Chapter 2 End

140 3 0
                                    

Ketika aku di kelas, “semoga itu bisa jadi ibadah terakhir..” Kataku dengan bahagia. Tiba-tiba tetesan darah keluar dari hidungku. Semua teman yang melihatku terkejut. pandanganku menghitam, badanku lemas tak berdaya hingga aku terjatuh di lantai putih kelas.

“Dimana aku?” Tanyaku dalam hati. kulihat di sekelilingku semua indah yang tak dapatku ucapkan.” Apa ini namanya surga? tempat yang dijanjikan oleh Allah SWT untuk orang-orang yang beriman” tanyaku dalam hati lagi. aku pun berkeliling hingga puas dengan tempat ini.

Aku buka kelopak mataku perlahan-lahan, hidung dipenuhi selang dan tanganku ada infus. kulihat di sekelilingku ayah, mama, bu yulia dan semua temanku termasuk dua sahabatku. “Sofia udah sadar te..” Kata ririn dengan kegirangan pada mamaku.
“Dimana aku ma?” Tanyaku pada mama.
“Di rumah sakit sayang..” Jawab mama dengan sedih.
Tanganku merogoh saku yang berada di rok sekolah dan kuberikan pada mama dan mama pun membacanya

Surat untuk keluarga dan sahabat
Mama ayah aku masih menyayangimu, dan dapat yang aku ucapkan kepadamu hanya kata TERIMA KASIH atas segalanya. aku sebenarnya tak ingin meninggalkan ayah, mama, kak syasa dan fahri tapi ini takdir Allah SWT. Sudah 1 tahun aku terkena kanker darah. Allah, tante aina dan aku yang mengetahuinya. Aku dan tante aina sengaja tidak memberi taukan tentang penyakit ini aku takut ayah, mama, kak syasa dan fahri sedih atas penyakit ini, kata mama benar kalau beramal hidup akan tenang, dan terima kasih buat Ririn dan Nisa sahabatku telah mengajari apa arti hidup ini. jika aku pergi jangan tangisi aku lagi, aku sayang kok sama kalian semua dan ikhlaskan aku pergi dengan iringan doa.

Salamku
Sofia

Keluarga dan sahabatku menangis, “as’adulallah ila ha’illalah wa as’adu anna muhammadar rasullah” kataku sambil melipatkan tangan, aku menghembuskan nafas terakhirku.

Ibadah TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang