Kegiatan class meeting mulai dilaksanakan hari itu. Kegiatan-kegiatan itu telah dipersiapkan dengan baik oleh warga sekolah, terutama oleh pembina dan pengurus OSIS. Mulai dari persiapan administratif hingga persiapan sarana dan prasarana.
Segala sarana dan prasarana yang berkaitan dengan jenis kegiatan class meeting telah dipersiapkan dua hari sebelum pelaksanaannya. Panitia pertandingan olah raga, menyiapkan peralatan olah raga seperti bola voli, net, raket bulu tangkis, dan lain sebagainya. Begitu pula untuk kegiatan perlombaan seni telah dipersiapkan di dalam suatu ruangan.
Para peserta lomba terlihat begitu antusias untuk mengikuti perlombaan, termasuk Alifa. Alifa duduk di sebuah ruangan yang telah disediakan oleh panitia bersama para peserta lomba lainnya yang mengikuti bidang lomba masing-masing.
Elia Valentine, salah satu tenaga pengajar di sekolah itu. Dan hari itu ia bertugas sebagai MC yang memegang kendali agenda perlombaan. Suara mixropon pun terdengar menggema. Acara pertama yang dilaksanakan di pagi hari itu adalah lomba solo song. Sesuai dengan urutan abjad nama, Agnes berada pada urutan pertama, Alfan nomor urut kedua, dan Alifa nomor urut tiga kemudian dilanjutkan nomor urut peserta selanjutnya.
"Peserta lomba solo song yang akan tampil perdana adalah ... Agnes Mayang Sari perwakilan dari kelas 11 IPS 1."
Huuu! Suara tepuk tangan pun terdengar meriah memenuhi ruangan. Elia Valentine mempersilahkan Agnes untuk maju ke depan. Tatapan mata jalang disertai dekheman para siswa laki-laki itu ramai seketika saat Agnes melangkah menaiki panggung. Yah, begitulah umumnya kicauan para buaya yang tak pernah bisa melihat wajah glowing. Entah itu sekadar untuk hiburan atau memang begitulah sifatnya laki-laki? Tapi, tentunya tidak semua laki-laki, termasuk Alfan yang cuek dan dingin.
Agnes berjalan sambil melenggak-lenggokkan tubuh proporsionalnya. Ia mengibaskan rambutnya sambil tersenyum genit. Agnes memang memiliki paras cantik, dengan wajah bulat, hidung mancung, bibir mungil, serta bulu mata yang melentik bagai besi sembrani. Ia merasa senang akan pujian, karena ia selalu dikagumi oleh banyak laki-laki, hanya saja ia terlalu angkuh dan jual mahal. Karena di dalam hatinya hanya ada satu nama, yaitu Alfan. Meskipun selama ini Alfan tak pernah menggubrisnya.
"Semangat, Agnes!" Seru ketiga temannya juga seluruh penonton yang ada dalam ruangan. Agnes menyanyikan 3 buah lagu yang ditentukan oleh panitia lomba. Setelah menyanyikan lagu nasional dan lagu daerah, ia menyanyikan lagu bebas yang berjudul "Sebatas Mimpi" dari miliknya Nano Band.
Saat pertama ku dekati dirimu
Menuruti semua inginmu
Dan tiba waktumu ‘tuk beri jawaban
Ternyata kau anggap aku hanya temanBawalah aku ke dalam mimpimu
Aku takkan kecewakan kamu
Walaupun itu semua hanyalah sebatas mimpiAgnes bernyanyi dengan penuh penghayatan. Suaranya terdengar begitu indah dengan kesan cengkok yang menjadi ciri khasnya. Ia memilih lagu itu sebagai ungkapan dari perasaannya pada Alfan.
Bawalah aku ke dalam mimpimu
Aku takkan kecewakan kamu
Walaupun itu semua hanyalah sebatas mimpi"Terimakasih!" Ucap Agnes setelah menyelesaikan bait lagu terakhirnya.
"Baiklah, mari kita sambut peserta kedua dari kelas 11 IPA 1, yaitu Muhammad Alfan ...."
Suara Elia Valentine kembali menggema disertai sorak-sorai para penonton yang ada di dalam ruangan. Yang lebih didominasi oleh tepuk tangan dari siswa perempuan, yang tak lain adalah para fans Alfan. Sementara Alifa tercengang mendengar nama "Muhammad Alfan" diseru. Ia teringat kembali pada suara siswa laki-laki dan saputangan warna merah jambu itu. Oh, jadi itu orangnya? Tanyanya di dalam hati. Alifa tersenyum seraya terhipnotis dan terfana oleh ketampanan Alfan. Tak sadar kedua tangannya refleks, ia bertepuk tangan saat suasana mulai hening, saat tak ada seorang pun yang bertepuk tangan. Hal itu tentu membuat semua yang ada di dalam ruangan itu tercengang, termasuk Alfan. Namun, di dalam hatinya Alfan merasa berbunga-bunga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lika-liku di Balik Lampu Hijau
Teen FictionTentang kita ❤️ Kisah cinta tak direstui Restu ini belum kita dapatkan mungkin karena orang tua belum tahu yang sebenarnya. Kita hanya perlu membuat semuanya jelas agar mereka paham apa yang kita rasakan. Kebahagiaan yang didapatkan dengan perjuang...