Inosuke hanya berniat jalan-jalan saja, tapi sepertinya dia tersesat, entah mengapa, dia malah berakhir di pasar yang penuh sesak. Dibalik topeng babinya, ia menghela napas, sudah kesekian kalinya, seorang anak menangis, karena melihatnya yang mengenakan topeng, mungkin mereka menganggapnya menyeramkan. Belum lagi dia tidak mengenakan baju, itu membuat banyak orang disana merasa risih.
"Oi, kenakan baju dan lepas topengmu itu, kau membuat banyak orang takut"
Inosuke berbalik pada orang yang berani menegurnya, ditatapnya orang tersebut dari balik topengnya. Laki-laki itu, sepertinya lebih tua darinya, dia juga mengenakan baju berwarna merah, dengan jubah kotak-kotak, yang menurutnya norak, pedang tersampir disisi kirinya, artinya orang itu bukan sembarang orang.
"Hah?! Apa katamu tadi? Kau pikir kau siapa? Beraninya menegurku!"
Yah, dia seharusnya tidak mencari masalah, dengan orang dihadapannya ini, dia mengutuk mulutnya, yang tidak bisa bicara baik-baik pada orang.
"Kau in-"
"Hiks ibu hiks aku takut"
Ucapan laki-laki itu terputus, saat seorang anak kecil, yang sepertinya berusia 10 tahun, berjongkok tak jauh dari mereka berdua, sambil menangis sesugukan, yang terus saja memanggil ibunya.
"Aku tidak punya waktu meladeni orang sepertimu"
"Oi! Kau mengajak berkelahi ya!?"
Inosuke terperanjat, saat orang itu melewatinya sekejap mata. Bahkan dia tidak melihat, kapan laki-laki yang lebih tua itu bergerak. Kecepatannya membuat Inosuke takjub, orang tersebut berjongkok, didepan anak kecil yang menangis itu, berusaha menenangkannya, tapi sepertinya itu, hanya membuat si anak, semakin menangis sejadi-jadinya. Inosuke terpaksa berjalan kearah mereka, yah, dia sering mengurus bayi-bayi babi, mungkin dia juga bisa mengurus anak manusia. Bayi babi, sama saja dengan anak kecil kan?
"Ck, tampilan saja yang sok keren, tapi mengurus bocah seperti ini saja tidak becus"
Sindiran Inosuke, hanya dibalas tatapan datar, dari mata tak bernyawa, Inosuke jadi berpikir, mungkinkah orang ini zombie? Tapi itu mustahil.
"Jika kau hebat dan lebih baik dariku, kenapa kau tidak mengurus anak ini?"
Inosuke tidak suka diremehkan, dia juga tidak akan mundur dari tantangan. Dengan berat hati, ia melepas topeng babinya, anak kecil itu, langsung berhenti menangis, saat melihat wajahnya. Ia mengulurkan kedua tangan, anak itu segera berada dalam gendongannya. Tatapan dari banyak mata, yang melihatnya dengan nafsu Dimata mereka, membuat dirinya risau, dia takut, tapi berusaha untuk kuat. Ia menyusuri pasar, dengan laki-laki sebelumnya mengikutinya.
"Dimana terakhir kali kau melihat ibumu?"
Inosuke bertanya pada anak itu, yang segera bocah itu tunjukkan, saat pertama terakhir kali ia melihat sang ibu. Sampai ditempat yang dimaksud, mereka melihat wanita cantik yang panik, tengah memanggil nama seseorang. Inosuke menurunkan anak digendongnya, anak itu segera lari ke ibunya, anak dan ibu itu berpelukan.
"Terima kasih sudah mengantar anakku kesini, jika tidak ada kalian, aku tidak tau, apa yang akan terjadi pada putraku. Sayang, ayo ucapkan terima kasih, pada kedua kakak ini"
"Terima kasih nii-chan, nee-san"
Muncul perempatan siku didahi Inosuke, saat anak itu memanggil nee-san, padahal jelas-jelas, jika ia laki-laki. Dia menyentil kening si bocah, membuat anak itu meringkis.
"Bocah nakal, jangan panggil aku nee-san, aku ini laki-laki jantan tau"
"Tapi nee-san sangat cantik, saat besar nanti, aku ingin menikahi nee-san"
Perkataan anak itu, membuatku dan ibu dari bocah nakal tertawa, sedangkan orang disamping ku hanya tersenyum tipis.
"Sepertinya aku salah menilaimu, ternyata kau tidak seburuk itu"
"Cih, simpan saja pujianmu itu untuk orang lain, rasanya aneh, saat kau memuji, dengan wajah datar seperti itu."
Inosuke mengerutu, setelah ibu dan anak tadi pamit pergi, mereka berdua langsung berjalan entah kemana. Inosuke juga segera kembali memakai topeng babinya, dia tidak suka ditatap dengan mata mesum, yang seolah menelanjanginya, yang dirinya dapat, dari orang-orang di pasar. Sebuah jubah dipasang kebahu, Inosuke melihat laki-laki yang memberinya jubah.
"Pakailah, aku berikan ini padamu, jaga baik-baik"
Setelah mengatakannya, orang itu pergi entah kemana. Inosuke mengeratkan jubah ditubuhnya, rasa hangat segera dia rasakan, jantungnya berpacu, entah karena apa.
"Apa aku sakit jantung?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Harem Inosuke (18+)
FanfictionInosuke Hashibara tidak pernah membuka topeng babinya, alasannya hanya satu, agar tidak ada orang yang melihat wajah cantiknya, karena bagi Inosuke, memiliki wajah cantik adalah sebuah kesalahan. Belum lagi, Jika orang-orang melihat wajahnya, mungki...