"Mungkinkah kita bisa bersama lagi?"
●○°•°○●《EDGAR ERZANTARA》●○°•°○●
Aku berjalan ke arah pembatas balkon, meletakan ke dua tangan ku disana. Kilat petir itu kembali terlihat di langit juga terdengar nyaring. Tak butuh waktu lama untuk hujan turun. Hanya gerimis, awalnya.
Aku mengangkat tangan, menadah air hujan. Mendongak, aku menutup mata juga mengembangkan senyuman. Rasanya baru kemarin aku mengenalnya. Jaket, genggaman, obrolan, juga hujan kala itu.
"Jaket lo bau Fan!!" Celetuk Edgar lagi.
"Yaudah lepas aja."
"Nggak."
"Aneh."
"Jaket gue, gak mau lo pakai?"
Aku terkekeh, kini pandangan ku jatuh pada tangan yang sedari tadi menadah air hujan. Mengepalkan tangan itu, aku langsung menurunkannya kembali.
Lepas gak!"
"Nggak," jawabnya santai. Kini tangan itu mengelus tangan ku dengan ibu jarinya.
"Gar!" panggil ku memohon.
Akan mudah untuk melupakannya pikir ku. Bahkan aku sempat menyangkal perasaan ku sangat lama. Dia bukan bagian dari kehidupan ku juga bukan kebahagian ku. Edgar bukan orang penting dalam hidup ku. Pikir ku waktu itu, dan semua yang ku katakan itu berbanding terbalik dengan sekarang.
Sayang, kata itu hanya dapat ku dengar sekali dari bibirnya. Satu kata, sekali ucapan yang dia berikan untuk ku. Edgar tak mengulangnya lagi, dia hanya memanggil nama tanpa kata itu yang keluar dari bibirnya.
Aku senang, cowok itu mungkin paham saat dia memanggil ku dengan sebutan sayang dan merasa tak nyaman. Awalnya, namun aku merindukan kata itu keluar dari bibirnya sekarang.
"Mau kemana?" Tanya Edgar menarik tangan ku untuk menghentikan ku.
Aku tak menjawab dan melirik tangan yang masih setia memegang tangan ku.
"Gar!"
"Iya, apa sayang?"
Tadi siang aku kembali bertemu dengannya. Sama hal-nya seperti kemarin-kemarin, hanya ada tatapan tanpa sapaan. Rasa rindu yang entah sampai kapan akan tersimpan juga rasa yang tak bisa ku sampaikan.
Aku hanya bisa diam dengan melihat ke arahnya. Pikiran ku juga melayang entah kemana. Aku juga tanpa sengaja mengingat kalimat ini, kalimat yang ku temukan di podcast helobagas, titik temu gak harus dengan menyatu, lihat dari jauh, tau bahwa dia baik dan bahagia, berarti kita sudah berhasil jatuh cinta dan gak lupa untuk menjadi dewasa.
Edgar berarti dalam hidup ku, dia yang membuat ku merasa akan hal yang belum pernah ku rasakan. Dalam artian dia cinta pertama ku, cinta yang membuat ku rela menunggu 2 tahun lamanya dan dia orangnya.
Berharap bisa bersama lagi? Itu harapan yang terus ku harapkan. Namun, aku memilih diam dan menunggu. Seperti kalimat itu, kalimat yang terus ku ulang-ulang ku dengar.
Melihat dia baik juga bahagia setidaknya bisa membuat ku sedikit merasa tenang. Meski selebihnya melihat dia dari jauh membuat ku terus meminta untuk kembali bersama.
Dia itu kebahagiaan juga kesedihan secara bersamaan. Kebahagiaan saat mengingatnya waktu itu juga kesedihan saat sadar jika itu masa lalu.
Edgar, mungkin kah kita bisa bersama lagi? Atau, haruskah aku melepaskan juga melupakan kenangan kita kala itu?
●○|~《HE'S EDGAR ERZANTARA》~|○●
hai kawan!!
seneng banget bisa bagi-bagi sama kalian tentang cerita ini. Aku harap kalian suka ya!!ehhh iya btw ketemu cerita aku dari mana?
Yuklah kenalan!!
Kalian dari pulau mana? Aku dari pulau kalimantan loh!!And jangan lupa juga untuk vote, comment, and share keteman-teman kalian!!
SEE U💛💚💛
KAMU SEDANG MEMBACA
FANI : He's Edgar Erzantara
Teen Fiction"Edgar," ulang ku memanggilnya. "Hmm ..," gumamnya tanpa melihat ku. "Tangan lo lepas gak?!!" "Biarin aja." "Lepas gue bilang!!" "Biarin aja kayak gini." ◇◇◇ " Hai Edgar Erzantara bagaimana dengan hari-hari mu sekarang?" ◇◇◇