Langit malam bertaburan berlian bintang, menciptakan panorama memesona tanpa akhir jika dilihat dari Serambi Utara. Memukau siapapun yang memandanginya. Pada padang yang terhampar didapati banyak penghuni serambi dan bilik yang turut menikmati suguhan cakrawala. Wajah-wajah menentang gemerlap langit, mengagumi gugusan bintang sambil meloloskan kekaguman dari sela bibir mereka.
Tak terkecuali seorang pemuda tampan yang tengah menengadahkan wajahnya demi mendapatkan pemandangan terindah di angkasa sana. Bukan kumpulan gemintang yang berkelip lembut, melainkan dia yang menyalakan satu asterik terbesar diantara semuanya. Sibuk berkutat dengan selang besar yang menyambung pada landasan tak jauh dari tempatnya berdiri. Memastikan sang Polaris bersinar terang paling menawan diantara sesamanya.
Netra kelam itu bersibobrok dengan manik cerah kepunyaan Jaehyun, membuat empunya menarik sudut bibir hingga menciptakan senyuman manis. Lekas ia menyelesaikan tugasnya, menggulung selang cekatan. Rasa rindu membuncah, membuat gerakannya semakin terburu menuruni anak tangga pualam menuju sang kekasih yang menanti.
Jaehyun terdorong ke belakang akibat terjangan pelukan dari Doyoung yang langsung menghujaninya dengan kecupan ringan pada seluruh wajahnya. Bisikan penuh sayang memenuhi pendengaran si manis, membuatnya mengeratkan lengan pada leher Jaehyun sambil melesakkan wajah pada ceruk lehernya, turut memberikan kecupan disana.
Helaian legam milik Doyoung bergerak menyesuaikan acakan tangan Jaehyun. Afeksi macam itu menyebabkan panas menjalar pada pipinya, meski tak akan diakui bahwa ia menikmatinya. Kekehan lembut membuat Doyoung mendongak, menatap tepat pada dua hazel Jaehyun dengan penuh kasih. Yang ditatap memberi senyum, menampilkan dua titik cacat pada pipinya. Tatapannya turun pada dua ranum milik Doyoung, jemarinya mengusap pelan bibir kesayangannya.
"Boleh?"
Pemuda yang lebih tua tidak merespon. Ia hanya mengikis jarak diantara keduanya, membiarkan napas mereka bercampur tanpa memutuskan tatapannya pada mata Jaehyun. Aroma segar khas penjaga mentari menyapa inderanya. Jaehyun memiringkan wajahnya, kontak mata tak pernah ia putus saat bibirnya bersentuhan dengan ranum Doyoung.
Awalnya hanya kecupan singkat yang ia berikan, hingga Doyoung menghisap lembut bibir bawahnya. Ia membalas, melumat pelan. Tangannya membelai tenguk Doyoung sebelum menarik ke arahnya demi memperdalam ciuman. Jemari kekasihnya terjalin diantara surai karamelnya, mengacak dan meremat sebagai penyaluran rasa nikmat yang diberikan Jaehyun.
Deru napas keduanya saling bersahutan begitu pagutan mereka terpisah. Tak lama, sebab Jaehyun kembali menghampiri bibir Doyoung, memagutnya dan membiarkan indera pengecapnya bergulat dengan milik sang cahaya mata. Saling mengabsen deretan objek di dalam mulut masing-masing. Hasrat mulai mendominasi keduanya, tenggelam dalam kenikmatan diantara mereka. Sesekali melepas untuk menghirup udara dengan rakus, meningkatkan suhu dan gairah diantara keduanya.
Cumbuan terlepas, meninggalkan jejak rasa yang tersisa dalam rongga mulutnya saat ia menatap lamat Jaehyun. Belahan bawah bibirnya yang membengkak diusap lembut oleh Jaehyun, membersihkan bening yang menyelimuti. Mereka tersenyum, memberi tatapan penuh puja dan kasih pada pasangannya, seolah dialah pemandangan terindah pada malam penuh gemerlap ini.
"Mau berdansa denganku?"
0o0
yha digantung wkwk
spoiler : next last :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Gemintang dan Sanubari [JaeDo] -END-
FanfictionJAEDO | BXB | FANTASY | SOFT | FLUFF | SHORT | ANGKASA AU [END] Segala yang ada di angkasa pasti memiliki pengurusnya. Sama halnya seperti hati Doyoung, si pengurus Polaris. Sejauh kisahnya dalam menjaga Surya, Jaehyun sadar ia membutuhkan seseoran...