Sudah satu minggu Jane berada di Neo galaxy, sudah satu minggu juga ia bersembunyi di gubuk tua ini. membosankan
Jessie keluar dari kamarnya, ia memakai jubah hitam yang menutupi dari ujung kepala sama ujung kakinya
"Jane aku pergi dulu, kau jangan kemana-mana oke?"
Jane mengangguk lemas, "iya iya aku tak kan kemana-mana"
Jessie tersenyum senang, "good girl!"
"oke! aku pergi dulu. sampai jumpa!"
"ya, hati-hati!"
••••
"kau ini memang selalu lambat ya" sebuah suara mengehentikan langkah Jessie, ia berbalik guna melihat pemilik suara tersebut
seorang lelaki dengan kucing dipangkuannya tersenyum sinis. Jessie memiringkan kepalanya, "kau?"
lelaki itu memutar bola matanya, "hey kau melupakan ku? aku Nathan"
Jessie menepuk dahinya "ah iya aku ingat, bagaimana kabarmu?"
Nathan tersenyum, "baik mungkin? I think we should talk, aku punya banyak hal yang ingin dibicarakan"
Jessie menganggukkan kepalanya tanda setuju
"oke let's go!"
••••
"jadi?"
Jessie menghela nafas kasar, "aku tak tau harus melakukan apa lagi, bulan purnama sudah dekat dan Jane belum punya persiapan apa-apa"
Nathan meringis pelan, "ah iya benar bulan purnama berlangsung 2 minggu lagi"
keheningan terjadi diantara mereka
"ah Jessie, waktu itu aku mengajak Jane ke sini" seru Nathan tiba-tiba
Jessie mengangkat alisnya bingung, "oh ya? dia memang sempat cerita padaku. kau tidak melakukan sesuatu yang bodoh kan?"
Nathan menatap Jessie nyalang, "jahat sekali mulutmu, tentu tidak!. aku hanya mengajaknya berkunjung, lagipula Katty tampak menyukainya" ucapnya sembari mengelus Katty
Jessie bergidik ngeri, "tentu saja dia menyukainya. feromon Jane sangat memikat, aku tak yakin dia bisa bersembunyi lebih lama"
Nathan menghela nafas kasar, "ah ini membingungkan, para serigala dan vampir itu pasti akan mengetahui kehadiran Jane"
"mereka sudah mengetahuinya"
"APA??"
Jessie mendelik, "mereka sudah mengetahuinya Nathan"
"bagaimana bisa?"
"orang kepercayaan mereka membantuku membawa Jane ke neo galaxy"
"siapa?" tanya Nathan ragu
"Rosé dan Lisa" jawab Jessie singkat
Nathan mengangguk, "kau sudah bertemu salah satu dari mereka?"
Jessie memiringkan kepalanya bingung, "siapa yang kau maksud?"
"para bedebah sialan itu" jawab Nathan malas
Jessie tertawa pelan, "ya, aku bertemu satu vampire itu. ah siapa ya aku lupa, oh Devan kalau tidak salah"
Nathan tak merespon apapun, "dia bertanya sesuatu?"
Jessie menggeleng, "nope, dia hanya diam menatapku datar lalu pergi lagi tanpa mengucapkan sesuatu"
Nathan mengangguk pelan, "lalu kau bertemu siapa lagi?"
Jessie diam sejenak, "aku bertemu 'dia' Nathan"
"jangan bercanda Jessie!" desis Nathan
Jessie menggelengkan kepalanya, "aku tak bercanda. aku bertemu dengannya di hutan selatan, dia hanya menatapku sekilas lalu pergi"
Nathan tampak berpikir, "itu aneh, tak mungkin dia diam saja kan?"
"Jessie"
"ya?"
"kau masih memakai benda itu?"
"benda apa?"
"kalung pemberian ibumu, bodoh!"
"tentu, aku selalu memakai ini"
Nathan menjentikkan jarinya, "dia pasti tau!"
Jessie membulatkan matanya, bersamaan dengan seruan Nathan
"sial!"
••••
Jessie dan Nathan bergegas kembali ke gubuk tua
Nathan mendobrak pintu kayu itu, feromon milik Jane menyeruak memasuki indra penciuman mereka
"ah sial!" umpat Nathan lalu menutupi hidungnya
Jessie menggeram marah, "kenapa kau dobrak bodoh, para serigala dan vampire itu akan menciumnya"
Nathan tak mempedulikan gerutuan Jessie, pria itu berlari menyusuri setiap ruangan di gubuk tua itu, tapi nihil ia tak menemukan apapun
Bahu Nathan bergetar, "J-jessie?"
tubuh Jessie merosot kelantai, "sial, mereka berhasil menemukan Jane"
••••
"well, the real game is finally start"
pria itu membelai rahang Jane lembut, "aku tak pernah memohon pada siapapun, tapi kali ini, please be a good girl honey" ucapnya lalu mengecup bibir Jane
"it's gonna be an interesting game, isn't it Mrs. Ruby?" ia melirik kearah perempuan yang terbaring lemah tak sadarkan diri
pria itu menyesap gelas berisi cairan merah pekat, "see you very soon Mark, Theo and Nathan"
••••
To be continue