-S T R A D A N I Y A-

72 40 78
                                    

“Kenapa harus menjauh, jika dekat bisa membuat kita merasakan kebahagiaan?” ~Harun Hafizan Adhitama

Assalamualaikum guys:)

Gue update lagi, jangan lupa komen disetiap paragraf.

🌼🌼🌼

“Tanisha!” karena merasa namanya dipanggil, Tanisha menghentikan langkahnya. “Kenapa? Lo juga mau cari masalah sama gue?” tanya Talitha malas.

“Justru gue ada untuk menyelesaikan semua masalah yang ada di hidup lo,” jawab Harun dengan percaya diri.

Harun Hafizan Adhitama, seorang cowok yang selama ini mengejar cinta Talitha. Tidak ada kata menyerah dalam kamus  Harun. Segala upaya ia lakukan agar Talitha bisa tersenyum.

Talitha terkekeh mendengar jawaban Harun, “ masalah gue banyak, gue aja gak bisa menyelesaikan masalah gue. Apa lagi lo yang gak ngerti apa-apa tentang gue.”

Tanisha meninggalkan Harun sendirian di karidor sekolahnya.  Terlalu banyak masalah hari ini, dan ia sangat lelah.

Gue percaya kalau gue bisa! Gue akan buat lo bahagia, walaupun gak secara langsung.” guman Harun.

Saat dikelas Talitha melihat disamping bangkunya di penuhi oleh para siswi yang sedang bergosip.

“Minggir, gue mau duduk!” usir Talitha kepada para siswi yang bergosip di samping mejanya.

“Yelah sellow aja kali Tha,” kata  Febby selaku teman sekelas Talitha.

Tanisha memutar bola matanya malas, “ emang tadi gue ngegas?”

“Menurut lo?” tanya Febby balik

Tanisha menaikkan satu alisnya, “menurut gue sih enggak, jadi gue gak perlu sellow kan?”

🌼🌼🌼

“Sudah berani kamu kurang ajar sama kakak kamu sendiri?” Tanisha di buat kaget dengan suara Mamahnya. Padahal ia baru saja sampai di rumah nya.

“Mamah gak pernah ngajarin kamu untuk bersikap kurang ajar! Tapi kenapa sikap kamu menandakan bahwa kamu sama sekali tidak pernah di beri didikan?” tanya Mama Vellah santai tapi sangat menusuk bagi Tanisha.

“Maaf mah,” jawab Tanisha gugup.

Mamah Vellah menggelengkan kepalanya, “ maaf kamu bilang? Mamah capek dengan semua tingkah laku kamu!”

“Ada apa ini ribut-ribut?” tanya Papah Tanisha yang baru memasuki rumah.

Sontak Tanisha langsung membalikkan badannya, ia sangat takut jika sudah berhadapan dengan Papahnya.

“Kamu berulah lagi?” tanya Papah Bagas menatap Tanisha.

“Papah!” Thania berlari kearah Papahnya dan langsung memeluk Papahnya. “Tadi di sekolah Tanisha tampar aku Pah,” adunya.

Mendengar aduan dari  Thania membuat Papah Bagas menggeram marah. Rahangnya mulai mengeras, pertanda bahwa ia sangat marah kali ini.

Tanisha di buat kaget dengan aduan dari Thania, Thania memang sangat licik.

“Kamu sudah berani kurang ajar dengan kakak kamu sendiri?” tanya Papah Bagas dengan nafas yang naik turun.

Tanisha menggeleng 'kan kepalanya, dia bingung kenapa kedua orang tuanya sangat mudah di bohongi oleh Thania.

Plakkk

Tamparan yang begitu keras mendarat di pipih mulus milik Talitha. Sakit, tapi gak ada yang bisa ia lakukan selain diam. Menerima semua perlakuan buruk dari keluarganya.

“IKUT PAPAH SEKARANG TALITHA! ANAK YANG TIDAK TAU DIRI SEPERTIMU MEMANG HARUS DIKASI PELAJARAN.” Papah Bagas menarik Talitha secara paksa ke kamar Tanisha.

Brakkk

Tubuh Tanisha di dorong kasar oleh Papahnya. Karena belum puas, Papah Bagas mengambil gebukan kasur dari rotan dan langsung memukul Paha Talitha.

“Akhhh ... Ampun Pah,” mohon Tanisha, ia berusaha menahan sakit yang ia terima.

“Apa kamu bilang? Ampun? Jangan harap kamu bisa mendapatkan ampun dari Papah!” Papah Bagas terus saja memukuli Talitha, tidak ada kata ampun untuk Tanisha saat ini.

Mendengar kegaduhan dari kamar Tanisha membuat Thania tersenyum senang.

Setelah puas memukuli Tanisha, Papah bagas membuang asal gebukan dari rotan tersebut, dan mengunci pintu Talitha dari luar.

“Kenapa kebahagiaan tidak pernah berpihak ke gue?” kata Tanisha yang sedang memeluk erat lututnya.

“Kenapa semua orang pengen gue menderita? Kenapa mereka gak bisa berbuat adil ke gue? Gue juga butuh keadilan!” keluhnya yang mulai meneteskan air matanya.

“Sakit! Tapi gue gak punya tempat untuk mengadu.”

“Mereka mempercayai kebohongan yang dikatakan Thania dari pada kejujuran yang gue katakan,” Tanisha menatap kosong ke arah depan. Tidak ada harapan, tidak ada kasi sayang, dan tidak ada cinta di hidup Tanisha.

🌼🌼🌼

Hayyy guys bagaimana di part ini?

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen.

Maaf jika banyak typo yang bertebaran.

See you ♥️

STRADANIYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang