ketika habis di pukul.

"Menarik" ucap Galaksi pelan.

"Cari tau data tentang dia" ucap Galaksi dengan anak SMA yang berdiri di sampingnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GALARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang