Kalau biasanya weekend adalah hari ngebo bagi semua orang, termasuk Renjun, tapi tidak dengan hari ini. Pagi-pagi dia sudah bangun dan siap-siap berangkat ke untuk menjemput Shuhua.
Sekarang Renjun bersiulan sambil mengambil selai blueberry, ditaruh di rotinya untuk sarapan.
"Mau kencan lu boy?" tanya Chanyeol yang duduk di sofa dengan kaki disilangkan dan membaca koran.
"Engga, nyari tropi buat lomba."
"Pagi banget? Mana ada toko yang buka jam segini?"
"Rumahnya jauh." jawab Renjun asal.
"Dimana?"
"Duh Papa ini, aku bukan terdakwa Pa, ini cuma mau beli tropi, banyak banget pertanyaannya."
"Papa belum pernah lihat kamu semangat kayak gini pagi-pagi, apalagi hari libur gini. Kalo ngga disiram air ngga bakal bangun kamu."
"Peningkatan dong sekarang bisa bangun sendiri."
"Itu mah kamu ada motifnya."
"Beuh...pake motif segala. Mama mana Pah?"
"Gowes. Minta uang ngga? Eh pertanyaan Papa belum dijawab, rumahnya dimana?"
"Jalan Pahlawan."
Chanyeol melipat korannya. "Jalan Pahlawan lu bilang jauh? Kencan sama siapa? Papa ngga bisa main-main pilih calon mantu."
Renjen meletakkan rotinya yang tinggal sepotong lalu menatap Chanyeol datar. "Pah..beli..tropi."
"Sama cewek kan?"
Renjun mendengus. "Iya."
Prok. Chanyeol bertepuk tangan sekali lalu berdiri menghamipiri Renjun. "Akhirnya anak Papa." ucapnya sambil mengelus rambut Renjun.
Dengan kesal Renjun menyingkirkan tangan Chanyeol. "Papaaaa beli tropi Paaaa." ujarnya dengan nada merengek menyerah.
Chanyeol mengangguk-angguk sambil tersenyum. "Iya iya nak ngga papa, padahal Papa mau jodohin kamu, tapi kalo udah punya pacar bisa lah dipertimbangkan dulu."
Yasudahlah terserah. Batin Renjun.
Karena Papanya sedang good mood, Renjun menyodongkan tangannya. "Minta uang Pak, kasian Pak..."
Chanyeol mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribuan dan satu kartu kredit.
"Ya Tuhan terima kasih engkau memilihkanku orang tua baik hati." ucap Renjun dengan tangan menengadah seperti berdoa.
"Pede, siapa yang mau ngasih ini." Ucapan Chanyeol dibalas dengan tatapan tajam Renjun.
Sekarang Chanyeol duduk disebelah Renjun. Feelingnya sudah mulai tidak enak.
"Papa punya pilihan, kalo kamu mau bawa cewekmu kesini Papa pinjemin kartu kredit Papa, kalo ngga bisa, Papa kasih 200 ribu aja. Gimana?"
"Astaga...tindak pidana itu Pah, undang-undang nomer 21 tahun 2007 tentang perdagangan orang."
"Widiiiih pinter lu? Udah mau nerusin kerjaan Papa?"
"Ngaco. Papa aja dirumah kalo bahas kasus orang pake pasal-pasal terus gimana aku ngga ikutan hafal? Udah ah Pah, Renjun berangkat. Tabungan masih banyak." ucap Renjun lalu nyelonong pergi.
Sementara dirumah lain...
"Pagi sekali sayang, mau kemana?" tanya Irene yang masih duduk di meja makan selesai sarapan.
Kalau weekend dirimah mereka, tidak akan bisa sarapan bersama, entah karena Shuhua belum bangun, atau Mama Papa Shuhua yang ada jadwal olahraga bersama.
![](https://img.wattpad.com/cover/259032629-288-k464934.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita
FanfictionFlashback dari Our World series ⚠️jangan baca ff kalo tidak bisa bedakan mana fiksi mana real ⚠️mature, dikit👌🏻