☁hey, you wanna hangout?

457 54 9
                                    

A/n: kyknya book ini bakal banyak bonchapt-nya nih. Aku belum rela turtledove udahan. Gimana?😗


"Won, bangun ih! Udah siang!" ini udah kali ketiga Rhea mencoba ngebangunin Jungwon.

"Ah, apasih, Rey. Masih pagi banget ini!" Jungwon malah semakin menarik selimut tebalnya.

Rhea berkacak pinggang. "Won, bangun! Bantuin masak kek! Apa kek gitu! Ck!"

"Hmm, nanti nanti."

Rhea memutar bola matanya, kemudian dengan cepat menarik selimut tebal yang menutupi Jungwon.

"Ah, Rhea~!" Jungwon akhirnya bangun juga.

"Beresin kasurnya, ah! Jangan manja!" ketus Rhea, lalu melangkah dengan cepat keluar kamar.

Hmmm, nampaknya doi lagi emosian. Bisa abis gue dihajar ini kalo males-malesan!, batin Jungwon dalam hati.

Dengan cepat ia membereskan kasurnya sebelum Nyai kembali dan ngegebukin dia pake sapu tongkat birunya yang merupakan hadiah nikahan mereka dari Haruto.

Emang keterlaluan anak itu. Gak bisa elit dikit kek gituㅠ

...

"Aduh, mau kemana sih, Jungwon? Aku capek nih jalan terus gak nyampe-nyampe. Duduk dulu kek!" keluh Rhea.

"Ih biar suprise atuh. Bentar lagi nyampe kok. Janji."

Rhea cemberut, kakinya udah sakit. Capek banget belakangan ini banyak kerjaan yang harus diselesaikan. Terutama dokumen-dokumen penting. Ditambah lagi urusan-urusan lainnya. Semuanya terlalu melelahkan.

Rhea berhenti jalan beberapa saat, membuat Jungwon ikut berhenti jalan. Dia tau gimana rasa capek yang Rhea rasakan.

"Yah, kok berhenti jalannya?" tanya Jungwon.

"Capek. Mau kemana sih?! Capek tau, ih!" kesal Rhea.

"Ya udah kalau gak mau jalan, aku tanya tapi kamu harus jawab sejujurnya. Semuanya. Deal?" Jungwon mengulurkan tangannya dengan senyum manis.

Rhea menghela napasnya, dia gak suka ini tapi dia juga gak mau jalan lebih jauh lagi. Gak sanggup. Lagian ada mobil bukannya dipake malah dikacangin aja di garasi sampai berdebu, sampai kotor banget, sampai jadi 'papan tulis' anak-anak yang lewat.

"Rey, ayo. Mau gak? Kita beli minum dulu deh. Tapi kamu harus jelasin, kamu kenapa. Aku gak ngerti kalau kamu gak bilang terus tiba-tiba marah-marah gitu."

"Ck, iya-iya!!"

...

"Kan capek, Won! Aku gak bisa tidur belakangan ini. Tidurnya pasti lewat dari jam satu atau jam dua terus, bangunnya jam tiga atau jam empat. Capek." keluh Rhea.

Akhirnya setelah dibujuk berbagai cara, Rhea mau menjelaskan semuanya ke Jungwon.

"Capek? Iya, sama. Kamu sibuk di rumah, aku juga sibuk di kantor. Kamu harus ngurusin dokumen, aku juga sama."

Ucapan Jungwon membuat Rhea berhenti bicara. Emosinya mereda, justru tertarik untuk mendengarkan Jungwon yang sebelumnya belum pernah mengeluh tentang apapun sama sekali. Rhea pikir semuanya baik-baik aja.

"Tapi aku jadi makin capek kalau harus ngertiin kamu yang entah kenapa tiba-tiba marah. Ini itu pengennya marah terus. Pagi, siang, sore, malem. Marah. Aku juga capek, Rhea." Jungwon menatap Rhea yang saat ini menunduk, baru sadar kalau gak cuma dia yang merasa capek. Jungwon juga.

