Setelah selesai bersiap siap mereka berdua turun dan menuju garasi mobil.Soohyun yang kelaparan sekarang mengurungkan niatnya untuk makan.
Ia tidak sabar akan segera bertemu dengannya nanti begitu pula dengan Jay.
Mobil perlahan lahan keluar dari garasi, langsung saja Soohyun menaikinya dan berangkat.
Hanya keheningan, tidak ada yang membuka suara satupun diantara mereka berdua.
Sampai tiba ditempat yang ada hanyalah keheningan dan angin yang berhembus, membuat rambut Soohyun yang sedikit ia biarkan terurai berterbangan.
"Masih ingat kan dimana dia berada?" tanya Jay membuka perbincangan diantara mereka berdua.
Soohyun hanya tersenyum. "Iya kak, Soohyun masih inget kok dimana dia berada, jangan jangan kakak nih yang pelupa," masih saja Soohyun bercanda ditengah tengah keheningan yang membuat bulu kuduk berdiri.
Jay yang tidak mengubris perkataan Soohyun kini melangkah mendahulu Soohyun.
Tinggal sedikit lagi mereka berjalan, memang melelahkan apalagi tempatnya berjalan dari mobil yang terparkirkan memang sangat jauh.
Sebuah tulisan yang tertera disana membuat Soohyun hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan, ia tidak mau menangis didepannya saat ini.
Meskipun itu sulit sekali untuk ditahan.
Jay yang melihat Soohyun yang hampir saja menangis hanya bisa mengelus pundaknya agar tenang."Hyun jangan nangis, kan kamu sendiri udah janji sama dia kalau gak bakalan nangis lagi."
Tidak ada jawaban dari Soohyun, air matanya kini mulai terjun satu persatu, bagaimana ia bisa menahan tangisannya saat didepan matanya kini tertera nama sahabatnya.
Sahabat yang selalu melindungi kemanapun Soohyun pergi, yang selalu mengerti keadaan Soohyun, kini ia hanya bisa dikenang oleh memori.
Tentang kebaikan, senyumannya yang sangat sulit untuk dilupakan dan bagaimana ia bisa bertahan melawan dunia yang kejam ini.
Bagi Soohyun dia bukan hanya sekedar sahabat melainkan lebih dari itu, tapi takdir berkata lain, tuhan memanggilnya.
Baginya saat itu dunianya hancur, sempat saja Soohyun tidak percaya akan hal tersebut tapi bagaimana pun itu adalah memori lama.
Memori yang seharusnya Soohyun pendam sedalam mungkin.
"Hei gue datang, maaf kalau terlambat.Gue tau, gue terlalu sibuk sama diri gue sendiri sampai ngelupain lo.Apa kabar yang disana?Gue rindu sama lo, rindu semuanya akan kenangan yang lo berikan," Soohyun tidak dapat lagi menahannya, akhirnya tangisannya pun pecah saat itu juga.
Jay hanya menunduk, sedih kini bercampur aduk dalam hatinya, hampir saja air matanya menetes tapi Jay usap kembali.
Ia tidak mau terlihat lemah dihadapan Soohyun dan orang yang kini berada dihadapannya.
"Tega banget ninggalin orang, mana gak bilang bilang.Tau enggak gue nyariin lo semenjak lo ngilang dari rumah sakit, eh tau taunya di rooftop.
Lo janji sama gue, kalau kita bakalan tetap bersama sampai takdir yang misahin kita," Soohyun kini terisak, menangis dalam diam.
Jay kini memeluknya, ia tahu bahwa beban yang ditanggung Soohyun itu sangat berat.Bahkan sebelum sosok yang dihadapannya tersebut tiada, Jay menganggapnya juga sebagai adik sama seperti Soohyun.
"Udah nangisnya Hyun kasihan Niki tuh lihat kamu kayak gini, yang ada dia gak bakalan bahagia disana kalau ngelihat kamu kayak gini, malahan yang ada dia nangis Hyun," ucapnya sambil menenangkan Soohyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catch You
Fanfiction"Sekian lamanya gue nungguin lo, akhirnya gue bisa nangkap lo" "Tau es batu kan?Iya itu sifat lo, lama² gw buang aja ke kutub utara sekalian nyangkul es yang banyak" #14 in bengekers 3 Juli 2021 #2 in bengekers 19 Juli 2021 #2 in yangjungwon 31 Jul...