KAMU [Yuwin]

ICHI

Pindah?

.
.
.

Yuta tersenyum teduh melihat putri kecilnya terlelap di sofa karena kelelahan bermain balok kayu yang berbentuk bangun, yang sedari tadi ia mainkan. Tangannya terulur untuk membenarkan tatanan rambut putri kecilnya yang hitam lebat, mengelus pelan pipi mulus putih bak salju milik anaknya itu

Sore menjelang malam ini terasa sangat dingin akibat turunnya salju. Kini Yuta berdiri dari tempatnya yang tadi ia tempati untuk menonton tv dengan menjaga anaknya

Yuta berinisiatif membereskan beberapa mainan berserakan milik putrinya, ia sudah biasa hal melakukan ini

Setelah semuanya beres, kini Yuta kembali mendudukkan dirinya didekat tempat dimana putrinya masih tertidur

Alisnya mengerut, bibirnya yang merah seperti darah mengerucut, dan pipinya yang putih bak salju mengembung lucu. Sukses membuat seorang Yuta menahan tawa agar tidak mengusik ketenangan putrinya

Tidak terasa, dia sudah terbiasa menjalani hidup seperti ini. Menjadi ayah sekaligus emm ibu? Untuk putrinya, selama 3 tahun ini. Oh astaga putrinya besar terlalu cepat

Yuta, bercerai dengan Park Sooyoung saat putrinya masih berusia 1 tahun. Karena itu sekarang ia memilih menetap di Jepang daripada Korea, padahal perusahaan disana sedang membutuhkannya

Dan hak asuh jatuh kepada Yuta, karena Park Sooyoung jatuh sakit waktu itu. Ah sudahlah mungkin mereka tidak berjodoh, menurut kabarnya Park Sooyoung sudah menikah dengan dokter yang merawatnya

Alih-alih memikirkan kantornya, rekan kerja sekaligus adiknya itu sudah 3 hari memaksanya untuk kembali ke Korea . . .

"Ugh d-dady" suara anak kecil yang sedikit serak setelah tidur kini membuyarkan lamunan Yuta yang asyik memikirkan perusahaannya di Korea

Yuta menoleh, dan melihat putrinya kini mendekat kepadanya dan sekarang menempel bak koala

"Kenapa hm?" Tanya Yuta yang sudah menangkup pipi gembul putrinya, kini dirinya pun menahan gemas

"Dad, nomi ingin itu" tunjuknya ke arah meja makan, disana terdapat buah berkulit kuning yang tak lain adalah pisang

Yuta menepuk jidatnya, anaknya ini suka sekali dengan buah pisang. Bahkan sepertinya putrinya ini lebih mencintai buah pisang daripada dirinya.

Dia menyesal mengenalkan buah itu kepada putrinya..

Yuta menoleh ke arah Naomi, dan memincingkan matanya "Bukankah Naomi sudah makan tadi?"

Naomi, Naomi Yukato anak itu mengerucutkan bibirnya lucu "Dasal pelit" Sungutnya dengan tangan mungilnya menepuk-nepuk dada sang ayah

Seorang Nakamoto Yuta itu hanya menggelengkan kepalanya, di tepuk seperti ini mana ada sakit. Tidak terasa apapun "Baby dengar, kamu aja tidur hanya satu jam dan sebelum tidur kamu bermain dan makan di sepanjang waktu, apa masih tidak kenyang?" Tanya Yuta hati-hati, anaknya ini gampang ngambek

"Daddy tawu itu tuda tatu tjam, lapel lagi laa" pantas saja gembul

Yuta menurut saja, berdiri dengan tubuh yang di tempeli sang anak dengan melangkahkan kakinya mendekat ke arah dapur dan mengambil satu buah pisang

Sebelum itu, Yuta sudah mendudukkan anak berusia 4 tahun itu di atas meja. Lalu memberikannya satu buah pisang. Nampak wajahnya kian bahagia dengan mata yang berbinar

Dengan tak sabaran Naomi mengupas pisangnya dan melahap buah pisang itu yang mengakibatkan pipinya yang gembul itu mengembung

Disisi lain, Yuta kini mengerutkan keningnya, memikirkan sesuatu..

"Baby, besok kita pindah ke Korea menemui uncle Jaehyun" Celetuk Yuta, Naomi melirik sekilas menelan makanannya sebelum berucap

"Pindah itu apa dad?" Tanyanya polos

Yuta jadi bingung kan, "Emm, kita ke rumah baru" Ucap Yuta

. . .

Naomi Yukato

Anak yang masih berusia 4 tahun. Belum sekolah, pernah sih tapi berakhir nangisin teman-temannya. Yang malu kan Yutanya. Sejak 1 bulan ini, Yuta sudah membulatkan keinginannya untuk kembali ke Korea. Melanjutkan pekerjaannya. Karena itulah dia menghentikan sekolah anaknya disini. Dan menyekolahkan Naomi di Korea saja.

Yukato, adalah marga asli milik sang ibunda Yuta. Nenek Naomi yang memaksa Yuta memberikan marga itu.

Yuta bisa apa . .

°°°

Cerita baru.
Kalo suka ya lanjut.
Ga suka ya yaudah, segini:v

tuan-ty

26 September 2020