-S T R A D A N I Y A-

80 50 82
                                    

“Gue bukan orang baik, tapi bukan berarti gue jahat.” ~Tanisha Maheswari

Hay guys, selamat datang di cerita aku:)

Banyak typo dan penepatan kalimat tag yang kurang tepat, mohon dimaklumi.

Jangan lupa komen di setiap paragraf! Gue ingatin dari awal biar lo pada kaga lupa.

Happy reading.

🌼🌼🌼

Sudah pukul 12 malam tapi Tanisha belum juga tertidur. Ia terus saja menyayat tangannya, menurutnya luka fisik yang ia ciptakan tidak sebanding dengan luka batin yang keluarganya berikan padanya.

“Keren banget lukisan gue.” Tanisha terkekeh melihat lukisan yang ia buat di tangannya.

Karena merasa lelah, Tanisha mulai membuka laci mejanya dan mengambil obat tidur. Ia tidak bisa tidur tanpa harus meminum obat tidur terlebih dahulu.

“Gue bukan pembunuh! Tapi gue bisa bunuh lo semua kapanpun gue mau,”  ucap Tanisha.

“Kalau gue menderita, kalian juga harus menderita sama seperti gue!” lanjutnya sebelum menutup kedua bola matanya.

Tanisha mulai tertidur dalam kondisi tangan yang masi mengeluarkan darah.

🌼🌼🌼

“Kenapa kamu terlambat? Kamu pikir ini sekolah punya bapak kamu? Jangan seenaknya kamu Tanisha! Di sekolah ini juga ada aturan yang gak boleh dilanggar,” ucap Bu Lela selaku guru Bk di sekolah SMA TUNA BANGSA.

Sudah kesekian kalinya Tanisha terlambat datang ke sekolah. Terlalu banyak mengonsumsi obat tidur membuatnya susah untuk bangun di pagi hari.

“Orang-orang pernah bilang, tidak ada kata terlambat untuk belajar. Jadi saya gak terlambat dong bu?” jawab Tanisha dengan tatapan kosongnya.

Mendengar jawaban Tanisha, Ibu Lela hanya bisa pasrah. Menghadapi murid yabg keras kepala memanglah membutuhkan tenaga yang lebih.

“Hormat ke tiang bendera sampai bel istirahat berbunyi!” setelah mengucapkan itu Bu Lela pergi meninggalkan Tanisha seorang diri.

“Di rumah gue dihukum, di sekolah juga gue dihukum. Hebat banget gue, bisa masuk neraka tanpa harus merasakan kematian terlebih dahulu.” guman Tanisha dan langsung berjalan ketengah lapangan untuk melaksanakan hukumnya.

Tidak ada rasa malas bagi Talitha untuk melaksanakan hukuman yang ia terima. Yang ada malah rasa suka rela. Terlalu pasrah dengan semua yang terjadi di hidupnya.

Tepat pukul 09.00 bel istirahat berbunyi, para siswa dan siswi berlari keluar kelasnya untuk mengisi perut mereka yang kosong.

“Itu si Tanisha dihukum lagi? Emang tu bocah pada dasarnya memang pemalas!” ucap salah satu siswi SMA TUNA BANGSA

“Dia kira ini sekolah punya bapaknya kali, makanya dia mau seenaknya.” jawab teman siswi itu.

Karena merasa di gosipin, Tanisha menatap datar para siswi yang telah menggosipi-nya
“gue dengar. kalau lo berdua mau gosipin gue, mending jauh-jauh deh, biar gue gak dengar. Takutnya kalau gue marah mulut lo berdua udah gak berfungsi lagi.”

Dua siswi tersebut dibuat bungkam oleh Talitha. Sana sini ngebacot tapi lupa bawa kaca, siapa? kalian semua.

Saat di kantin Talitha nggak sengaja menabrak salah satu siswi SMA TUNA BANGSA.

“LO JALAN PAKE MATA DONG!” sewot siswi tersebut yang bernama Nirla.

“Maaf gue gak sengaja, minggir gue mau lewat.” Nirla yang mendengar itupun sontak kebawa emosi. Bisa-bisanya Tanisha masi santai padahal telah membuat kesalahan.

“BELAGU BANGET LO. LO PIKIR GUE TAKUT SAMA LO?” Nuri menarik tangan Tanisha ia nggak akan membiarkan Talitha lolos begitu saja.

“ANJING, KAN GUE UDAH MINTA MAAF BANGSAT!” bela Tanisha yang tak mau kalah.

Karena tak terima dengan respon yang Talitha berikan, Nuri langsung menampar pipi Tanisha

“Itu balasan karena lo sudah berani nyenggol gue,” ucap Nuri yang sudah puas karena telah menampar pipi Talitha.

“Gak usah belagu lo! Tamparan lo gak berasa apa-apa di gue,”  setelah mengatakan itu Tanisha langsung membenturkan kepala Nuri di meja makan yang ada di kantin.

“Gue sudah minta maaf, tapi sepertinya lo gak ngerti bahasa manusia.” saat Tanisha ingin meninggalkan kantin tiba-tiba tangannya di tarik oleh seseorang menuju gudang.

PLAKKK

“LO SANA SINI CARI MASALAH, EMANG MASALAH LO MASI KURANG BANYAK?”

“MASALAH GUE SUDAH CUKUP BANYAK. DAN LO PENYEBAB SALAH SATU MASALAH GUE BERTAMBAH,” jawab Tanisha.

“GUE GAK TAU KENAPA GUE BISA PUNYA ADIK GAK TAU DIRI KAYA LO. GUE BENCI PUNYA ADIK KAYA LO. LO CUMA BEBAN DI KELUARGA KITA. YANG CUMA BISA BUAT MASALAH.”

“LO PIKIR GUE MAU JADI ADIK LO? OUHH TENTU SAJA TIDAK. GUE GAK SUDI PUNYA KAKA MODELAN KAYA LO!” balas Tanisha yang diakhiri dengan kekehan.

“Lo sudah dapat segalanya, lo ambil apa yang seharusnya jadi milik gue. Kurang baik apa gue sama lo?”

“Salah satu diantara kita harus ada yang mati, entah itu lo atau gue.” lanjut Tanisha dan langsung meninggalkan gudang itu.

🌼🌼🌼

Bagaimana di part ini?

Jangan lupa vote dan komen yah:)

See you♥️

STRADANIYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang