O7 ㅡ citrus

474 78 0
                                    

"Rhea!" Jungwon segera lari ke arah Rhea yang lagi duduk di bawah pohon, nahan sakit. Kelihatan lututnya luka parah.

"Astaga, Rey! Lo kenapa?!" Sunoo nyusul sambil lari-lari setelah ngabisin mie-nya Jungwon dulu tadi.

"Rhea jatuh, gak sengaja kedorong orang katanya." jawab Yujin.

"Kenapa bajunya basah juga? Jatuh dimana lo, Rey?"

"Nyebur atuh dia teh. Kan oleng, abis tuh jatuh ke sungai. Untung ada yang nyelamatin dia tadi, kayaknya pembina pramukanya anak-anak SD yang lagi kemah juga di deket sini. Terus ya gitu, ternyata lututnya luka parah." jelas Yujin. Walaupun kadang nyebelin, Yujin juga sepeduli itu sama Rhea.

"Aduh, interogasinya nanti aja plis!" protes Rhea. Bukannya cepet-cepet ditangani malah ngegosip dulu.

"Lo aja yang urusin, Won! Gue gak bisa ngurusin orang luka. Sumpah. Ngilu." Yujin bergidik ngeri sedari tadi. Gak tegaan dia tuh orangnya :3

"Gue jadi babu lo dah, Won. Kudu ngambil apa gue?" Sunoo mengajukan diri menjadi babunya Jungwon untuk sesaat. Dalam keadaan darurat seperti ini, dia bersedia jadi apapun. Jadi ultraman pun dia siap.

"Ambil botol air minum yang kosong, isiin air sana! Ambil tas gue ke sini. Cepetan!"

"Siap, bos!" Sunoo ngacir ke tenda, ngambil barang-barang yang dititah Jungwon.

"Rey, lo gapapa?" tanya Yujin cemas, Rhea mulai memucat.

Rhea mengangguk pelan.

"Lagian, banyak tingkah sih!" omel Jungwon.

"Enak aja. Gue lagi ngebantuin orang juga. Su'udzon terus lo sama gue, Won!" ketus Rhea gak terima.

Dia niat baik malah disangka yang enggak-enggak. Cecan mah serbasalah. Hiks

"Iya iya, maaf."

"Nih, Won!!" Sunoo akhirnya kembali bawa segala macam barang yang disuruh Jungwon.

"Mending.. Gue ke tenda, ye gak? Bai!" Yujin ngacir duluan ke tenda diikuti Sunoo yang sudah lelah jadi babu Jungwon.

"Ck."


"Sini, bersihin dulu lukanya." Jungwon membuka botol yang udah diisi air sama Sunoo tadi.

"Gak, ah. Sakit tau!" tolak Rhea.

"Enggak." Jungwon dengan cepat ngebersihin luka Rhea pake air. Ngadi-ngadi emang. Dibilang gak mau tetep aja.

"A-akh! Heh! Jungwon! Sakit!! Bush-"

"Heh! Gak boleh ngomong kasar, gue tinggalin lo disini." Jungwon segera motong ucapan Rhea sebelum dia bener-bener mengeluarkan sumpah serapahnya yang bisa mengundang makhluk lain gabung ke tenda nanti malam.

"Iya, iya, maaf. Tapi sakit, ih!" keluh Rhea, wajahnya memerah karena nahan sakit di lututnya.

"Ya maaf. Terus gimana?"

"Udah ih cepetan obatin! Perih banget!!" Rhea narik-narik lengan Jungwon gemas. Gak kuat lagi pengen nangis.

Jungwon juga gak tega apalagi ini teh pujaan hati belahan jiwa gitu uhuy (づ ̄ ³ ̄) tapi ya gimana? Gak ada cara lain dan terpaksa harus 'kejam', kan?

"Makanya lain kali hati-hati. Udah tahu badan macam boneka kertas, jangan ngada-ngada." ceramah Jungwon sambil membereskan isi tasnya.

Luka Rhea udah selesai diobati, berkat Jungwon.

"Iya gue tahu bukan lo yang nabrak tapi ya hati-hati aja. Untung ada yang nyelamatin. Lo masih pengen idup tenang, kan?"

Rhea dengan cepat nampol jidat Jungwon. Makin dibiarin makin ngelunjak makin ngaco ngomongnya.

Turtledove | Jungwon [EN-]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang