dan Kita

224 35 10
                                    

Suara gesekan diantara rerumputan tercipta saat keduanya berputar, membiarkan tubuh berayun mengikuti irama gerak yang dipimpin oleh Jaehyun. Langkah kaki saling membayangi, bergerak mengisi jarak diantara mereka dan mengejar gerakan berikutnya. Dengan netra yang terpaku pada wajah pasangannya, senyum menawan timbul tenggelam dalam tangkap penglihatan ketika mereka berotasi. 

Kerutan pada kemeja polos Jaehyun bertambah saat ia memiringkan badan, membiarkan Doyoung menahan tubuhnya pada bahu sang kekasih dengan sebelah kaki terangkat. Tak lama, sebab keduanya kembali tegak dalam dekapan lalu kembali menyusul langkah dengan tempo teratur. 

Dansa itu terus berlangsung; berputar mengitari sudut sepi pada hamparan di dekat pintu belakang Serambi Utara, atensi keduanya tenggelam dalam tatapan penuh sayang dan kasih pasangannya. Dunia Atas sesaat terlihat kabur bagi mereka. 

Ritme yang melambat menjadi tanda bahwa acara dansa mereka telah memasuki tahap akhir. Sedikit enggan Doyoung merentangkan tangannya, membiarkan Jaehyun melakukan hal yang sama sebelum dirinya berputar, ditarik ke dalam sebuah ciuman. Dalam, pelan dan penuh afeksi. 

Pagutan mereka terlepas, namun tidak dengan lengan kekar Jaehyun yang melingkari pinggang ramping Doyoung. Hazelnya fokus pada wajah kekasih yang merona, dilengkapi dengan senyuman tersipu. Netra kelam miliknya membalas tatapan Jaehyun, memuji dalam diam. Jemarinya mengusap pelan pipi pasangannya, yang lalu diraih oleh Jaehyun untuk membubuhi kecupan ringan pada telapaknya.

Keduanya terdiam, membiarkan berjuta emosi tersalurkan melalui kontak sederhana yang mereka lakukan. Berbagi hangat tubuh dalam pelukan, merasakan detak jantung masing-masing yang semakin kacau. Menyelami kedalaman ekspresi pada netra keduanya, menatap binar terindah di seluruh jagat raya yang berada dalam dekapannya. 

"Terima kasih telah memperbaikiku," Jaehyun menjadi yang pertama memecah keheningan, berbisik lembut tanpa melepas jalinan keduanya.

Mulut Doyoung sedikit terbuka, hendak membalas ucapan sang cahaya mata sebelum sederet kalimat meluncur bebas dari Jaehyun tanpa henti.

"Dari dulu pekerjaanku hanyalah memperbaiki benda langit, mengurusi matahari pada terbit dan tenggelamnya. Aku melakukannya sebagai rutinitas monoton, tanpa memperhatikan bagaimana kondisi hatiku yang mulai rusak. Kebiasaan dapat membunuhmu, kau tahu istilah itu.

Aku dingin. Pekerja keras yang sopan, namun terlalu kaku dan tak tahu bagaimana berinteraksi dengan penjaga lainnya. Terlalu sibuk dalam kekonstanan tugas yang kulakukan sampai mengabaikan betapa matinya hatiku. Padahal bintang yang aku urus merupakan salah satu yang paling terang dan hangat. Sungguh sebuah ironi, bukan?

Rekanku banyak yang menyuruhku untuk mencari seseorang yang dapat mengisi hatiku, namun tak ada satupun dari kencan buta yang mereka rencanakan berhasil. Mungkin karena pertemuan itu bukan atas dasar keinginanku? Entahlah, aku sudah tak ingin memikirkannya. 

Hingga akhirnya aku bertemu denganmu, yang sibuk dengan berbagai macam selang pengisi cahaya Polaris. Dari kejauhan sudah jelas terlihat kalau kau sedang kesusahan. Aku juga tak paham, kenapa aku sampai menghampiri dan menolongmu. 

Aku ingat bagaimana terkejutn-" 

Telapak tangan Doyoung menghentikan laju kisah pertemuan mereka yang mengalun dari mulut Jaehyun, dengan wajah setara kepiting rebus. Kekasihnya menaikkan kedua alisnya, terkaget akan tindakan Doyoung. Lalu ia tersenyum lembut, menangkup telapak Doyoung sebelum memberi kecupan pada punggung tangannya. Diamatinya surai legam sang kekasih yang menunduk, menyembunyikan rona wajahnya yang memanas.

"Jangan dilanjutkan Jae," gumaman pelan dari pasangannya membuat Jaehyun mengeratkan pelukannya, memberi kecupan pada puncak kepala Doyoung. menghirup dalam-dalam aroma menenangkan milik pasangannya.

"Aku masih merasa bersalah dengan caraku menyikapimu dulu, dan aku.. aku-"

Sebuah kecupan memotong keraguan ucapan Doyoung. Pelakunya tersenyum, memberi keyakinan bahwa ia tak bermasalah dengan pertemuan mereka. Karena nyatanya, hanya Doyoung lah yang berhasil membantunya mengurus hatinya.

"Tak apa. Aku bersyukur telah bertemu denganmu, Doy. Terima kasih,"

"Terima kasih kembali, Jae," balasan dari Doyoung terdengar setelah jeda beberapa saat.

"Aku.. Aku tak tahu bagaimana jadinya jika kita tak pernah bertemu. Mungkin aku sudah diusir dari Serambi Utara karena tak becus mengurus Polaris, dan menggelandang di Hamparan Atas tanpa tujuan. Rasanya semua ini sudah menjadi bagian dari takdir alam, dan aku selalu bersyukur atas kesempatan bersamamu seperti ini,"

Keduanya kembali bersitatap, memberikan senyuman menawan yang terlihat begitu indah dimata pasangannya. Bersyukur atas takdir yang datang pada mereka, mengagumi gemintang terindah yang telah memperbaiki sanubari masing-masing.

Fajar mulai menyingsing, menggantikan kelamnya langit dengan semburat kemerahan. Menandakan waktu bekerja bagi Jaehyun. Lama pemuda tampan itu menatap wajah kekasihnya, mencetak baik-baik paras indah Doyoung dalam memori. Memastikan tak melewatkan satupun pesona darinya, sebelum dengan berat hati melepas pelukan. Tangannya menuntun langkah keduanya menuju Serambi Utara, menahan Doyoung untuk kecupan pada kedua matanya sebelum benar-benar melepas kontak fisik keduanya.

"Aku mencintaimu,"

Perlahan ia mundur, masih menatap wajah sang cahaya mata dengan sayang. Menanti balasan darinya meski sejauh hubungan mereka pemuda Polaris itu belum pernah secara langsung menjawab hal yang sama. Tak apa, dirinya masih sanggup menanti hari dimana perkataannya dibalas.

Sepuluh langkah telah ia lewati, namun sebuah dorongan membuat dirinya nyaris tersungkur kedepan saat ia berbalik. Tiga kata dari Doyoung membuat hatinya menghangat, sama seperti hangat yang menempel pada punggungnya. Jemarinya ia bawa untuk mengusap lengan yang merangkulnya dengan sebuah senyuman tersungging pada wajah tampannya.

"Aku mencintaimu juga, Jaehyun." 

END

HIYAAA SELESAII

video di atas itu semacam penggambaran gimana jaedo dansa. maapkeun kalo deskripsi Nol rada" aneh wkwkkwwk :'D

makasihh dah baca, moga suka ya!

Voment jan lupa 0w0

Voment jan lupa 0w0

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gemintang dan Sanubari [JaeDo] -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang