"Judith."
"Baik, Pak. Windy segera kesana, membawakan dokumen kontrak yang Anda butuhkan."
"Judith."
"Silahkan ke ruang rapat lantai dua, Beth sudah bersiap duluan, menunggu Anda di sana."
"Judith."
"Laporan keuangan bulan ini sudah saya serahkan ke Joshua, kalau ada yang kurang berkenan, langsung tanyakan padanya."
"Judith."
"Untuk acara pembukaan di Hotel Permata Asri jam dua, sesuai permintaan Anda, Anna yang akan menemani Anda kesana."
"JUDITH!"
Ok, apalagi—aku sudah melakukan segala tugasku dengan sangat sempurna, tidak ada satu pun yang terlewat, seharusnya tidak ada masalah, kecuali ....
"Apa kau sedang menghindariku?" tanyanya, hm, instingnya bagus juga.
Aku tersenyum simpul. "Tidak, Pak." Aku hanya membuat semua sekretaris di kantornya mewakiliku menemaninya. Tanpaku nanti, Beth, Joshua, Windy, dan Anna harus terbiasa mengikuti segala kesibukan Wakil Presdir.
Mulai dari menyesuaikan jam kerja mereka dengan jadwal harian Wakil Presdir, sampai mengajari mereka detail kecil yang perlu mereka perhatikan, seperti—
"Kau—"
"Sebelum makan malam hari ini, saya sudah menyuruh Beth membeli obat pencernaan untuk jaga-jaga. Windy juga akan membelikan Anda kopi untuk Anda minum di perjalanan nanti supaya Anda tidak begitu terlihat lelah. Joshua sekarang sedang memastikan siapa-siapa saja yang datang ke pertemuan itu, daftarnya akan segera dia bawakan. Dan, Anna, apa sebaiknya, dia yang menemani Anda?" jelasku, membuat Wakil Presdir kehilangan kata-kata.
"Tanggal berapa sekarang?" dia melupakannya lagi rupanya. "Tanggal 13 bulan 4, Pak," jawabku, seperti tahun lalu, akan ada acara makan malam, yang wajib dia hadiri, biasanya aku selalu menemaninya, tapi tahun ini sudah ada Anna, jadi—
"Kenapa bukan kau?"
Eh, deg, kendalikan dirimu Judith.
"Maaf, Pak," ucapku, "Maaf kalau saya ikut campur, tapi, kalau Anda berencana untuk memiliki hubungan yang serius dengan Anna, bukannya sebaiknya dia mulai mengenal sisi Anda yang lain." Pertemuan malam ini sebenarnya termasuk agenda pribadi, karena ini tentang menemui langsung para petinggi perusahaan yang tak lain tak bukan adalah keluarga terdekat Wakil Presdir.
"Tidak perlu, Gadis Biskuit tidak harus ikut melaluinya juga," sambungnya, pertemuan tiap tahun ini selalu mengerikan bagi siapa saja yang menghadirinya, selalu.
Saking mengerikannya, neraka mungkin terlihat jauh lebih baik. Tapi, tunggu dulu—
Jadi saya? Saya dibiarkan melaluinya? Kok, kesal yah, huh.
"Lebih baik, aku datang tanpa pendamping," ucapnya, tumben, eh tidak deng—
Dia melirikku, kurasa dia sedang mengkode minta kesediaanku, cih, wajah tampanmu tidak akan mempan kali ini, aku tersenyum licik. "Baik, Pak," jawabku cepat, "Akan saya sampaikan kalau Bapak akan datang sendiri ke pertemuan tersebut," lanjutku, menolak mentah-mentah, rasain tuh.
"Judith."
Dia menatapku, apa lagi?
"Aku minta maaf," ucapnya, aku terdiam cukup lama.
Kenapa permintaan maafnya ini sama sekali tidak melegakanku?
Ah, iya, biar kutebak, mungkin dia sebenarnya ingin berterima kasih karena Anna sudah balik kerja seperti sedia kala. Dia hanya peduli pada Anna, hanya padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Resign From You
RomanceSetelah mengumpulkan keberanian untuk resign akibat cinta bertepuk sebelah tangan dengan bosnya, Judith malah diminta memundurkan jadwal resign dan membantu cinta pertama sang Bos yang baru direkrut. Judith akhirnya menyetujui dengan satu syarat...
Wattpad Original
Ada 5 bab gratis lagi