zero

1K 99 4
                                    

riki mengemasi barang-barangnya yang ada di meja, memasukan satu per satu buku ke dalam tasnya.

"riki,"

riki menoleh dan mendapati sahabatnya sedang memandanginya dengan tatapan kasihan.

"kenapa?"

"hari ini gue gabisa bareng sama lo ya, diajak pergi sama bokap." ucap sang sahabat, riki hanya mengangguk kecil.

"lo jangan pulang kemaleman, ntar sial."

riki tertawa tipis lalu mengangguk-angguk, "yaudah, jay. titip salam ke bokap ya."

riki memandangi jay dengan tubuh tingginya itu keluar kelas dengan keren, begitulah menurut riki.

laki-laki itu melihat jam di tangannya yang sudah menunjukkan pukul enam sore, riki menghela napasnya berat lalu mengambil tasnya.

"makan dulu kali ya?" gumam riki, bertanya kepada dirinya sendiri, walaupun langit masih terang di Korea Selatan ini, ia bingung haruskah ia pulang cepat?

"makan dulu deh."

di tempat restoran biasa, riki memesan makanannya dan memakannya sampai habis, riki menghabiskan waktu yang cukup lama di dalam restoran, sibuk makan dan sibuk menonton drama yang ada di handphonenya.

"anjir udah jam segini." riki menatap handphonenya yang menunjukkan bahwa sudah pukul delapan malam.

tidak lupa membayar, riki pulang dengan sedikit bingung, langit sudah lumayan gelap, dan ia tidak terbiasa dengan itu.

"ah gue manja banget. apa-apa harus ditemenin jay." protes riki kepada dirinya sendiri, niatnya sih membangun semangat biar bisa cepat pulang.

riki membuka maps dan mengikuti jalan yang ia biasanya ambil bersama jay, namun, butuh waktu yang lama untuk riki memahami jalan sehingga ia tersesat tiga kali.

"gila... gue capek." keluh riki saat akhirnya ia sampai di jalan yang benar, karena jalanan ke rumahnya harus melewati rel kereta api, ia harus menunggu lebih lama lagi karena portalnya sedang tertutup, menandakan akan ada kereta api yang lewat.

malam itu benar benar sunyi, riki bisa mendengar suara jangkrik berbicara kepada satu sama lain dengan sangat jelas.

tidak lama kemudian, riki mendengar suara sepatu orang yang sedang berlari kearah riki, riki dengan refleks menoleh.

"a-ah... hah..."

"lo gapapa?" tanya riki, refleks sih katanya.

"gapapa kok... cuma capek aja." balas lelaki berambut hitam pekat yang berkilau itu sambil tersenyum.

"o-oh."

hening.

kereta api pun lewat, mengisi keheningan di antara mereka berdua, namun semenjak kereta api itu lewat, telinga riki rasanya akan copot.

portal pun akhirnya terbuka, riki dan lelaki di sampingnya segera menyebrangi rel kereta api tersebut.

"EH LO!"

riki terkejut dan langsung menoleh ke belakang, diikuti dengan larian orang yang baru saja ia temui tadi.

"ini punya lo bukan?" tanya sang lelaki sambil mengasih gantungan kunci berwarna merah berbentuk cherry.

"oh iya, makasih ya." ucap riki, tangannya mengambil gantungan kunci tersebut.

"nama lo riki yaaa?"

riki menoleh kearahnya sedikit bingung, lalu ia mengangguk.

"itu ada di gantungan kunci lo, santai aja, gue bukan stalker kok! hehe."

riki mengangguk-angguk, riki adalah orang yang begitu canggung sehingga ia bingung akan apa yang harus ia balas.

"kalo nama lo siapa?" tanya riki akhirnya memberanikan diri untuk bertanya dan memutuskan kecanggungan.

"gue? gue sunoo."

"bagus banget namanya."

"HAHAHAH BISA AJA!"

sunoo tertawa dengan geli ia sebenarnya salah tingkah karena ada laki-laki setampan riki yang memuji namanya, walaupun hanya nama, proses sih ini mah.

riki sibuk memandangi wajah sunoo yang begitu cerah dan indah, melihat senyuman dan mendengarkan tawaan sunoo dengan serius.

"ih.. lo mukanya kenapa tiba tiba jadi serius gitu?" tanya sunoo, sedikit khawatir.

"engga. lo indah banget." tak disangka, riki kehilangan kontrol atas dirinya sendiri, ia langsung menutup mulutnya dan memandang sunoo dengan shock.

"m-makasih?"

sunoo menahan tawanya karena riki yang terlihat begitu kaku dan panik.

"eh gue ke kanan, lo ke kiri ya?"
tanya sunoo saat akhirnya sampai di pertigaan.

"iya."

"yaudah, see you later ya, riki!"

sunoo melambaikan tangannya kearah riki dan berlari ke jalanan rumahnya, sedangkan riki masih terdiam sampai lima menit setelah sunoo menghilang dari pandangannya.

"itu manusia apa bidadari ya..?"

him ; sunki.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang