Rumah Hantu

982 96 13
                                    

Taeil terbangun dengan rasa berat di bagian perut bawahnya. Menolehkan kepalanya ke bawah, Taeil menemukan dua tangan beda ukuran memeluk perut rata miliknya. Kedua tangan itu adalah milik Johnny dan Haechan, keduanya kompak memeluk perut suami dan Papanya. Taeil tidak ingat kapan ia pindah posisi ke tengah, padahal tadi malam sebelum tidur ia ingat sekali putra satu-satunya yaitu Haechan berada ditengah antara dirinya dan Johnny.

Pasti ini ulah Johnny yang tidak ingin membagi Taeil dengan Haechan, Taeil yakin 100% tentang hal ini. Taeil sudah sering sekali bangun pagi dengan keadaan seperti ini jika Haechan tidur bersamanya dan Johnny. Tapi tetap saja Taeil sering bingung dengan bagaimana ia bisa pindah posisi tanpa terbangun dari tidurnya. Masih menjadi misteri.

Taeil mencubit sedikit lengan besar milik Johnny yang mengelus-elus pelan perut miliknya naik-turun. Pria bermarga Moon itu yakin sang suami sudah bangun sejak tadi tapi pasti masih ingin bermalas-malasan di kasur bersamanya.

"Morning Papa bear~" bisik Johnny sambil merapatkan pelukannya pada tubuh mungil Taeil yang kini tidur terlentang. Kini kepala Johnny berada di perpotongan leher Taeil, jangan lupakan kecupan-kecupan manis yang ia berikan di sana.

"Berat" tolak Taeil sambil mencoba menjauhkan kepala Johnny dari lehernya.

"Jadi kamu nganggep aku gendutan?"

Taeil melirik sedikit sang suami yang mengerucutkan bibirnya sebal lalu ia menghelas napas dengan malas, mulai deh Johnny dan drama paginya. Rasanya Taeil ingin mencubit bibir tebal itu tapi ia urungkan karena kalau dicubit Taeil pasti mendapat hukuman dari Johnny. Taeil masih sayang nyawa gais :)

"Masih pagi jangan ngajak ribut" jawab Taeil malas, Seo Johnny ini hobi sekali mencari ribut pagi-pagi.

"Hehehe becanda kok sayang~"

"Hng Papa~" rengekan kecil terdengar dari mulut Haechan setelah mendengar pembicaraan kedua orang tuanya yang ribut.

Taeil mengeluh dalam hati ketika Haechan yang baru bangun itu langsung merapatkan tubuhnya ke tubuh Taeil. Johnny yang sudah memeluk tubuhnya rapat juga kini makin mempererat pelukannya pada Taeil. Pria bertubuh tinggi itu tidak ingin membagi Taeil pada siapapun, termasuk Haechan putra tunggal mereka.

"Kalian berdua kenapa hobi meluk-meluk Papa, sih?" Keluh Taeil yang merasa sesak atas pelukan erat dari Johnny dan Haechan.

"Enak dipeluk" jawab Johnny dan Haechan bersamaan. Kalau urusan memeluk Taeil saja mereka kompak, sisanya sering bertengkar.

"Lebih baik kalian berdua saja sana berpelukan bareng, Papa capek dipeluk terus"

"Andwae~"

"Maunya meluk suamiku Seo Taeil~"

Taeil lagi-lagi menghela napas berat. Johnny dan Haechan ini sama sekali tidak bisa ditolak keinginannya apalagi menyangkut dengan acara 'mari memeluk Taeil sampai penyet', Taeil tidak bisa menolaknya.

"Daddy" panggil Haechan memecah keheningan kamar.

"Hm"

"Ayo double date hari ini"

"Sama Mark?"

Haechan mengangguk.

"Kata Mark hyung ada taman hiburan Neo punya atraksi baru"

"Atraksi apa?"

"Rumah hantu"

"Shireo" jawab Johnny cepat. Johnny benci rumah hantu dan ia pernah berjanji tidak akan pernah pergi ke sana lagi seumur hidupnya. Rasa trauma akan masa lalu tentang rumah hantu masih menghantui Johnny meski kini hampir berkepala empat.

Gom-Fam •johnil•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang