SAN

744 51 2
                                    

Rumah baru
.
.
.

Setelah meletakkan koper-koper berisikan barang-barang milik Naomi yang tak boleh tertinggal satupun, kini Yuta berjalan di area tangga rumahnya dengan kepala yang menunduk lemas

Jaehyun dan Taeyong turut membantu untuk merapikan kediaman rumah Yuta, tiga orang dewasa dengan dua anak kecil berbeda gender tengah berbincang-bincang santai di bagian ruang tengah yang hanya berisikan sofa serta sebuah televisi dengan layar yang cukup besar

Ngomong-ngomong, televisi apa ya yang Yuta beli?

Naomi berjalan mendekat ke arah sang ayah dengan pandangan yang mengarah kepada tangan kecilnya yang sedang memegang bungkusan permen cokelat

"Daddy, butaa!" anak perempuan kecil itu berujar dengan keras

"Pftt" Jaehyun menahan tawanya, lalu memekik tertahan saat merasakan lengan kanannya tengah di cubit keras oleh sang istri

Yuta tidak berbicara banyak, jika dirinya mengomentari tentang cara bicara Naomi yang masih cadel, maka anak kecilnya itu akan berbalik mengomentari dirinya. Can't do anything, semaunya Naomi saja. Dia selalu salah

Setelah membuka bungkusan permen cokelat tadi, Yuta membiarkan Naomi kembali bermain bersama Mark. Dirinya beralih menatap kedua pasangan di sebelahnya ini dengan banyak pertanyaan

"Taeyong, apakah Mark sudah bersekolah?"

"Tentu, ada apa?" Jawab Taeyong lalu setelahnya ia bertanya

"Baiklah dimana? Sepertinya Naomi juga harus kembali bersekolah" Benar bukan? Naomi di sekolahkan saja, dengan siapa nanti ia bermain jika dirinya kerja?

"TK YONGDAM"

Rumah Yuta terasa sedikit sepi setelah kepulangan Jaehyun dan Taeyong serta Mark. Karena siang sudah berganti menjadi sore, berarti mereka bertiga sudah menghabiskan banyak waktu saat berada di rumahnya

"Daddy!" Naomi berlarian menghampiri Yuta yang sedang mengunyah sandwich untuk mengganjal perutnya yang lapar sebelum makan malam tiba

Dirinya menatap sang putri menunggu apa yang sedang anaknya itu inginkan "Itu" Naomi menujuk sebuah tembok bergambarkan sebuah kartun Jerapah yang besar, di gambar itu terdapat gambar juga berupa penggaris

Oh, Yuta faham

"Naomi ingin mengukur tinggi badan?"

Senyuman di wajah Naomi nampak kian melebar "Ya, Nomi ingin tauu jika Nomi tudah tinggi"

"Baiklah ayo, setelahnya kita bersiap-siap" Yuta beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan pelan seraya menuntun Naomi

"Kemana dadd?"

"Keluar, apa Naomi tidak ingin bersekolah?"

"Mau! Tan daddy yan buat Nomi teluar dali tekolah" Benar juga

"Stt"

°°°

89 cm

Angka itu membuat anak perempuan kecil yang memiliki warna kulit putih bak salju, bibir merah yang mengerucut kini tengah merajuk ke pada sang ayah karena tinggi badannya tak sampai 100 cm

Yuta sedari tadi bukannya membujuk malah menertawakan anaknya, dirinya fokus menyetir melewati banyak gedung-gedung tinggi serta tengah merasakan hembusan angin malam, ia sengaja tak menutup kaca mobil

Toko perlengkapan sekolah adalah tujuan utama Yuta, setelah membuat sabuk pengaman mobil dirinya dan Naomi. Segeralah ia menggendong Naomi lalu mengunci mobilnya yang berada di parkiran

Yuta membuka list untuk barang apa saja yang harus ia beli. Tas, sepatu, buku tulis, dan perlengkapan lainnya kini Yuta sampai pada rak bagian rautan pensil yang didesain begitu lucu

"Inin bebek!!"

Naomi memberontak dalam gendongan Yuta, karena gemas Yuta menggigit pipi sang anak lalu mengambil dua rautan pensil berbentuk bebek sesuai dengan apa yang anaknya mau

Seperti para orang tua lainnya yang repot ketika membawa anak kecil yang membangkang Yuta mencibir berhasil di dengar oleh Naomi

"Daddy juda melepotkan, tiapa yang halus memeluk daddy tidur thalau butan Nomi"

Dengar kan? Anaknya pintar sekali menjawab

Setelah membayar banyak barang untuk Naomi dan dirinya sekaligus untuk stok di rumah. Yuta membuka pintu mobilnya mendudukkan Naomi di kursi penumpang depan kini Yuta beralih menata barang belanjaannya di kursi penumpang bagian belakang

"Pulpen, kertas, dan. Oke ini lengkap-"

Yuta berjalan mundur tanpa melihat seseorang pejalan kaki yang kini tak sengaja menubruk punggung Yuta karena jalannya terhalang

Letak parkiran mobil memang ada di pinggir jalan, jadi tak heran ada saja pejalan kaki yang harus berhati-hati dengan pintu mobil yang tiba-tiba terbuka

Lelaki manis dihadapan Yuta kini meringis pelan, keinginannya yang berjalan menunduk seraya memakai jam tangan di pergelangan tangan kirinya kini sudah terkubur

Jam tangan milik nya pecah menjadi dua bagian, hah- jam tangan yang malang

"Kau tidak apa-apa?" Yuta memungut jam tangan rusak itu dengan hati-hati

"Tak apa, maaf ini terjadi karena kecerobohan ku tuan" Seseorang di depannya ini berbicara dengan kepala yang menunduk

"Baiklah tunggu"

Yuta tengah mencari sebuah kotak kecil berbentuk persegi, lalu meletakkan kotak itu di telapak tangan lelaki manis di depannya ini

"Jam tangan mu rusak, dan ambillah ini"

"Tid-

"Tak apa, lagi pula jam tangan itu belum pernah aku pakai lebih baik kau saja yang memakainya"

"Namaku, Nakamoto Yuta. Dan kau?"

"Dong Sicheng, Winwin"

°°°

tuan-ty
10 Maret 2020

tuan-ty10 Maret 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KAMU [Yuwin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang