Hewan itu bernama manusia

14 0 0
                                    

" Ada tak ada manusia mestinya
pohon - pohon itu tetap tumbuh
ada tak ada manusia mestinya
terumbu karang itu tetap utuh "

sepenggal lirik dari lagu iksan skuter membuatku tidak bisa tidur, sialan emang.
padahal gak lagi dengerin lagunya, tapi tetiba aku kena earworm, hanya lirik bagian itu saja yang terngiang - ngiang.
aku harus ambil gitar terus bawain lagunya secara utuh, sepertinya akan selesai masalahku.
sialnya, aku jauh dari kost-an tempat gitar kesayangan yang kubeli bekas beberapa bulan lalu itu.
akhirnya, otak ku malah traveling ke buku nya nouval y harari yang judulnya sapiens itu, padahal belum tamat kubaca.
jadi, kuberi saja aktipitas traveling otak ku dengan judul :

" MANUSIA ADALAH HAMA BAGI SEMESTA "

sedikit menoreh keberhasilan mahluk hidup dari genus hominidae ini, sejak fosil pertama genus ini ditemukan, sekitar 4 juta tahun lalu, hingga hadirnya spesies baru bernama homo sapiens lahir ke muka bumi, sekitar 300 ribu tahun yang lalu. Homo sapiens hanya membutuhkan waktu 200ribu tahun ( dari awal ditemukanya fosil pertama Homo sapiens hingga sekarang ) untuk berhasil " menaklukan " dunia, menghabisi 80% permukaan sekaligus isinya, memusnahkan jutaan spesies lainya, termasuk saudara - saudara mereka dari genus homo lain nya.
bagaimana ini bisa terjadi ?

300 ribu tahun lalu, sapiens hidup berdampingan dengan spesies lain nya, salah satunya neanderthal.
spesies unggul dari genus homo yang dengan mudah membunuh kawanan sapiens dalam sekali perburuan.

Sebutlah ketika itu sedang terjadi hujan disertai gelegar petir yang dahsyat, lalu petir itu menyambar sebuah pohon dan mengakibatkan kebaran yang hebat.
semua mahluk hidup disana masing - masing menyelamatkan diri, mammoth, sabretooth, buaya, kura - kura, termasuk genus homo, sudah insting semua mahluk ketika sedang terancam dalam keadaan bahaya, ya lari tunggang langgang.
kecuali sapiens, mereka mendekati sumber api tersebut lalu memgambil ranting yang masih terbakar dan " mengetesnya " kekulit mereka, panas dong masa kagak.
kemudian kawanan sapiens yang kepanasan tersebut berjalan mengitari area yang terbakar, lalu mereka menemukan bangkai seekor hewan yang telah hangus terbakar.
lagi - lagi mereka penasaran dan mendekati bangkai tersebut, diobrak - abrik nya jasad bangkai tersebut, mencium nya lalu memakan nya.

mereka menemukan sesuatu yang baru, yang belum pernah mereka coba sebelumnya, daging yang biasanya alot dan susah untuk dimakan, kini menjadi empuk, lezat dan mudah dikunyah juga ditelan.
lalu sapiens mengitari area kebaran itu lagi sambil memperhatikan sekitarnya,

" Apa yang sesungguhnya sedang terjadi ? "

lalu mereka menghampiri pohon yang terkena sambaran petir itu kembali,
mengingat - ingat apa yang terjadi, merekontruksikanya kembali dalam otak mereka,.
dari mulai rintik hujan, lalu menjadi badai dan terjadilah petir yang kemudian mengenai pohon tersebut hingga terbakar.
sebelum terbakar, sapiens melihat kilatan cahaya yang besar yang menghujam dari langit kearah bumi, dan mengenai pohon tersebut.

"apa itu ?"

mereka pasti saling berpandangan penuh keheranan lalu menatap langit yang kembali cerah.
usai semua itu, sapiens membawa sisa - sisa bangkai tadi ke goa nya, lalu menyantapnya kembali bersama keluarga dan kawanan nya.

neanderthal dan homo lain nya tidak tahu apa yang telah dialami sapiens.
karena mereka berlari mengikuti insting alamiahnya untuk hidup ( dan selamat )
sapiens malah mengorbankan keselamatan mereka demi mencari tahu apa yang terjadi.

waktu berlalu, begitu saja hingga pada suatu ketika, ketika sapiens sedang memecahkan batu untuk dijadikan senjata berburu.
ketila batu - batu tadi bergesekan lalu menimbulkan percikan api.
hal biasa sebenarnya bagi sapiens ketika membuat senjata, tapi hal ini menjadi tidak biasa setelah peristiwa badai petir yang lalu, sapiens mulai selalu overthinking mengenai percikan dari langit yang memberinya makan.
mereka pun berusaha lebih keras menumbukan dan menggesekan batu - batu itu sekuat tenaga, akhirnya kegiatan membuat senjata pun berubah menjadi penelitan mencari " percikan langit " itu.

dan " boom " ketika percikan api dari batu itu mengenai rumput kering lalu menimbulkan asap, sapiens semakin semangat karenanya, hingga api pun tercipta dari batu tersebut.
api yang awalnya kecil kemudian semakin membesar karena terkena semak - semak kering.
sapiens berteriak kegirangan, saling sahut satu sama lain " eureka,erureka!!"

lalu kawanan sapiens lain mulai bergegas berburu, setelah mendapat hewan buruan dan membunuhnya, mereka memasukan hewan buruan itu kedalam api yang telah membesar, dan memakanya ramai - ramai, layaknya sebuah pesta perjamuan.

hari - hari berikutnya sapiens mulai merubah pola hidup mereka, dari memakan makanan mentah menjadi matang.
berbeda dengan tetangganya dari spesies lain yang masih berburu dan memakan buruanya mentah - mentah.
memakan daging mentah membutuhkan waktu yang sangat lama, untuk mengunyah juga mencerna nya.
berbeda jika sudah matang, daging menjadi empuk, mudah dikunyah juga mudah dicerna, selain itu juga memberikan citarasa dan pengalaman menyantap yang berbeda, yang sebelumnya tidak pernah sapiens rasakan.

selain merubah pola makan, api juga merubah pola hidup sapiens, mereka memiliki lebih banyak waktu untuk istirahat dan berkumpul bersama kawanan lebih lama, juga intensitas makan yang lebih cepat dan lahap.
waktu yang lebih lama untuk berkumpul bersama kawanan, membuat sapiens lebih intens bersosialisasi antar sesamanya.
akhirnya, karena keintenans berkumpul ini, mereka jadi pandai menyusun strategi berburu, membentuk kawanan yang lebih besar yang tidak bisa dilakukan genus homo lain, membuat perencanaan, menentukan waktu untuk berburu, membagi tugas, dan lain - lain.

karena kemampuan barunya, sapiens berhasil berburu lebih masif lalu mengawetkan hewan buruanya dengan api, membagi tugas antara sapiens jantan, betina dan sapiens muda.
akibat perburuan masifnya, hewan buruan di alam pun semakin berkurang hingga punah.
neanderthal dan genus homo lain yang tidak bisa bertahan akhirnya dilanda wabah kelaparan, dan mereka mati secara perlahan hingga sampai menuju kepunahan.

sapiens yang menyadari bahwa hewan buruan di alam sudah habis.
mereka berpindah tempat, berbekal ilmu api yang mereka kuasai, dalam perjalanan sesekali mereka membuat api dan memasak apa saja yang terlihat untuk bertahan hidup.
mereka menemukan jamur, tumbuh - tumbuhan, batang kayu yang lunak, dan lain - lain.
sesekali mereka berpapasan dengan homo neandhertal atau homo lain,
karena sapiens sudah berhasil menguasai strategi dan ilmu taktik, maka saingan mereka bukanlah ancaman serius bagi sapiens.

Dalam bermigrasi, sapiens semakin mengembangkan kapasitas otak nya dengan berkesenian, membuat perkakas yang lebih canggih hingga memulai hidup maden ( menetap )

meski diketahui, kerabat dekatnya yang telah mengalami kepunahan, Homo neanderthal juga membuat kesenian.
namun peningkatan kapasitas otak sapiens terlampau begitu cepat.

bagaimana itu bisa terjadi ?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ATAS NAMA PERADABANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang