Lembaran : Kisah Lalu - Hujan

89 21 2
                                    

Sore ini mungkin langit sedang ingin menumpahkan keluh nya namun tidak dengan kesah nya, karena hanya ada deras nya hujan tanpa ada gertakan dari guntur.

Cukup lama hujan menguyur Kota Kembang ini, mungkin semesta ingin memekarkan bunga desa di Kota.

Akhirnya gadis bernama Yaya itu menerobos hujan untuk sampai ke halte Bus di sebrang Pos Satpam Sekolah nya. Menggunakan tas nya sebagai pelindung agar tetesan air tidak mengenai kepala nya langsung.

"Hujan nya deres banget, Yaya gak bawa payung hmm." menatap langin yang belum juga berhenti menampakan awan hitam dan rintik air. Setelah sampai, ia duduk dengan mengeratkan jacket yang ia pakai, suhu Kota Bandung yang cukup dingin ditambah hujan lebat membuat suhu Kota ini semakin dingin.

Tidak berselang lama, hadir sosok pria dengan rambut yang basah. Pria itu menggerutu kesal karena hujan tak kunjung reda.

"Kapan reda nya sih, kalau hujan terus gimana gua mau pulang. Bunda juga, segala sita mobil lagi."

Yaya hanya memperhatikan pria didepan nya yang sedang bermonolog, menggrutu kesal. Yaya kenal pria tersebut, mereka satu kelas, namun Yaya belum terlalu akrab karena dia masih anak baru.

Dengan inisiative nya, Yaya menarik ujung hoodie yang di pakai pria tersebut, yang membuat nya menengok kearah belakang.

"Kenapa?" menatap bingung perempuan di belakang nya itu.

"Nana mending duduk aja dulu, dari pada berdiri terus nanti pegel kaki nya." ucap Yaya sambil tersenyum.

"Gak, gua lagi buru buru".membuat handphone nya dan mencari Kontak sang Bunda. Meletakan handphone nya di dekat telinga, lalu kembali menengok kearah Yaya. "Btw nama gua Naref bukan Nana".

Yaya hanya tersenyum mendengarnya, menurut Yaya, Nana sangat menggemaskan saat marah ataupun kesal.

Tidak berselang lama setelah percakapan singkat itu, ada Mobil berwarna hitam berhenti tepat di depan Yaya. Lalu kaca Mobil diturunkan dan terlihat perempuan dengan baju casual nya di kursi pengemudi.

Yaya berdiri dan berjalan mendekat kearah Mobil "Kok Alin yang jemput? Abang Jef kemana?"

"Kak Jeffrey gak bisa jemput, harus cek Restaurant. Cepet masuk, dingin njir."

Yaya pun masuk kedalam Mobil, sebelum menutup pintu ia menatap Naref "Nana! Yaya duluan ya. Jangan hujan hujanan nanti sakit". Melambaikan tangan nya dan tersenyum sangat lebar.

Naref pun menatap Yaya aneh, padahal sudah di bilang namanya bukan Nana, tapi tetap saja memanggil nya Nana.

"Dasar Aneh". kembali memperhatikan handphone nya.

Mobil berjalan dengan kecepatan sedang, dengan music ballad yang menenangkan.

"Alin kok boleh bawa Mobil? Kayaknya kemaren di omelin deh sama Ayah mu." menatap Alin dengan menyelidik.

Alianfansta Gerhan atau biasa di panggil Alin oleh Yaya namun di panggil Fansa oleh teman sekolah nya. Sahabat Yaya yang sangat banyak bicara, memiliki banyak crush tapi bukan pacar. Kalau di tanya kenapa gak pacaran sama salah satu nya? Kan mereka juga suka sama kamu?

Maka Alianfansta akan berkata "Gua gak bisa milih, Kamal si Ketua Futsal, Galuh si Ketua Osis, atau Deni si Gitaris Band Sekolah. Kenapa sih gua gak bisa milikin ketiga nya, kan gua gak bisa milih jadinya".

Lembaran : Kisah LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang