Percaya

10 2 1
                                    

"Dhava ayo maiiiin" Jingga berteriak didepan kamar Dhava

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dhava ayo maiiiin" Jingga berteriak didepan kamar Dhava.

"IYA BENTAR! GANTI BAJU DULU!" Dhava ikut berteriak dari dalam kamarnya.

Jingga memilih menunggu Dhava diruang tamu, disana sudah ada Dhavi, adik dari Dhava

Jingga mengambil keripik yang berada di tangan Dhavi " Mau pergi kemana kak ?" tanya Dhavi, ia tak keberatan dengan tingkah Jingga barusan

"Kemana aja sih asal sama kakak kamu" jawab Jingga santai, dia sudah menganggap Dhavi seperti adiknya sendiri, begitupun sebaliknya.

Dhavi mengangguk " Kak gak ada niatan buat pergi ke klinik kecantikan ? " tanya Dhavi hati-hati. Ia takut Jingga merasa tersinggung atas ucapannya

"Kenapa ? Aku jelek banget ya ?" Dhavi sontak melotot, bukan itu maksudnya!

"Bukan kak bukan! Cuma maksud Dhav-

"Ayo ka" ucapan Dhavi terpotong oleh suara Dhava yang turun dengan menggunakan baju santai tetapi membawa kesan keren pada dirinya.

Jingga langsung berdiri dan menggenggam tangan Dhava. "Aku pinjem kakak kamu dulu ya" ucap Jingga tersenyum lebar

"Bawa aja gak usah dibalikin juga gak apa apa" Dhavi kembali memasukan kripiknya kedalam mulutnya.

Dhava hanya mentap sang adik datar. Lalu ia pergi dengan Jingga yang berada di sampingnya, memeluk bahunya posesif.

Setelah masuk mobil, Dhava melirik Jingga yang berpenampilan sederhana, tanpa make up!

"Mau kemana ka?" tanya Dhava, Kaka adalah sebutan sayang dari Dhava untuk Jingga. Yang lain tidak boleh!

Jingga ikut menatap Dhava, Dhava yang tampan, putih, baik kenapa harus mendapatkan dirinya yang tidak cantik, pipi yang berjerawat, dan jangan lupakan kacamata bulat yang ia pakai.

Dhava yang melihat Jingga melamun lalu menggenggam tangnnya "kenapa ?" tangan Dhava masih setia menggenggam tangan kanan Jingga

"Ava" suara Jingga terdengar lirih

"Kenapa sayang ? Mau sesuatu ?" Dhava bertanya selembut mungkin

"Ava gak malu punya pacar kaya aku kaka ?" Jingga menatap takut Dhava

"Ada apa ?" kini Dhava bertanya dengan nada dingin. Ia sudah capek dengan pertanyaan Jingga yang satu ini.

"Aku cuma takut kamu malu bawa bawa aku" Jingga menunduk, memainkan kancing bajunya.

Dhava menghela nafas sejenak. " Liat ava" Jingga langsung menatap manik Dhava

"Kita udah bareng bareng berapa lama ? Kita udah pacaran dari zaman dimana kita masih sama sama gak tau apa cinta itu, apa pacaran itu. Kaka inget waktu ava ngasih bunga ke kaka pas lulus sekolah dasar ? Disitu ava udah ada rasa sama kaka, ava baru sadar pas ava masuk sekolah menengah pertama, ava seneng kaka juga sekolah disana, hingga seminggu setelah masuk, ava nembak kaka dikelas. Apa selama 6 tahun kaka pacaran sama ava, apa kaka pernah liat ava malu karena bareng sama kaka terus ?" Jingga menggelengkan kepalanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dhava dan JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang