Hujan. Di pagi hari. Terdengar hembusan keluh dari seorang Shery Laveka yang menunjukkan ketidaksukaan dengan cuaca yang membuat suasana menjadi muram begini. Rasanya ingin kembali bermanja-manja dengan pulau kapuk dan selimut hangat nya, namun tidak bisa karena ia masih menjadi siswi sekolah menengah lanjutan.
Dengan langkah berat hati, menenteng kantong plastik berisikan sepatu dan kaos kaki guna tidak mengotori dalam tas akibat alas yang ya bisa dikatakan kotor kemudian berpakaian jas yang kebesaran berwarna hijau neon pun Shery berangkat menuju sekolah.
Shery seorang remaja yang berjenis kelamin perempuan biasa memiliki banyak hobi tapi dominan mendengarkan musik 24 jam stop ketika tidak pegang smartphone atau laptop dan menonton anime. Seorang yang sedang berusaha untuk mencoba lebih banyak berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain yang akhirnya menemukan beberapa teman yang sangat berbeda jauh darinya. Teman yang membuktikan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain itu benar adanya.Hebat bukan?
"Anjirr gak kurang terang tuh warna hijau nya haaaaa?? Dari kelas pasti kelihatan dan pasti tau deh siapa yang pake jas terang kayak gini hahahaha.." ucap seseorang yang tertawa begitu kencang mengalahkan toa masjid sekolah yang mengalunkan asmaul husna dan membuat Shery dengan wajah cemberut menoleh ke arah belakang. Sadie Rivka. Remaja perempuan yang berperawakan tomboy, sangat suka dan terobsesi dengan topi dan jam tangan. Gadis yang cukup suka dengan hal-hal berkaitan dengan kegiatan fisik bahkan tak hanya itu ia juga menyukai hal-hal organisasi.Seseorang yang menurut Shery seperti karakter novel yang dimana tokoh utama wanita nya suka organisasi, pintar, dan suka berolahraga.
"Udah-udah Sad, nanti dia bakal terus nekuk tuh muka." timpal gadis disebelah Sadie yang sedang menggulung payungnya sambil tertawa kecil. Wyne Malinda. Nama yang cukup memabukkan alias mirip dengan minuman bernama wine. Seorang yang memiliki tubuh paling kecil diantara teman Shery namun paling berani membela siapapun yang menurutnya benar. Suka dengan kalimat Eh bukannya apa ya tapi tau gak sih si itu, alias memang anak penyimpan segala teh tumpah ruah dalam sekolah. Anak paling cekatan dan tercepat dalam mendapatkan segala informasi. Siapa yang diincar, mudah deh dapet informasi dari tanggal lahir sampai jadwal harian yang diincar. Shery terkesan dengan keahlian itu.
Tak terasa mereka sudah sampai di kelas yang letaknya di dekat lapangan sekolah berada di ujung belakang sekolah. G3. Shery segera membuka jas yang membuat dia terasa asing itu. "Pagii, Sher!!" sapa teman yang bernama Weta Achazia sambil membawa al-qur'an di dekapnya. Gadis yang paling lugu dari yang lainnya dan juga paling dijaga kesuciannya. Suka mencari tahu dan tak pantang menyerah untuk tahu sesuatu walau itu sering dilarang oleh lainnya yang berujung menyesal udah cari tahu tetapi ya terus aja diulangi lagi.
"Oh, pagi juga Weta!! Kamu habis dari masjid ya?" sapa balik dari Shery yang sedang melipat jas hujannya. "Ya iyalah Sher. Please deh, Weta bawa al-qur'an lho yaaa." timpal seseorang dibelakang Weta. Nessa Adella, remaja yang paling tua dari yang lainnya. Tua dalam bulan saja bukan sampai bertahun-tahun kok. Paling suka makan dan suka banget dengan lipstik bahkan pouch bag miliknya terisi macam-macam lip. Shery tertawa kemudian mengajak masuk kelas bersama.
"Jam berapa ini anjir bisa-bisanya kalian baru masuk jam segini. Untung aja masih asmaul husna belum lagu kemerdekaan. Berabe ntar hukumannya." ucap siswi yang duduk dibelakang kursi Shery bernama Nayla Adisa. Seorang remaja perempuan yang menurut Shery mirip dengan marsha di kartun Marsha and The Bear karena mata yang bulat dan pipi yang cukup chubby, memiliki suara yang melengking seperti lumba-lumba dan juga suka sekali menyuarakan suara nya dengan baik.
"Biarin napa sih sewot terosss. Tuh contoh tuh si Trisha diem aja tuh. Wlee" timpal si Wyne sambil menjulurkan lidah dan wink. Yang disebut namanya tersenyum. Namanya Trisha Fiona. Banyak dari teman satu kelas mengira Trisha itu kakak kelas saking tingginya dia. Pendiam, suka tersenyum, dan jarang berbicara tapi sekali berbicara buat yang lain cair suasana nya. Keren sekali menurut Shery.
"Hoii Sher! Gimana tawaran ku kemarin? Jadi yuk ikut band ? Huu jadi aja dongg." tepuk seseorang ke pundak Shery sambil memasang puppy eyes. "Sorry, Sar. Aku udah ikut Geeks ya. Males buat nambah ekskul. Sorryyyy." jawabku sambil menyatukan telapak tangan ke depan dengan kepala menunduk. Sara Rosanne, remaja perempuan yang sangat menyukai musik, olahraga khusus nya voli, dan hal-hal yang lagi hits alias dia paling up to date dengan segala hal mengenai dunia maya. Jadi biar Shery gak kudet amat dah hehehe.
"ANJIR ANJIR ANJIR AAAAAAAAAAAAAAA." teriak siswi lain yang menggelegar membuat seluruh perhatian kepadanya. "Kenapa Shif?" tanya teman kelas Shery. Shifra Orzebet yang merasa terpanggil menjawab, "G OPPA KU UPDATE AAAA AKHIRNYAAAAAA." Seketika semua merasa menyesal mendengar alasan itu. Ya, seorang gadis yang mengagumi pria-pria bertalenta dalam bidang musik dan dance dari Korea Selatan. Tiada hari tanpa kehebohan alias setiap hari juga ada kejutan demi kejutan.
Lagu kemerdekaan pun berkumandang, serentak semua berdiri sambil ikut menyanyikan. Budaya yang selalu dilakukan setiap hari agar rasa nasionalisme tidak mengikis termakan zaman. Setelahnya bel berbunyi menandakan dimulailah mata pelajaran pertama di pagi ini.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Berwarna.
Teen FictionShery Laveka, seorang remaja perempuan yang sedang mencari warna nya untuk memberi kontras pada hitam abu-abu miliknya. Bertemu dengan warna nya mengajarkan rasa yang aneh merelung di jiwanya. Bahagia, sedih, marah, kecewa, sakit, segalanya. Membuat...