Jungwon tersenyum kecil kemudian menarik tangan Rhea, mengusap punggung tangannya dengan ibu jarinya.

"Tapi apa gunanya kalau cuma mikirin masalah sementara banyak hal baik juga terjadi di saat yang bersamaan. Ketimbang mikirin masalah, kenapa kita gak mikirin apa manfaat kita dapet masalah itu? Kita lebih dewasa, orang dewasa juga boleh mengeluh, kayak bundamu, atau mama. Mereka gak dilarang untuk mengeluh kan? Tapi daripada mengeluh, mereka kelihatan enjoy aja. Gak pernah menyampaikan keluhan mereka ke kita sama sekali."

"Kita udah lebih dewasa dari hari kemarin. Bukan lagi orang yang apa-apa ngeluh, pengen kerjaan cepet selesai tapi gak ada usaha sama sekali. Makanya, pemikiran kita juga harus lebih dewasa. Orang dewasa yang baik menyelesaikan masalahnya dengan bijak, bagaimana pun caranya. Gak ada jawabannya di internet, youtube atau platform lainnya. Kita bisa nemuin jawaban dari masalah itu dari diri kita sendiri."

Hening.

Ucapan Jungwon bener semua. Kalau dipikir-pikir, semua orang pasti bilang kalau cewek itu selalu benar dan cowok yang selalu salah.

Tapi di situasi ini, sebaliknya.

Jungwon kelihatan tenang-tenang aja karena dia bisa menyikapi permasalahan di sekitarnya secara bijak, bukan dengan mengeluh, apalagi marah-marah.

"Ah.." Rhea akhirnya paham kalau semua orang juga capek sama masalahnya masing-masing. Ada yang secara terang-terangan nge-spill masalahnya di sosmed, mengeluh di sosmed, tapi ada juga yang memilih untuk menyimpannya sendiri sebagai pelajaran berharga untuk dirinya sendiri.

"Gapapa, masalah apapun itu, bisa dibicarakan baik-baik. Dan kita bakal menyelesaikan masalah itu sama-sama. Jangan pendam sendiri masalahmu. Cerita aja, kan ada aku." Jungwon mengusap rambut Rhea.

Tingkah lakunya berubah drastis jika dibanding beberapa tahun lalu. Jungwon lebih dewasa. Pastinya.

"Jadi sekarang? Mau jalan lagi?" tawar Jungwon.

Rhea mengangkat wajahnya, suasana hatinya jauh lebih baik. "Kemana?"

Jungwon melempar senyum gentle-nya yang membuat kedua lesung pipitnya menunjukkan diri. Bikin yang disenyuminnya jadi salah tingkah.

"Gini," Jungwon menarik tangan Rhea lagi sambil menatap matanya dengan lembut sebelum kemudian tersenyum lebih lebar.

















"Hey, you wanna hangout and forget all the problems for awhile?"



Endㅡ

Lesson of the day : semua orang punya masalah, semua orang punya keluhan, tapi masing-masing individu punya caranya sendiri untuk menyelesaikan masalah itu atau justru mengubah masalahnya jadi 'pengalaman' untuk jadi pribadi yang lebih baik lagi.

Jangan pendam masalahnya, ceritain aja sama orang yang kalian percaya, atau sama diary kalau gak punya orang yang bisa jaga rahasia kayak akuㅠㅠ

Atau mungkin mai cerita sama aku. Boleh banget. Kita gak saling kenal, tapi gak masalah. Aku mungkin gak bisa ngasih advice terbaik tapi aku bisa jadi pendengar yang baik. Feel free to dm, atau mungkin mau curhat di instagram juga boleh. Dm aja dulu😚







"Life is full of challenges, and those who dare to face their own challenges are the ✨real heroes✨."

ㅡjeanette'

Turtledove | Jungwon [EN-]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang