By Ageha Haruna.
Dilarang copas seluruh atau sebagian cerita ini.
Kamu cantik, kamu baik by Lyla.
.
.
Getar ponsel disaku celana mengalihkan fokus Dylan dari sosok yang ada didepannya. Pemuda tampan yang sejak tadi mencuri-curi pandang kearahnya sekarang menyembunyikan seulas senyum dengan berpura-pura menunduk sok sibuk dengan ponselnya.
Dylan tersenyum manis. Firman terlihat lebih tampan di saat tersenyum ketimbang memasang wajah datar dan jutek yang entah kenapa berefek fantatis hingga banyak gadis-gadis mengerubunginya.
Bagaimana Dylan tau jika Firman selalu mencuri pandang kearahnya? Hee, tentu saja Dylan tau, di tatap intens oleh seseorang, siapapun itu pasti bisa merasakannya. Apalagi sebuah tatapan yang terasa langsung menusuk dan melubangi kepalanya. Okey, itu memang berlebihan. Tapi tetap saja bola mata sehitam malam itu selalu sukses membuatnya bingung dan berdebar.
Senyum yang tak bisa Dylan tahan terukir saat melihat ponsel pintarnya. Sebuah notifications yang berasal dari jejaring sosial yang dia ikuti. Akhirnya setelah beberapa lama ada yang membalas postnya. Sedikit sedih karena orang-orang mengabaikannya dan malah meramaikan post lainnya. Ah, disitu kadang Dylan merasa sedih.
(lanjutannya lewat PM ya...)
Dylan mengulum bibir pelan. Tangannya bergerak guna membalas.
''Dari siapa?''
Suara berat membuat Dylan buru-buru mengangkat wajah, hanya untuk mendapati jika Firman tengah memandangnya tajam. Dalam bias hitam yang terpantul, salahkah jika Dylan melihat kilat kecemburuan walaupun sudah ditutupi dengan wajah dingin khas Firman.
''He?'' Dylan memiringkan wajahnya, menyangga dengan tangan kiri dan menatap langsung pada manik Firman. Senyum tipis tak lupa tersemat di bibir mungilnya.
''Dari siapa?'' bisik Firman. Helaian poni menutupi pandangan Dylan saat Firman memilih menunduk. Dylan mengulum bibirnya lagi.
''Ah, bukan dari siapa-siapa...'' Dylan mengibaskan tangannya pelan, menyenangkan sekali melihat Firman yang biasanya bersikap dingin jadi salah tingkah seperti ini. Ah, mungkin Dylan mulai ketularan sifat Clara yang jailnya minta ampun. Tapi hal itu tak berlangsung lama, suara geraman Firman membuatnya bergidik. Bukannya dia tidak ingin memberi tahu dari siapa itu, tapi dia tidak bisa. Entahlah dia tidak ingin Firman tau rahasia terdalamnya, rahasia jika dirinya berbeda dengan laki-laki kebanyakan.
Dylan tidak bisa membayangkan Firman menjauh darinya, memandang jijik seperti seseorang yang perlu di kasihani. No, Dylan tidak mau itu semua terjadi. Tapi anehnya Dylan ingin Firman menerima perbedaannya tanpa repot-repot menceritakan semua.
Sosok yang baru pertama kali dia sapa dan kini berada didepannya itu mengaduk-ngaduk minumannya dengan kesal, pandangannya menajam, seolah ingin mendidihkan minuman hanya dengan sinar matanya. ''Aku pergi.''
Bunyi kursi yang di seret membuat Reza dan Clara menoleh seketika. ''Ada apa?'' tanya Clara entah pada siapa dan Reza menggeleng sebagai jawaban.
''PMS, biasa...''
''Dasar kau ini,'' bentak Clara bahkan masih sempat-sempatnya gadis itu menempeleng pelan kepala Reza dengan PSP yang ada ditangannya.
''Issh, sakit tau,'' desis Reza kesal. ''Eh, lho. Mau kemana, Lan?'' tanyanya bingung saat melihat Dylan yang bangkit berdiri.
Dylan tak menjawab, ia berlari mengejar Firman yang sudah menghilang entah kemana. Dasar, apa sih maunya lelaki itu. Selalu saja membuatnya berharap lebih seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherry Boy by ageha haruna
RomanceIni adalah kisah terlarang dari dua anak manusia. Bukan karena mereka berbeda keyakinan ataupun salah satunya makhluk astral. Tapi lebih rumit dari itu. Mereka sejenis. Ya, mereka sama-sama lelaki. Namanya Firman dan Dylan. Mereka tidak saling meng...