◤ 2 ◥

825 102 3
                                    

23 06 21

Bukan takut karena kalah, akan tetapi aura yang anggota Ryodan pancarkan, bernar-benar mengintimidasi siapapun yang melihatnya. Matanya tertuju pada Chrollo yang masih membaca. Ia menatap pahatan indah milik Tuhan itu dengan mata berbinar, mengagumi setiap lekukan tubuh Chrollo. Rambut hitam, matanya yang gelap, dengan pakaian yang menampilkan tekuk perut Chrollo, gadis itu terbuai akan keindahannya.

Namun seseorang menghalangi aksi mengaguminya. Phinks berdiri tepat didepan gadis itu, menutupi Chrollo. "Apa yang kau lihat, bocah?" tanyanya dengan nada geram.

Mata gadis itu tertuju pada pria berambut pirang di depannya. Ia menatapnya dengan detail hingga sampai pada satu kesimpulan. Ia membuka mulutnya perlahan, "Kau...apa kau seorang Kyouka?" tanyanya.

Phinks menaikkan alisnya, "Hah?"

"Kau tidak paham? Baik akan kujelaskan. Jadi yang kumaksud adalah-"

"Bukan bocah. Aku paham maksudmu." Potong Phinks. Kini ganti gadis itu yang menaikkan alisnya. "Kenapa kau bisa tau?" tanya Phinks curiga.

Tapi jawaban yang ia dapat hanyalah senyuman manis nan menyebalkan. Phinks akan menghajar gadis itu, jika Chrollo tidak menutup bukunya. Chrollo meraih tempat lilinnya dan meniupnya, membuat gedungnya lebih gelap. Ia berdiri dari tempatnya. 

"Oi bocah, mana buku ketua?" Nobunaga dengan katananya di pinggang. Memang, gadis itu terlihat tidak membawa apapun.

"Oh? Buku itu? Disini." Ia mengetuk-ketukkan kakinya yang berbalut sepatu hitam hingga betis ke tanah.

Mereka semua menatap gadis itu dengan heran. Ada juga yang marah, merasa dibodohi. "Apa maksudmu?" Mereka semua menatap ketua mereka yang mulai melangkah mendekati gadis berambut hitam dengan semburat coklat itu.

"Aku bilang, bukumu ada disini." Balasnya lagi sembari mengetukkan kakinya ke tanah lagi. Tapi setelah ia mengetukkan kakinya beberapa kali, ia membuat gerakan memutar dengan kaki kanannya. Lalu sebuah banyangan hitam bergerak dan membuat dirinya semakin lebar. Chrollo mundur selangkah, sedangkan anggotanya siap dengan senjata masing-masing.

"Lepaskan ikatanku, dong. Sakit." Rengek gadis itu lagi. "Lagipula, kau ingin bukumu kembali, kan? Bagaimana bisa aku mengambil bukumu jika tanganku diikat?" lanjutnya.
"Injak saja. Kau tidak akan kemana-mana, kok."

Akhirnya Chrollo memutuskan untuk melepas ikatan gadis didepannya itu.

Chrollo Lucilfer - StealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang