bab 3-pria itu-

5 0 0
                                    

Memakai setelan jas hitam rapih, sepatu hitam yang mengkilap, serta tas dan payung hitam, pria misterius  dengan mata tajam, alis tebal serta hidung mancungnya itu berjalan angkuh kedalam salah satu unit didalam gedung apartemen mewah tengah kota.

Suasana sepi tengah malam menyelimuti ruangan saat itu, dua orang yang saling menatap dengan mata penuh benci menambah suasana tegang disana.

"lo kira lo bisa lari dari gw?" Pria berpayung itu tersenyum remeh. Menatap satu persatu barang mewah yang ada didalam ruangan, pria itu perlahan berjalan mendekati lawan bicaranya yang berada ditengah ruangan.

Menyentuh tiap-tiap barang dengan ujung payungnya yang menyebabkan suara dentingan penuh amarah.

tuk tuk tuk tuk

"-gw udah jauh-jauh dateng dari masa depan, masa cuman disuguhin tatapan marah gitu sih?"

tuk. tuk. tuk.

suara ujung payung pria itu semakin melambat. Suara dentingan yang semakin memprovokasi sang lawan bicara.

Prank.

"eits jangan dilempar dulu, dialog pembuka gw belom dimulai." Dengan cepat ia menghindar dari lemparan vas.

tuk tuk

"lo tau? takdir lo tuh sebenernya udah bagus. Hidup mewah bahagia, punya relasi yang setia, anak istri yang ada disamping lo, dan bahkan dalam 10 tahun kedepan lo jadi orang yang cukup berpengaruh dikota,-" Berjalan membelakangi sang lawan bicara, sambil mengamati jam yang terpasang di ujung ruangan.

Pria itu berhenti dan terlihat mengatur ulang jam ditangannya. 

"-tapi lo ga sabaran dan serakah."

click

"satu hentikan jari, untuk satu pemberhentian waktu." Dengan sekejap waktu didunia langsung terhenti, namun tidak dengan dua orang diruangan itu.

Sang lawan bicara berelari menuju jendela untuk melihat apa yang terjadi, sungguh terkejut ketika ia melihat waktu dunia benar-benar terhenti.

"AA-APA YANG LO LAKUIN?!!" murka sang lawan bicara dengan melempar barang terdekat lainnya sebagai pembelaan diri. 

Tentu, pria itu mengelak dengan sangat cepat dan langsung berada dibelakang lawan bicaranya itu. Lemparan sang lawan mulai menyulut emosi pria misterius itu.

Berjalan menjauh dari sang lawan munju kepintu utama.

"membunuh anak sendiri dengan racun dan menyalahkan asisten dapur agar dapat membangun simpati para relasi." 

Prank.

Prank. Satu persatu barang diruangan itu mulai pecah tiap fakta yang terlontarkan.

"-memanfaatkan istri yang depresi berat setelah kematian putra tunggalnya sendiri lalu membunuhnya, membuat seperti kasus bunuh diri."

Prank. 

Prank.

Prank.

Satu persatu lampu diruangan itupun mulai pecah

"menarik simpati petinggi-petinggi dengan mengadu domba, membuat diri menjadi pihak pembela."

boom. Terdengasr ledakan dari arah dapur

Lawan bicaranya itu mulai  gemetaran dan terduduk lemas.

"membunuh orang-orang yang terlihat menghalangi jalan, disaat mereka tidak bersalah sama sekali.."

Pria itu berbalik dan menatap lawan bicaranya.

"-waw, bahkan setanpun tidak melakukan hal itu." 

Lawan bicaranya itu terduduk dan bersujud disepatu pria misterius , "maaf, maafkan saya. tolong beri saya kesempatan."

"-maafkan saya. Saya ingin hidup."

Pria itu hanya tersenyum sinis,menunduk dan mengelus kepala lawannya "mereka yang menjadi korbanmu pun ingin hidup."

"-satu jentikan lagi untuk kematianmu, ingin permohonan terakhir?" lawannya hanya bisa menangis dan memohon pengampunan.

"kematian akibat bunuh diri dengan pistol. lalu ada catatan depresi, pengakuan pembunuhan, serta asetmu akan digunakaan untuk para korban, cukup adil." Pria itu berjalan keluar  meninggalkan lawannya yang masih sendirian menangis memhon ampun.

Click

"satu jentikan untuk kematian yang adil dan pengembalian waktu."

detik selanjutnya waktu berjalan normal kembali, dan sang lawan bicara mati dengan cara setimpal dengan perbuatannya.




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Malvin dan KisahnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang