Another Day [Baeksoo • Oneshoot] ✔

Another Day

Another Day

Presented by Loeybee

A Oneshoot of Baeksoo Story

Copyright ©12 June, 2021.
by Loeybee64

⚠ Disclaimer :

Nama, tokoh, karakter, dan tempat dalam cerita ini hanyalah fiksi.
Ide cerita tetap murni dari saya.

|

Background Music :

Wind by Jung Seung-Hwan

Ost. Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo

|

Gemerincing lonceng dari pintu masuk, mengawali langkah masuk satu-satunya pengunjung di kafe bernuansa vintage yang didominasi warna putih serta cokelat kayu, di pagi musim semi yang baru saja memasuki paruh pertama. Langkahnya terhenti sejenak sambil mengitari seisi kafe yang masih terbilang sepi karena baru dibuka.

Seulas senyum mengembang, mendapati lambaian tangan dari sesosok lelaki yang telah menempatkan diri di kursi yang bersebelahan langsung dengan dinding kaca kafe. Menjadikannya sebagai tempat favorit bagi mereka yang ingin mengamati aktifitas di luar kafe sambil menyesap secangkir minuman kesukaan.

Persis seperti yang sedang dilakukan lelaki berperawakan rendah di sudut kafe. Menanti dengan sabar pengunjung yang sedang beranjak menghampiri.

"Apa ini? Kau sebegitu rindunya padaku sampai meminta bertemu sepagi ini?" tanya sang pengunjung, mendudukkan diri berhadapan dengan sang lawan bicara. Senyum yang belum lepas dari wajah kian meninggi mendapat balasan yang sama atas pertanyaan ia lontarkan.

"Kau sudah sarapan?" alih-alih menanggapi pertanyaan yang diberikan, si lawan bicara malah berbalik berlaku sama.

"Belum, hehe ...." kekehan kecil terlepas dari bibir tipis yang diberi sedikit pelembab tersebut.

"Sepertinya aku terlalu bersemangat ingin bertemu sepagi ini sampai lupa sarapan," lanjutnya lagi masih melempar senyum riang.

"Ingin kubuatkan sarapan?" pertanyaan dari sang lawan bicara mendadak menarik kedua alis lelaki di seberang.

"Mwoya? Gapjagi? Biasanya kau akan mengomeliku kalau lupa atau terlambat sarapan."

"Kau tidak suka aku bersikap baik?" tanya lelaki pemilik wajah berisi di seberang meja. Gelengan cepat pun segera diberikan sang pengunjung. Sedikit mencebik sebal.

"Geunyang ... tidak seperti biasanya," ucap pengunjung itu rendah.

Tidak ada sahutan. Hening sejenak menyela kedua lelaki di depan meja bulat. Sesekali netra gelap pemilik wajah berisi itu melirik ke luar dinding kaca. Mengulas senyum tipis memperhatikan pepohonan yang mulai menampakkan binar cerah, kelopak bunga bermekaran, serta sakura yang mulai mewarnai sepanjang jalan.

"Ippeo ...," bisik lembut dari arah depan masuk ke ruang pendengaran lelaki yang lebih rendah. Mengembangkan senyum yang terpatri sejak beberapa detik lalu.

"Hm, benar. Mereka sangat cantik," sahutnya sedikit bergumam.

"Ani."

Manik gelap dari netra bulat di hadapan beralih, memandang mata sabit yang lekat menatapnya.