1

122 10 0
                                    

Aku berlari menjauh. Air mataku sudah tak lagi terbendung. Hatiku terasa sangat sakit. Dia, orang yang sangat kucintai telah mengkhianatiku. Sakit.

Eomma  yang melihatku menangis saat memasuki kamar, datang dan memelukku.

“Apa yang terjadi?” Tanyanya lembut.

“Eomma, ayo kita pindah ke Korea menyusul appa! Aku merindukan appa!” Ucapku sambil memandang Eomma. Eomma tidak menjawabku, dia terlihat bingung.

“Kenapa sangat mendadak? Bukankah kamu masih sekolah di sini?”

“Aku ingin pindah!” Ucapku kekeuh.

“Baiklah jika itu keinginanmu!”

Eomma keluar kamar dan menelepon papa yang berada di korea. Aahh.. maaf menyusahkan kalian. Ucapku dalam hati.

***

Pukul 20.03 wks, kami sampai di bandara Incheon. Karena masih liburan semester, aku memiliki waktu beberapa hari untuk bermain.

Seorang pria tampan menghampiri kami. Mungkin salah satu pegawai papa.

“Selamat malam noona. Biar saya bawakan tasnya!” Ucapnya dengan bahasa korea yang sangat fasih.

“Gomawo.” Aku sedikit tersenyum.

“Silahkan masuk!” Pria itu membukakan pintu mobil untuk kami. Tanpa menjawab aku dan mama langsung memasuki mobil itu.

Sampai di sebuah rumah yang terlihat sangat megah. Kami turun dari mobil dan langsung disambut oleh beberapa pelayan.

“Tuan Kim sedang ada rapat, nyonya dan nona bisa langsung masuk kekamar untuk beristirahat.” Ucap seorang wanita paruh baya. Dia menunjukkan kamar yang akan kami tempati.

Hari ini sangat melelahkan. Aku langsung tertidur saat merebahkan diri di kasur.

Matahari bersinar sangat terang. Aku terbangun dan langsung melihat jam weker di atas meja. Pukul 7, masih sangat pagi.

Sudah satu bulan sejak kedatanganku di korea. Dan sudah 2 minggu sejak aku belajar di sini.

Sekolah dimulai pukul 9.
Aku bersiap-siap. Setelah terlihat rapi, aku turun ke lantai satu untuk sarapan bersama.
“Selamat pagi..” Sapaku kepada kedua orang tuaku.

“Pagi..” Jawab mereka berdua.
Aku sarapan dengan cepat. Setelah selesai, aku berangkat ke sekolah bersama Appa.

“Jisoo !!” panggil seseorang. Aku berbalik menuju sumber suara.

“Tae Hee..” Aku tersenyum kearah gadis yang duduk di samping bangkuku itu.
Kami berjalan bersama menuju kelas. Sampai di kelas, kami saling berbagi cerita. Sangat menyenangkan.

Seorang pria memasuki kelas. Park Jimin, sangat dingin dan jarang berkumpul dengan siswa lain. Tapi entah kenapa, aku melihat dia seperti orang yang rapuh.

“Pagi Jimin.” Aku mencoba untuk akrab dengan semua orang. Yah.. walaupun aku tahu dia tidak akan menjawab sapaanku.

“Pagi..” Aku terkejut saat mendengar ia membalas sapaanku.
Tae Hee yang berada di sampingku juga tidak kalah terkejutnya. Aku tersenyum.

BONUS

Vote komen yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote komen yaa

Gomawo^

BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang