Inosuke pulang ke rumahnya yang letaknya jauh di dalam hutan, rumah itu tidaklah besar, halaman serta dinding rumah, ditumbuhi banyak tanaman, hal itu membuat kesan menyeramkan, pada rumah yang Inosuke tempati, rumahnya memang terkesan tidak layak huni, tapi rumah tersebut membuatnya nyaman dan merasa aman, tempat dimana ia jauh dari mata yang ingin tau, serta manik dari orang-orang, yang penasaran akan sosoknya.
"Tadaima!"
Pekik Inosuke, kala memasuki rumah, ia selalu mengucapkan itu meski tau tak ada yang menjawabnya. Sanemi masuk kedalam hutan terlalu jauh, kakinya berhenti melangkah, kala melihat sebuah rumah kecil didepannya, rumah itu memang menyeramkan, tapi Sanemi tidak takut, ok, mungkin sedikit, hanya sedikit lo!
Sambil menghela napas yang tidak sadar ia tahan, Sanemi melangkahkan kaki menuju rumah tersebut dan masuk ke dalamnya. Sanemi terkejut, dari luar rumah itu menyeramkan, tapi didalamnya bersih, meski sepertinya semua ruangan berada disatu tempat, yang hanya dipisahkan oleh sekat, ketika celingak-celinguk kesana-kemari, netra miliknya melihat seonggok, maksudnya seorang remaja cantik, yang tengah tertidur di sofa usang, ia semakin terkejut, ketika melihat jubah yang sangat dikenalnya.
"Jubah itu milik Giyu"
Tanpa terduga, Sanemi berjalan mendekat dan berjongkok, hingga wajahnya sejajar, dengan wajah pemuda yang terlelap dengan posisi miring, sebelah tangan remaja itu gunakan sebagai bantal, tangan satunya menjuntai ke lantai. Entah kerasukan iblis apa, Sanemi mendekatkan wajahnya dan mencium bibir remaja tersebut, yang sedikit terbuka.
"Manis"
Batin Sanemi yang terbuai, dengan ciuman sepihak tersebut, karena terlalu asik mencium bibir manis itu, Sanemi tidak sadar, jika yang dicium tengah membuka matanya.
Brakkk
"Uhuk uhuk"
Sanemi terbatuk, saat tubuhnya terlempar ke dinding rumah, karena keasikan mencium orang yang sedang tidur, membuat Sanemi menjadi lengah.
"Kau! Siapa kau hah? Bagaimana kau bisa masuk ke rumahnku dan mencium ku seenaknya! Itu ciuman pertama ku tau!"
Sanemi masih menetralkan napasnya, akibat tendagan yang ia terima, dia mengangkat tangan tanda menyerah, darah mengalir dari sudut bibirnya, tapi ia malah tersenyum.
"Baguslah jika itu ciuman pertamamu, berarti aku yang pertama"
"Kau!"
"Haha, jangan berteriak begitu sayang, apa kau tau, teriakan mu itu, malah membuat ku ingin memperkosa mu"
Inosuke bungkam, membuat Sanemi tertawa, hasrat akan sex, tiba-tiba muncul dari seorang Sanemi. Suka atau tidak, Sanemi akan membuat pemuda cantik itu mengerang, saat ia mengeluar masukkan penisnya, dan mengisi lubang si surai dongker, dengan benihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harem Inosuke (18+)
Fiksi PenggemarInosuke Hashibara tidak pernah membuka topeng babinya, alasannya hanya satu, agar tidak ada orang yang melihat wajah cantiknya, karena bagi Inosuke, memiliki wajah cantik adalah sebuah kesalahan. Belum lagi, Jika orang-orang melihat wajahnya, mungki...